Medan - Sumatera Utara yang pernah terpatri sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia setelah Jawa dan Bali kini memperkaya destinasi dengan telah dimilikinya kawasan wisata bahari Siba Island yang berada di kawasan Teluk Pelabuhan Belawan.
Obyek wisata bahari yang diharapkan menjadi salah satu ikon pariwisata Sumut itu akan menjadi produk menarik bila dikelola dengan baik sesuai konsep universal kepariwisataan, kata Ketua DPD ASITA Sumut, Solahuddin Nasution, SE, MSP kepada ANTARA Sumut di Medan, Minggu.
Ketua ASITA dan para anggota asosiasi perusahaan perjalanan itu bekerja sama dengan perusahaan penerbangan Sriwiajaya Air dan pihak pengelola mengunjungi Siba Island, Sabtu (20/6) bersamaan dengan kunjungan penerima Award Pariwisata, Letjen (Purn) TB Silalahi dan Bupati Deli Serdang, Drs. H. Amri Tambunan.
Ia menambahkan, tekad pengelola Siba Island, H Syarifuddin Siba, SH, MHum membangun kawasan wisata Bahari itu wajar diapresiasi secara khusus, namun yang bersangkutan harus menentukan kebijakan pengembangan obyek itu hingga jelas pasar turis yang akan digarap.
Menurut dia, secara universal sebuah obyek wisata harus bisa menjawab pertanyaan "apa yang akan dilihat, apa yang akan dibeli dan apa yang akan dijual dari suatu distinasi, karena itu pemilik Siba Island harus bisa menentukan segmen wisatawan yang akan digarap.
Dari Belawan
Siba Island dengan areal seluas 14 hektare lebih bisa dicapai dari Pelabuhan Belawan dengan kapal atau speedboad sekitar 15 menit perjalanan atau dari Desa Baharu, Hamparan Perak yang termasuk wilayah Kabupaten Deli Serdang meski di pinggiran Kota Medan bisa pula dicapai menelusuri Sungai Belawan sekitar 20 menit pelayaran.
Sebagai kawasan yang sedang dalam pembangunan di Siba Island telah tersedia penginapan sebanyak 20 unit dari 100 unit kamar hotel (cottage) yang direncanakan serta restoran, ruangan pertemuan untuk 400 orang, sarana jet sky, power boating, sepeda air dan dragon boat.
Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Budaya, Surya Yuga mengharapkan kawasan itu bisa dibangun secara terencana dan dikelola dengan baik sesuai kultur masyarakat yang tercermin dari berbagai nuansa Melayu sesuai keberadaan pulau tersebut.
Sehubungan itu, pemilik harus memiliki konsep yang jelas dengan daya tarik yang jelas pula serta berbeda dari obyek lain, sehingga memiliki keunggulan kompetitif yang akhirnya menjadi pendorong datangnya wisatawan ke obyek tersebut.
Pengelolaan yang salah dari obyek sejenis yang terjadi di daerah lain jangan sampai terulang di Siba Island selagi pembangunan kawasan wisata bahari itu belum rampung, termasuk dalam menyiapkan aksesbilitas oleh pengelola maupun pemerintah, tambahnya.
Menurut pengusaha obyek itu, Syarifudin Siba, pembangunan kawasan wisata tersebut merupakan bagian dari paket pembangunan obyek wisata agro yang berlokasi di Hamparan Perak yang kesemuanya menjadi bagian dari cita-citanya membangun desa kelahiran.
Mengenai investasi yang sudah dikucurkan dalam mewujudkan ambisinya itu, ia mengatakan tidak pernah menghitungnya karena kalau itu dilakukan berarti mengekang dirinya untuk mengabdi kepada masyarakat. "Sebab perhitungan akan menjurus pada 'untung dan rugi'," katanya.
TB Silalahi yang juga kerabat Kesultanan Deli dengan gelar Datuk Panglima Payung Negeri memuji ikhtiar yang dilakukan tokoh muda Melayu itu dan melukiskannya sebagai orang "gila" sebagaimana dulu ia juga pernah dikatakan "orang gila".
"Saya ketika membangun pendidikan dan fasilitas wisata di Tanah Batak dulu juga dikatakan gila, tetapi setelah melihat ide dan pekerjaan gila itu berhasil baru pujian datang dari berbagai pihak, begitu pula hendaknya Syarifudin Siba nanti," katanya. (ant)
Sumber: http://www.analisadaily.com
Obyek wisata bahari yang diharapkan menjadi salah satu ikon pariwisata Sumut itu akan menjadi produk menarik bila dikelola dengan baik sesuai konsep universal kepariwisataan, kata Ketua DPD ASITA Sumut, Solahuddin Nasution, SE, MSP kepada ANTARA Sumut di Medan, Minggu.
Ketua ASITA dan para anggota asosiasi perusahaan perjalanan itu bekerja sama dengan perusahaan penerbangan Sriwiajaya Air dan pihak pengelola mengunjungi Siba Island, Sabtu (20/6) bersamaan dengan kunjungan penerima Award Pariwisata, Letjen (Purn) TB Silalahi dan Bupati Deli Serdang, Drs. H. Amri Tambunan.
Ia menambahkan, tekad pengelola Siba Island, H Syarifuddin Siba, SH, MHum membangun kawasan wisata Bahari itu wajar diapresiasi secara khusus, namun yang bersangkutan harus menentukan kebijakan pengembangan obyek itu hingga jelas pasar turis yang akan digarap.
Menurut dia, secara universal sebuah obyek wisata harus bisa menjawab pertanyaan "apa yang akan dilihat, apa yang akan dibeli dan apa yang akan dijual dari suatu distinasi, karena itu pemilik Siba Island harus bisa menentukan segmen wisatawan yang akan digarap.
Dari Belawan
Siba Island dengan areal seluas 14 hektare lebih bisa dicapai dari Pelabuhan Belawan dengan kapal atau speedboad sekitar 15 menit perjalanan atau dari Desa Baharu, Hamparan Perak yang termasuk wilayah Kabupaten Deli Serdang meski di pinggiran Kota Medan bisa pula dicapai menelusuri Sungai Belawan sekitar 20 menit pelayaran.
Sebagai kawasan yang sedang dalam pembangunan di Siba Island telah tersedia penginapan sebanyak 20 unit dari 100 unit kamar hotel (cottage) yang direncanakan serta restoran, ruangan pertemuan untuk 400 orang, sarana jet sky, power boating, sepeda air dan dragon boat.
Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Budaya, Surya Yuga mengharapkan kawasan itu bisa dibangun secara terencana dan dikelola dengan baik sesuai kultur masyarakat yang tercermin dari berbagai nuansa Melayu sesuai keberadaan pulau tersebut.
Sehubungan itu, pemilik harus memiliki konsep yang jelas dengan daya tarik yang jelas pula serta berbeda dari obyek lain, sehingga memiliki keunggulan kompetitif yang akhirnya menjadi pendorong datangnya wisatawan ke obyek tersebut.
Pengelolaan yang salah dari obyek sejenis yang terjadi di daerah lain jangan sampai terulang di Siba Island selagi pembangunan kawasan wisata bahari itu belum rampung, termasuk dalam menyiapkan aksesbilitas oleh pengelola maupun pemerintah, tambahnya.
Menurut pengusaha obyek itu, Syarifudin Siba, pembangunan kawasan wisata tersebut merupakan bagian dari paket pembangunan obyek wisata agro yang berlokasi di Hamparan Perak yang kesemuanya menjadi bagian dari cita-citanya membangun desa kelahiran.
Mengenai investasi yang sudah dikucurkan dalam mewujudkan ambisinya itu, ia mengatakan tidak pernah menghitungnya karena kalau itu dilakukan berarti mengekang dirinya untuk mengabdi kepada masyarakat. "Sebab perhitungan akan menjurus pada 'untung dan rugi'," katanya.
TB Silalahi yang juga kerabat Kesultanan Deli dengan gelar Datuk Panglima Payung Negeri memuji ikhtiar yang dilakukan tokoh muda Melayu itu dan melukiskannya sebagai orang "gila" sebagaimana dulu ia juga pernah dikatakan "orang gila".
"Saya ketika membangun pendidikan dan fasilitas wisata di Tanah Batak dulu juga dikatakan gila, tetapi setelah melihat ide dan pekerjaan gila itu berhasil baru pujian datang dari berbagai pihak, begitu pula hendaknya Syarifudin Siba nanti," katanya. (ant)
Sumber: http://www.analisadaily.com