Tampilkan postingan dengan label Wisata Belanja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Belanja. Tampilkan semua postingan

Sulaman Kapalo Samek Nan Memikat


Meskipun perkembangan zaman dan fashion terus bergulir, karya seni Sumbar tetap tak ada matinya. Sebut saja karya seni tenunan silungkang, bordir, serta sulaman khas berbagai daerah, yang siap menjadi sumber inspirasi fashion masa kini.

Berangkat dari karya seni Minangkabau itulah designer kondang Sumbar Fomalhaut Zamel mencoba meretas mahakarya busana, dengan memadukan salah satu sulaman khas Pariaman, yaitu sulaman kapalo samek dan benang emas Nareh, bekerjasama dengan Ibu Wali Kota Pariaman Reni Mukhlis.

“Melihat hasil sulaman pengrajin sulaman Kota Pariaman sungguh memukau, saya jadi tertarik untuk padukan dengan koleksi busana terbaru saya kebaya dipadukan dengan gaya kimono khas China,” jelas Fomal.

Di atas bahan dasar satin sutera, Fomal yang didukung penuh oleh Reni Mukhlis ini bekerjasama dengan pengrajin sulaman kapalo samek dan benang emas Nareh Kota Pariaman, sehingga sulaman yang dihasilkan pada busana lebih kental dan nuansa khas Kota Pariaman jadi lebih lekat.
”Apalagi melihat semangat Buk Reni yang luar biasa, saya jadi lebih semangat juga menyelesaikan busana ini,” katanya yang mengambil warna hitam, agar sulaman lebih menonjol.

”Warna busana juga bisa disesuaikan dengan keinginan, tapi sebaiknya ambil warna-warna lembut. Jenis busana juga tak usah terpaku pada kebaya, apapun busananya tetap indah,” ulasnya.

Untuk busana pria, Fomal juga mencoba memadukan hasil sulaman pengrajin sulaman kapalo samek Kota Pariaman. Inspirasinya muncul ketika Fomal melihat busana silat tradisional Minangkabau.

Fomal juga mengaku sangat bangga dan berterima kasih kepada Vita Gamawan yang memberi apresiasi positif terhadap karya seni Minangkabau. (*)

Sumber : http://www.padang-today.com

Bergoyang di Rumah Rakit Sungai Musi

Oleh: Soesetyowati

Udara mulai terasa panas meski belum menyengat. Arloji masih menunjukkan angka 09.00 WIB. Dan malam sebelumnya hujan mengguyur dengan derasnya membasahi kota Palembang Sumatera Selatan, tetapi di hari Minggu itu, sisa-sisa kesejukan malam hari tidak lagi tersisa. Meski demikian, tidak menyurutkan minat kami untuk mencoba merasakan sensasi, menikmati pemandangan alam dengan menyusuri aliran Sungai Musi, sebuah tempat yang namanya sangat internasional. Kami sebut sensasi, karena untuk menyusur sungai tersebut, kami berkesempatan naik Kapal Patroli Polisi, suatu yang barangkali langka bagi kami. Sebagai obyek wisata sebetulnya banyak perahu (ketek), rakit bahkan kapal yang disewakan. Ongkos sekali sewa Rp 50 ribu untuk 6 orang, sementara jika naik kapal per orang ditarik antara Rp 30 ribu hingga 70 ribu, tergantung jarak yang ditempuh. Berangkat dari Pos Sungai Lais, menyusur sungai sekitar 10 km, melewati Pasar 16 Ilir, Gudang garam pelabuhan rakyat, Dermaga Boom Baru, Pulau Kemaro, Sungai Gerong, Pulau Silahnama. Dari atas kapal kami bisa melihat pemukiman penduduk seperti Rumah Rakit, pabrik PT. Pusri, Pertamina, Daerah Bagus Kuning, Masjid Lawang Kidul, Masjid Ki Merogan, Banteng Kuto Besak dan Jembatan Ampera. Dengan laju cukup cepat, kapal melewati ’’ketek’’ (perahu kecil), serta rumah-rumah rakit yang bertebaran di Sungai dengan lebar sekitar satu kilometer dan panjang kurang lebih 460 km. Rumah-rumah rakit menutup sebagian aliran sungai, semakin ke daratan berdiri rumah berbentuk panggung yang diperkirakan menempati lahan satu km di kanan dan satu km di kiri sungai.


Di pinggir Sungai Musi
Sumber Foto: WeLcoME To mY L!Fe..

’Barangkali kalau diukur, lebar Sungai Musi tidak hanya satu kilometer tapi bisa 3 km. Siapa tahu rumah panggung itu dulu terma­suk pinggiran sungai’’, kata AKP Bam­bang Widarto, pemandu sekaligus kapten kapal.

Rumah - rumah rakit berjejar di pinggir aliran sungai. Bentuknya ada yang sederhana dan tua, ada pula yang masih baru dengan bangunan penuh ukir-ukiran khas Palembang. Rumah rakit yang sudah ada sejak zaman dahulu kala itu, ada yang ditempati keluarga dan digunakan sebagai tempat tinggal, tetapi ada pula yang dimiliki sebagai rumah istirahat. Pemiliknya bertempat tinggal di kota Palembang serta kota lain. Rumah hanya ditempati pada hari minggu atau libur bersama keluarga dan kolega.

Tertarik melihat rumah rakit, kami berhenti dan masuk ke dalam satu rumah yang tergolong baru. Rumah kosong milik keluarga Hanafi, berada di dekat jembatan Ampera. Luas rumah sekitar 40 meter persegi, dengan pembagian, ruang tamu, sebuah kamar tidur, sebuah dapur, sebuah kamar mandi, serta teras kecil di depan, samping dan di belakang rumah.

Rumah Rakit
Sumber Foto: Hedge Wind

Tidak ada furniture, baik di ruang tamu (ruang santai) atau ruang tidur, sebagai gantinya digelar lampit (tikar dari bahan bambu yang agak tebal) yang dipakai sebagai alas tempat duduk atau pun tidur. Ada meja kecil untuk ditempatkan televisi di pojok ruang santai, sebuah kulkas serta sebuah mesin cuci. Tinggi plafon sekitar 2 meteran, dan semua bangunan terbuat dari kayu. Yang menarik, meski berada di atas aliran sungai, udara terasa hangat, dan bergoyang-goyang. Untuk mandi dan minum keluarga tersebut membeli air bersih yang memang ditawarkan.

Berbeda dengan rumah rakit milik penduduk yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Untuk aktivitas MCK serta minum sebagian mereka mengambilnya langsung dari sungai yang berada di bawahnya. Itu bisa dilihat daro akitivitas mulai anak-anak hingga orang dewasa. Sejumlah anak-anak bertelanjang dengan riangnya berenang dan bermain dalam air di samping rumah mereka.

Selain sebagai tempat tinggal ada pula yang difungsikan untuk warung makan, bahkan toko kelontong. Di pagi hari, para ibu yang enggan berbelanja ke pasar di darat, di sekitar rumah rakit terdapat rakit - rakit berisi pedagang sayuran dan ikan dan kebutuhan harian lainnya. Saat berbelanja pembeli juga naik rakit.

Anak-anak sedang bermain di Sungai Musi
Sumber Foto:
icung_swj

’’Siapa pun diperbolehkan mendirikan rumah rakit di pinggir Sungai Musi asal meminta izin terlebih dahulu ke Pemda. Saat ini diperkirakan terdapat lebih kurang 300 rumah rakit. Dan itu dilestarikan Pemda sebagai salah satu obyek wisata Sungai Musi yang dijual ke wisatawan’’, kata Bambang tentang banyaknya rumah rakit di pinggir aliran sungai itu.

Ketika ditanya, jika masyarakat dibiarkan semaunya mendirikan rumah di aliran sungai, nantinya menutup sungai Musi. Padahal aktivitas pelayaran masih jadi andalan, Bambang menyebut, barangkali ada perda yang mengatur.

”Saya kurang begitu paham aturan pemda, yang saya tahu rumah rakit dilestarikan dan dijual kepada wisatawan sebagai bagian kekayaan Sungai Musi’’, katanya.

Jembatan Ampera

Kurang lengkap rasanya tanpa membahas ’’kon’’ kota Palembang ’’Jembatan Ampera’’ . Jembatan ini menyatukan dua daratan di Kota Palembang ’’Seberang Ulu dan Seberang Ilir’’. Ide membuat jembatan sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya.

Jembatan Ampera di malam hari
Sumber Foto:
Raxzanema Photos

Jembatan dibangun mulai April 1962 dan selesai Mei 1965 dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, posisinya di pusat kota, terdapat boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu (sering digunakan untuk acara pergelaran musik terbuka). Biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200). Jembatan dengan konstruksi baja yang diperkuat kawat baja itu, memiliki panjang 1.100 meter dengan lebar 22 meter. Keenam kakinya, dipancang sedalam 75 meter. Bagian atasnya, terdapat dua menara setinggi 75 meter dengan jarak bentang antar-menara 71,5 meter. Ketinggian bentang jembatan dari air 11,5 meter saat air surut dan 8 meter saat pasang naik itu dapat diangkat ketika akan dilalui kapal. Ketika awal penggunaannya, jembatan bisa dibaikkan, saat bentang diangkat, ketinggiannya dari air mencapai 63 meter. Kapal yang dapat melaluinya berukuran tinggi 9 meter-44,5 meter dan lebar 60 meter. Untuk mengangkat bentang jembatan seberat 994 ton, ditempatkanlah bandul yang masing-masing seberat 450 ton di kedua menara. Kecepatan angkatnya mencapai 10 meter per detik. Namun pada perkembangannya, jembatan tidak bisa lagi diangkat, peralatannya sudah lama rusak.

Benteng Kuto Besak

Masih dari atas sungai, sebuah benteng peninggalan Belanda terlihat dengan megahnya. Benteng ini dibangun selama 17 tahun (1780-1797 M). Sebagaimana umumnya bangunan benteng pada masa lalu, tempat yang kemudian dikenal dengan nama ”Benteng Kuto Besak” (BKB) ini dulu diba­ngun di atas pulau. Lahan tempatnya berdiri dikelilingi sungai. Yaitu, Sungai Kapuran (kini, alirannya merupakan bagian Jl. Merdeka, setelah ditimbun Pemerintahan Belanda sekitar tahun 1930-an), Sungai Musi di bagian utara, Sungai Sekanak di bagian barat; dan Sungai Tengkuruk di bagian timur.

Bangunan ini menggunakan bahan batu dan semen (batu kapur serta bubuk tumbukan kulit kerang). Konon, sebagai bahan penguat tambahan, digunakan pula putih telur dan rebusan tulang serta kulit sapi dan kerbau. Benteng berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 290 meter, lebar 180 meter, dan tinggi 6,60 meter-7,20 meter. Di keempat sudutnya, terdapat empat bastion (buluarti) untuk menempatkan meriam. Sesuai dengan posisinya yang dikelilingi sungai, BKB memiliki empat pintu. Yaitu, pintu utama yang menghadap Sungai Musi dan tiga pintu lain, yang masing-masing menghadap Sungai Tengkuruk, Sungai Kapuran, dan Sungai Sekanak. Kekokohan dan kemegahan Benteng hanya bisa dilihat dari sungai, karena tempat itu kini dipakai seabgai asrama tentara.

Wisata Kuliner

Pempek, mie celok, pindang meranjat, adalah makanan khas kota tersebut. Sama seperti menyebut bandeng presto, lunpia, soto atau mie Jowo ketika orang berada di Semarang. Maka wisata kuliner pun kami lakukan, khususnya dalam rangka mencoba beberapa restoran dengan menu yang sama. Pindang meranjat, menjadi tujuan pertama karena merupakan hal baru bagi kami. Pindang berisi irisan ikan patin dengan kuah berwarna merah rasanya segar pedas, manis, dan asam. Ada restoran Sri Melayu, Bu Ucha dan warung Musi Rawas, ketiganya menawarkan pindang meranjat sebagai menu andalan.

Pindang Iga di warung Musi Rawas
Sumber Foto:
Martin Manurung

Cara penyajian di tiga restoran itu sama seperti ketika kita makan di restoran Padang. Semua lauk diatur di atas meja.

Palembang kota pempek, memang betul. Rumah makan, atau warung penjual pempek tersebar hampir di semua tempat. Persaingan yang ketat menjadikan para penjual ini sangat cerdik, terutama ketika melayani pesanan yang akan dikirim ke luar Palembang.

Mereka menciptakan bentukan dan kemasan yang bisa tahan berhari-hari. Pempek Noni misalnya, bulatan yang terbuat dari ikan ini lumayan besar, dibungkus tepung dan saos dibuat kering. Produk Tience lain lagi.

Dia membuat bulatan pempek yang kecil-kecil, dikemas dalam plastik sedang lengkap dengan bumbu kemudian dibungkus lagi dengan kertas koran yang tebal. Pak Raden atau Selamat, menjadi pilihan lain. Sama-sama enaknya, terutama campuran saosnya, yang Yummy.

Empek-empek asli Palembang
Sumber Foto:
Herman Saksono

Legenda Siti Fatimah-Tan Bun An

JIKA di Jawa ada kisah tentang cinta Roro Mendut -Pranacitra yang dirampas oleh Patih Wiraguna, maka Palembang memiliki legenda cinta Siti Fatimah anak Raja Palembang, Mahmud Bahanuddin II dengan Pangeran dari Negeri China, Tan Bun An. Menurut legenda, saat melamar Siti Fatimah Raja meminta Tan Bun An menyerahkan mas kawin, barang-barang berharga.

Tan Bun An pulang ke tanah leluhurnya untuk membawa kembali emas dan barang berharga lainnya ke tanah Palembang. Karena takut barangnya dirampok, dia meletakkannya dalam guci-guci yang di bagian atasnya ditutup sayur-mayur. Melihat yang dibawa sayur mayur, Raja murka dan Tan Bun An diusir dari Palembang, karena sedih pangeran ini menceburkan dirinya di Sungai Musi. Mendengar kekasihnya meninggal, Siti Fatimah menyusul menceburkan dirinya ke sungai itu pula. Keajaiban terjadi, di tengah sungai muncul dua gundukan tanah yang menonjol di antara gundukan lebar membentuk pulau. Gundukan yang menonjol itu diyakini penduduk sebagai jasad kedua sejoli yang muncul dari dasar sungai.

Pertunjukan yang mengisahkan Legenda cinta Siti Fatimah anak Raja Palembang, Mahmud Bahanuddin II dengan Pangeran dari Negeri China, Tan Bun An.
Sumber Foto:
ryo.esha

Pulau itu dinamakan Kemaro, berada di hilir Sungai Musi luasnya sekitar 5 ha. Di atasnya, kini berdiri sebuah kelenteng Hok Ceng Bio yang mulai dibangun tahun 1962. Sebelumnya, kelenteng ini hanya berupa bangunan gubuk. Bagi penganut Budha, Kong Hu Cu, dan Tridharma di Palembang, pulau ini memiliki makna ritual yang tinggi. Selain menjadi pusat kegiatan Cap Go Meh (Hari Raya yang diselenggarakan pada hari ke-15 setelah Sincia atau Tahun Baru Kalender Lunar) juga dipercaya sebagai lambang cinta sejati.

Pulau Kemaro dipadati penganut Tridharma yang merayakan Cap Go Meh. Bukan hanya berasal dari Indonesia, para penganut Tridharma, Budha, dan Kong Hu Cu yang berasal dari mancanegara pun hadir di pulau ini. Perayaan bulan purnama pada bulan Cia Gwee (bulan pertama tahun lunar) ini dilakukan semua marga Tionghoa, baik ia beragama Budha, Taoisme, atau Kong Hu Chu. Tetapi, untuk ritual sembahyang, hanya dilakukanoleh umat Tridharma. Hanya, perayaan di Pulau Kemaro sangat khas diban­ding­kan tempat lain. Saat ritual ber­lang­sung, sembahyang dilaksanakan di enam tempat, baik di luar maupun dalam kelenteng. Sekitar pukul 23.00 dilakukan sembahyang kepada Thien (Tuhan di langit) selama 15 menit. Ritual dilanjutkan dengan sembahyang bagi Hok Tek Cin Sin (Dewa Bumi) selama 15 menit.

Dua Aliran

Ketika berziarah ke makam kedua tokoh legenda itu cara berdoa untuk Tan Bun An dan Siti Fatimah berbeda. Saat masuk ke dalam sebuah bangunan kita dihadang sebuah cungkup yang diyakini makam Tan Bun An yang beragama Khong Hu Chu. Masuk ke dalam lagi (kepala gandeng) diyakini makam Siti Fatimah pemeluk agama Islam. Cara doa yang berbeda terlihat ketika juru kunci keturunan China bernama Linda memandu tamu yang datang. Saat berada di depan makam Tan, dia menggunakan hongsua yang dibakar, sementara saat berada di depan Siti dia mengucapkan Assalamualaikum diteruskan doa dengan cara Islam.

Bagi yang ingin mencoba mengetahui keberuntungan di tempat itu disediakan sebuah kayu panjang. Kayu dibentangkan, pada akhir jari tengah ditandai karet, kemudian kayu diputar-putarkan di atas makam, setelahnya diukur kembali. Kalau karet berpindah dan ukuran menjadi lebih panjang, maka keinginan disebut bakal terlaksana. Kalau berkurang, dikatakan keinginan tidak akan kesampaian.

Selain Sungai Musi serta beberapa bangunan kuno, sebagian obyek wisata Palembang yang ditawarkan adalah makam para raja, istri beserta panglimanya. Beberapa yang terkenal adalah Sabokingking

Kompleks Makam Sabokingking terdapat dalam kawasan PT Pusri. Tokoh yang dimakamkan di kompleks ini antara lain Pangeran Sido Ing Kenayan (1630-1642 M). Sido Ing Kenayan adalah Raja Palembang yang menggantikan pamannya, Pangeran Sido Ing Puro (1624-1630 M) dan kedudukannya kemudian digantikan oleh sepupunya, Pangeran Sido Ing Pasarean (1642-143 M). Makam ini berdampingan dengan makam istri Pangeran Sido Ing Kenayan, yaitu Ratu Sinuhun. Di samping itu, terdapat pula makam guru agama raja, Habib Muhammad Imam Alfasah yang berasal dari Arab.

Hingga kini, Ratu Sinuhun diyakini sebagai penulis kitab Simbur Cahaya. Kitab ini sering pula disebut Undang-undang Simbur Cahaya, yang isinya norma hukum adat. Dalam makam itu, lagi-lagi banyak penziarah yang meminta berkah dengan cara membentangkan kayu seperti yang ada di Pulau Kemaro.

”Banyak caleg dan calon pejabat yang datang ke sini”, kata juru kunci makam.

Tempat lain yang dikeramatkan Kawah Tekurep, serta Bukit Siguntang. Daerah ini terletak di atas 27 meter dari permukaan laut tepat di kelurahan Bukit lama. Tempat ini sampai sekarang masih tetap dikeramatkan karena disini terdapat beberapa makam di antaranya: Raja Si Gentar Alam, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Raja Batu Api, Panglima Jago Lawang.

Barang Antik di Pinggir Sungai Mahakam

Oleh: Firman Hidayat

Suku Dayak di pedalaman Kalimantan menyimpan banyak kisah tentang barang kuno, dari peralatan makan, patung, hingga guci tua untuk hiasan rumah. Anda penikmat barang antik tak perlu masuk ke pedalaman Kalimantan untuk mendapatkan barang kuno itu.

Di pinggir Sungai Mahakam, tepatnya di Jalan R.E. Martadinata, Samarinda, Kalimantan Timur, ada tiga toko yang menjual barang antik. Letak toko itu tersebar di antara toko-toko di kawasan niaga tersebut.

Mari kita tengok salah satu toko itu. Toko Bahati Jaya milik Muhammad Bakri Udin, 56 tahun, ini menjual aneka barang antik, mulai dari peralatan makan atau tableware kuno sampai perhiasan manik-manik dan perunggu.

Barang-barang antik itu meninggalkan catatan sejarah tentang suku Dayak. Misalnya mangkuk besar dan piring yang terbuat dari kayu ulin yang diukir dengan gambar kepala burung enggang. "Bagi suku Dayak, burung itu dipercaya sebagai kesatria," kata Bakri.

Dua etalase di dalamnya juga memajang aneka barang antik dan manik-manik kuno. Rangkaian butiran manik-manik dari batu itu dibentuk jadi untaian kalung. Permukaan batuan itu kasar dan warnanya tak secerah manik-manik masa kini yang berwarna terang.

"Ini manik-manik asli. Usianya sudah puluhan tahun," kata Arbaina, 52 tahun, istri Bakri Udin. Lalu Arbaina menyebut angka Rp 5 juta untuk harga sebuah kalung manik-manik dari bahan batu itu.

Selain itu, ada mandau, senjata khas Dayak kuno, tombak antik, perhiasan perunggu, dan patung kuno suku Dayak, juga teko dan rantang dari bahan keramik.

Ada juga guci tua peninggalan dinasti Cina dengan berbagai ukuran, dari yang berukuran tangan orang dewasa hingga setinggi pinggang orang dewasa. "Guci-guci ini rata-rata berusia ratusan tahun," kata Arbaina.

Selasa siang pekan lalu, tak banyak konsumen yang datang ke Toko Bahati. Hanya ada seorang perempuan setengah baya. Setelah melihat-lihat koleksi di toko itu, Sarita--bukan nama sebenarnya--membeli teko keramik seharga Rp 6 juta.

Sebelum pamit, kolektor barang langka yang enggan menyebutkan identitasnya itu mengomentari sebuah guci besar. "Guci Yun Cheng ini cantik, ya," ujarnya.
Guci Yun Cheng adalah guci peninggalan dinasti Cina yang diperoleh Bakri dari suku Dayak di pedalaman Kalimantan. Suku Dayak merupakan ras Cina yang masih menyimpan aneka guci berusia ratusan tahun.

Guci ukuran lebih dari 50 sentimeter itu dijual Rp 45 juta. Guci bermotif naga merah dan kuning yang dipadu dengan motif flora di tokonya tinggal tersisa empat unit. Saya jamin keaslian barang ini," ujarnya. "Kalau palsu, kami berani bayar dua kali lipat," dia menambahkan.

Kini, kata Bakri, perburuan barang antik jarang dilakukan. "Karena barang antik itu semakin langka," ujarnya. "Saya menjual barang stok saja," ucapnya.

Bagi Anda yang sedang mencari patung khas Dayak, Anda bisa datang ke Toko La Dolo. Toko ini berjarak tiga toko dari Toko Bahati. Di sana aneka patung suku Dayak itu tersedia dalam berbagai ukuran, mulai ukuran 20 sentimeter sampai 2 meter. Harganya dari Rp 500 ribu hingga Rp 15 juta. Menurut La Dolo, 48 tahun, pemilik toko itu, patung Dayak ukuran besar biasanya dipajang di depan rumah lamin, rumah adat suku Dayak berbentuk panggung.

Sumber: www.korantempo.com

Kunjungi tempat - tempat shopping selama berlibur di Bali, mulai dari fashion, furniture, perlengkapan interior, keramik, pernak - pernik dan makanan

Tidak ada yang lebih menyenangkan bila liburan sambil jalan – jalan dan shopping di Bali.

Belanja di Bali menjadi sangat berbeda karena barang – barang yang ditawarkan sungguh unik, yang hanya ada di Bali. Terdapat banyak butik dan toko di Bali yang menawarkan produk fashion yang unik dan up to date.

Tidak hanya baju – baju, keramik, furniture dan kelengkapan interior juga sangat menarik untuk dilihat untuk menambah koleksi Anda. Makanan ringan tradisional juga dapat dibeli sebagai oleh – oleh khas Bali.

Simak tempat – tempat berikut ini :
Kuta, Legian, Seminyak dan Jimbaran

Body & Soul
Tersedia bebagai koleksi fashion untuk anak muda atau bagi mereka yang berjiwa muda. Selalu ada yang baru di Body and Soul untuk baju - baju up-to-date. Beberapa toko terdapat di Bali
lokasi : Jl. Legian, Flagship Store Seminyak, Kuta Square, Discovery Mall, Factory Outlet Legian dan Seminyak.

Gemala Jewelry
Bagi mereka yang menghargai karya tangan perak, emas, dan permata. Kreasi orisinil di design oleh Gemala Jewelry team.
lokasi : Jl. Raya Seminyak

Uluwatu Handmade Balinese Lace
Koleksi pakaian cantik khas Uluwatu berwarna putih, katun, rayon sutra, bordiran Bali, yang sangat elegan.
lokasi : Jl. Legian, Jl. Pantai Kuta, Jl D Tamblingan Sanur, Jl. Mongkey Forest Ubud.

Surfer Girl
Impian setiap remaja, tshirt dan aneka pakaian unik khas Surfer Girl. Berbagai warna yang sesuai untuk anak muda belia.
lokasi : Jl. Legian 138 Kuta

Vinoti Living
Furniture bergaya kontemporer dengan kualitas terbaik juga tersedia perlengkapan interior untuk dicocokkan dengan perlengkapan rumah Anda.
Lokasi : Mall Bali Galeria Kuta

Pasar Seni Kuta
Untuk belanja murah di Kuta, kunjungi Pasar Seni Kuta, sepanjang jalan di pasar seni ini, menawarkan berbagai pernak - pernik seni khas Bali.
lokasi : Areal Kuta Center (dekat Matahari Shopping Mall Kuta Center)

Keramik Jenggala
Menyediakan berbagai jenis keramik dengan style minimalis, kontemporer dengan warna - warna yang khas buatan Jenggala. Bila ingin belajar membuat keramik atau mewarnai keramik, Anda dapat lakukan disini juga, sangat mengasyikkan.
lokasi : Jimbaran

Jalan Legian
Bila Anda berjalan - jalan sepanjang Jalan Legian, Anda akan menemukan berbagi tempat - tempat belanja mulai dari toko - toko kecil yang menjual pernak - pernik khas Bali hingga butik - butik ternama. Berhenti sejenak untuk menikmati minuman segar yang tersedia di berbagai Kafe yang banyak terdapat di sepanjang Jalan Legian.
lokasi : Sepanjang Jl Legian

69 Slam
Kiranya tempat ini merupakan tempat terbaik di Bali untuk menjual pakaian dalam, terletak bersebelahan dengan Bintang Supermarket.
Lokasi : Jl. Seminyak.

Biasa
Barbagai kain modis, bergaya dan tahan lama dengan desain kontemporer dalam kualitas linen, katun dan sutra baik untuk perempuan maupun laki-laki. Berbagai ikat pinggang, tas dan aksesoris lainnya juga tersedia di sini.
Lokasi : Jl. Seminyak Raya

Body and Soul Bambini
Tersedia pakaian anak-anak yang funky dan trendy dalam berbagai warna menarik, baik untuk anak laki-laki atau perempuan.
Lokasi : Flagship Store, Seminyak

By The Sea
Serangkaian pakaian santai yang menarik untuk keluarga dengan selera Braziliain. Lokasi : Jl. Legian 186, Kuta.

Exotic Gems
Tersedia batu perhiasan dengan kesempurnaan pilihan kelas tinggi.
Lokasi : Bali Collection A 12 No. 1 Nusa Dua .

Jemme
Sebuah gallery perhiasan klasik, serta emas, perak, dan palatinum dengan desain kontemporer. Berbagai perhiasan menarik dari Bali bahkan seluruh dunia tersedia di tempat ini.
Lokasi : Jl. Petitenget 125 Kuta

Kerry Grima
Sebuah rangkaian mode pilihan dan merek yang tidak ketinggalan jaman, semuanya ada di Kerry Grima. Lokasi : Jl. Raya Basangkasa 47 Seminyak, Jl. Raya Seminyak.

Lily Jean
Sebuah perpaduan mode busana para gadis dan wanita dewasa yang mengikuti minat pencipta, Made. Merek Lily Jean telah dikembangkan menjadi semakin sensual, nyaman dipakai, dan cocok untuk model di sore hari.
Lokasi : Jl. Oberai, Seminyak, kuta dan sebuah outlet di Sogo, Nusa dua.

Lucy’s Batik
Toko batik yang unik memperkenalkan berbagai macam kekayaan variasi batik termasuk modern dan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dengan masing-masing karakter yang khas dan latar belakang budaya yang berbeda.
Lokasi : Jl. Basangkasa 88X, Seminyak.

Magali Pascal
Koleksi gaun seksi yang glamour oleh perancang busana Prancis, cocok untuk cocktail party di Bali.
Lokasi : Jl Raya Seminyak

Milo’s
Seorang perancang dunia, menemukan nilai seni dari keindahan pekerja batik Bali dan menerjemahkannya ke dalam model Barat. Tiga koleksi butik dengan serangkaian kain sutra mengagumkan dengan harga yang baik.
Lokasi : Kuta Square dan Made’s warung.

Nilou
Serangkaian sandal dan sepatu cantik dengan desain kasual glamour, impian wanita terwujud di toko ini.
Lokasi : Jl. Kerobokan 144

Paul’s Place Boutique
Kontemporer butik yang memiliki koleksi etnik dengan pengaruh Asian yang kuat, sebagian besar berupa rayon dan katun. Pilihan pakaian dari ukuran biasa hingga XXXL. Perlengkapan rumah, seni pilihan yang luar biasa, kerajinan khususnya artefak perunggu, patung Buda dan naga. Satu hal yang wajib dikunjungi di wilayah Oberai, Seminyak. Lo
kasi : Jl. Laksamana Oberoi, dekat Oberoi Hotel dan Ku De Ta.

Prasada
Temukan bermacam-macam rangkaian pakaian yang dibuat khusus dari sutera dan katun, serta Batik Jawa yang cocok di setiap kesempatan.
Lokasi : Jalan Kunti, Seminyak.

Puravida
Didesain berdasarkan inspirasi tahun 60 dan 70’an dengan campuran gaya retro. Temukan juga gaya panggung yang funky serta sandal dengan berbagai variasi warna.
Lokasi : Jl. Raya Seminyak.

Sabbatha
Tas tangan mewah dan berbagai model perhiasan dengan sentuhan seni.
Lokasi : Jl. Raya Seminyak.

Skin
Pakaian trandy untuk wanita dan laki-laki.
Lokasi : Jl. Raya Seminyak.

Suicide Glam
Tempat bagi para penggemar punk & rock untuk semua hal yang berkaitan dengan SID dan Nancy Vacious bagi yang tidak pernah ketinggalan jaman Mohican dan Doc Martin.
Lokasi tTersebar di beberapa tempat di Kuta, Legian dan Denpasar, juga dapat ditemukan di Jerman.

Uluwatu
Koleksi cantik dari katun putih, linan, rajutan dan pakaian tidur yang diselesaikan dengan buatan tangan. Lokasi : Jl. Legian, Jl. Pantai Kuta, Jl. Dananu Tamblingan Sanur, Jl. Monkey Forest Ubud, Centro kartika Plaza, Grand Hyatt Nusa Dua, Bali Collection Nusa Dua.

Sogo
Sebuah toko swalayan kelas atas, yang menawarakan banyak pilihan barang-barang impor.
Lokasi : Lantai dasar Dicovery mall

Studio Five Lifestyle Boutique
Pilihan lain dari gaya perhiasan dan busana alami.
Lokasi : Jl. Dhyana Pura.

Haveli
Perlengkapan rumah yang terdiri dari tempat tidur, meja, diantaranya sering ditiru dan dijual di sekitar Bali. Ini yang asli dan sempurna bagi rumah anda. Melayani ekspor.
Lokasi : Jl. Raya Seminyak.

Tarita Furniture
Pilihan yang cantik untuk mebel dan hiasan rumah yang berkualitas.
Lokasi : Kerobokan, Jl By-Pass.

Leolle
Dekorasi sentuhan Asian yang menghadirkan berbagai macam keperluan rumah anda. Dibuat oleh seniman tradisional yang berjiwa kontemporer.
Lokasi : Jl. Raya Kerobokan, Br. Taman.

Discovery Mall
Sesuatu yang menggiurkan untuk didatangi, budaya mall Jakarta dihadirkan di Kuta pada bagian depan pantai, surga para pembeli. Kumpulan pengecer yang umum terdapat diantaranya. Yakinkan anda membayar tiket parkir di counter mall untuk menghindari kemacetan.
Lokasi : Tuban, Kuta.

Surfwear dan Accesories

Dreamland Surf
Tersedia diantaranya : Oakley, Volcom, Aloha, Rip Curl, Billabong, and Quicksilver. Lokasi : Kuta Square.

Extreme Toys
Pilihan istimewa untuk model terbatas dari alat-alat surfing dan skating. Temukan juga ransel dengan model yang tidak lumrah dipakai orang lain.
Lokasi : Jl. Legian.

Jungle Surf
Pilihan tak terbatas untuk selancar dan pakaian pantai, semuanya dari merek ternama dan beberapa merek lokal.
Lokasi : Jl. Pantai Kuta, Jl. Legian.

Oakley
Anda bisa mendapatkan sepasang sunnies di sini, boardshort, t’shirt, dan topi semua dari Oakley juga tersedia.

Quicksilver
Toko besar di Kuta Square dan di Jalan Legian, tersedia berbagai model terbaru dan istimewa dari surf, skate dan raja snowboard.
Lokasi : Kuta Square.

Rusty
Berbagai produk dengan kualitas yang baik untuk surf dari Rusty.
Lokasi : Kuta Square.

Scuba Duba Doo
Pusat menyelam bintang 5 PADI dan toko dengan berbagai kebutuhan scuba dan snorkelling anda.
Lokasi : Jl. Legian Kelod 367.

Stussy
Sangat terkenal dengan ciri khas Jepang dan orang-orang yang tau dengan hal tersebut.
Lokasi : Jl. Legian.

STO – Surf Travel Online
Bermacam-macam alat keras , papan surf, aksesoris hingga pemandu surf dan sangat banyak hal diantaranya yang anda daptkan di sini.
Lokasi : Gang Benesari, Kuta.

The Curl
Toko bendera kapal untuk merek Rip Curl di Jl. Legian. Juga tersedia stok perlengkapan alat keras yang tak terbatas. Lokasi : Jl. Legian

Volcom
Menyediakan berbagai kebutuhan untuk surfing dan skating.
Lokasi : Kuta Square.

Ubud dan Gianyar

Alamkara
Berbagai jenis perhiasan cantik dari pilihan terbaik membuat tempat ini menjadi satu dari tempat terpopuler yang direkomendasikan di Bali.
Lokasi : Jl. Monkey forest, Ubud

UC Silver
Tersedia perhiasan dengan berbagai desain yang bermutu tinggi.
Lokasi : Jl. Raya Batubulan.

Murni’s Warung Shop
Murni mengoleksi sesuatu dan ketika ia melihat-lihat sekitar rumahnya ia mendapatkan begitu banyak hal, kemudian ia menaruh benda tersebut di tokonya yang berdekatan dengan restaurantnya yang terkenal. Jika anda mencari benda-benda antik, benda untuk dikoleksi, atau oleh-oleh khas Bali, anda akan mendapkannya di Murni’s collection.
Lokasi : Jl Raya Ubud

Gemala Jewelry

Bagi mereka yang menghargai karya tangan perak, emas, dan permata. Kreasi orisinil di design oleh Gemala Jewelry team.
lokasi : Jl. Raya Pengosekan Ubud

Pasar Seni Ubud
Berbagai barang kesenian khas Ubud, seperti : patung, kerajinan tangan, pernak - pernik, pakaian Bali,
lokasi : Sentral Ubud

Desa Tegalalang
Desa Tegalalang adalah areal dimana para seniman Gianyar memasarkan pruduknya. Sepanjang jalan di Desa Tegalalang terdapat berbagai barang - barang kerajinan mulai dari interior, furniture, pernak - pernik khas Bali dan masih banyak lagi.
lokasi : Desa Tegalalang

Sentral Ubud
Di sini Anda bisa berjalan kaki menyusuri jalan - jalan di pusat kota Ubud, Anda akan menemukan toko - toko yang menawarkan berbagai jenis barang kerajinan seperti perak, butik - butik kecil yang unik, lukisan dari artis lokal, kafe - kafe untuk melepas dahaga.
lokasi : sentral Ubud

Pasar Seni Sukawati & Pasar Seni Guwang
Shopping murah di Bali ? disini tempatnya, kedua pasar seni ini memang diperuntukkan bagi para pedagang barang - barang seni. Berang seni mereka dapatkan dari seni lokal di daerah ini. Berbagai jenis barang seni dapat ditemukan disini, jangan lupa menawar untuk harga yang terbaik.
lokasi : Desa Sukawati & Desa Guwang

Toko Antique
Sesuatu koleksi benda antik serta artefak yang cantik dan unik yang berasal dari seluruh nusantara. Setiap benda memiliki keaslian nilai budaya, jadi disini adalah tempat yang baik untuk mengembangkan seni dan sejarah Indonesia.
Lokasi : Jalan utama Ubud, sebelah Ary’s warung.

Horizon Glassworks
Kesatuan yang menarik dari kaca hiasan rumah yang merupakan hasil bakat seni karya Ron Seivertson.
Lokasi : Sayan Road, Ubud.

Sanur dan Denpasar untuk Oleh-oleh Khas Bali

Belanja di Denpasar untuk oleh - oleh khas, terdapat di beberapa tempat :

Titiles Food Processor
Untuk sosis, dendeng dan berbagai jenis makanan yang telah di proses.
Lokasi : kota Denpasar (dekat Supermarket Tiara Dewata)

Jalan Sumatra
Untuk makanan ringan khas Bali seperti : Kripik Ceker Ayam, Salak Bali, Kacang Asin, Kacang Disco, Dodol Bungkus Daun Bambu.
Lokasi : Sepanjang Jalan Sumatra

Pasar Badung & Pasar Kumbasari
Menjual berbagai barang lokal mulai dari makanan hingga pakaian khas Bali dengan harga yang murah.
Lokasi : kota Denpasar

Toko Bog Bog
Toko ini berlokasi di Jalan Surapati menjual khusus satu - satunya majalah kartun yang bertitel Bog Bog serta pernak - perniknya yang unik. Bila makanan bukan pilihan Anda, Majalah Bog Bog dapat menjadi oleh - oleh yang menyenangkan Kunjungi toko Bog Bog saat Anda ke Denpasar.

Carlo Showroom
Produk baru selalu ditawarkan, tapi desainnerny Carlo Pessina dan perusahaannya PT. Kasmil Kosmos telah berkecimpung dalam dunia furniture di Bali lebih dari 20 tahun.
Lokasi : Jl. Danau Poso 22, Sanur.

Dego Gallery
Koleksi yang beragam dari warisan budaya Indonesia, hadiah, benda antik, dekorasi ruang untuk villa, hotel dan rumah.
Lokasi : Jl. By Pass Ngurah Rai 273, Sanur.

Atlas South Sea Pearl
Rangkaian kerajinan tangan berupa perhiasan mewah yang cantik tersedia di sini, yang dibuat oleh ahli perajin di abad ke 18, emas putih dan emas kuning, permata, dan batu mutiara di ruang pameran.
Lokasi : Jl. By-Pass Ngurah Rai, Sanur.

Sumber : http://www.tourkebali.com

Belanja Bordir, Kebaya dan Manisan di Petisah

Pasar Petisah menjadi salah satu jantung perekonomian rakyat Medan. Meskipun Mal di Medan sudah banyak berdiri, tapi keberadaan pasar tradisional ini masih banyak digemari masyarakat.

Pasar yang terdiri dari dua lantai ini memang terbilang lengkap layaknya pasar tradisional di Jakarta. Yang membuat tidak terlalu semrawut lantaran parkiran mobilnya yang tidak terlalu padat. Pasar ini memang mudah dijangkau banyak angkutan umum yang siap mengantar Anda ke sini. Ketika kami berkunjung sebentar ke Pasar Petisah ini tak terlalu berkesan kumuh, lumayan nyaman jika Anda ingin membeli sesuatu di sini. Tak hanya kebutuhan pokok seperti sembako saja yang ada di sini, ternyata ada juga penjual bordir.

Jika Anda bermaksud untuk membuat pakaian kebaya untuk menghadiri pesta, Anda tak perlu repot-repot pergi ke butik ternama. Cukup datang ke Pasar Petisah ini tak hanya kebaya, bordir pun ada di siniDi pasar Petisah ini kita bisa menemukan berbagai macam kebutuhan, dari mulai sayur-mayur, ikan asin, sampai busana, dan perlengkapan elektronik. Barang-barang elektronik, pakaian jadi, dan furniture berada di lantai atas, sedangkan para penjual sayur dan buah-buahan berada di lantai bawah. Di pasar ini juga banyak yang menjual hasil kerajinan tangan khas Sumatra Utara seperti kalung, gelang, tas anyam, patung kayu dll. Untuk kerajinan bordir dan kebaya menempati lokasi di lantai satu dan beberapa berada di luar pasar dekat tempat parkir, sehingga cukup mudah dijangkau. Untuk kain kebaya, Anda bisa langsung membeli dengan aneka warna yang tersedia. Tapi jika Anda lebih menyukai mendesain model sendiri, di sini juga ada penjahit yang siap membuatkan baju sesuai ukuran badan Anda.Kebaya dan bordir yang ada di sini tak kalah cantiknya dengan yang ada di butik. Harganya yang terjangkau, dengan 300 ribu rupiah Anda sudah bisa menenteng kebaya dengan potongan yang pas di badan. Atau jika Anda lebih suka dengan membeli kain saja, di sana pun tersedia dengan beraneka warna sesuai selera. Tak hanya kain dan busana, taplak meja, bed cover, tirai juga dijual di sana. Harga satu buah bed cover berkisar di atas 1 jutaan.Jika Anda juga penggemar berat manisan buah di sini bisa Anda dapatkan manisan dari berbagai buah misalnya saja jambu biji, salak, mangga, kedondong dll. Biasanya manisan ini dijual perkilo, satu kilo jambu biji rata-rata Rp.12.000,-.

Tempat menjual manisan ini uniknya banyak di hinggapi oleh lebah, ternyata lebah-lebah ini memang akan diambil madunya, sangat multi fungsi. Manisan yang di tawarkan terbilang aman karena tanpa bahan pengawet. Jadi bila Anda datang ke Pasar Petisah tak lengkap rasanya jika tidak membeli manisan buah untuk oleh-oleh orang rumah.

Sumber : http://www.poetrina.com

Pasar Grosir, Pilar Sebuah Wisata Belanja

Slogan Kota Pekalongan sebagai kota batik ternyata memang tidak semu. Setidaknya sampai saat ini Pekalongan tercatat sebagai salah satu kota yang memproduksi kain dan pakaian batik terbesar di Indonesia.

Koperasi Pengusaha Batik Pekalongan mencatat, saat ini terdapat sekitar 12.000 pengusaha batik dan konfeksi di Pekalongan. “Itu pengusaha saja. Belum lagi pabrik konfeksi yang ada di Pekalongan, ada sekitar 30 buah,” ungkap Nadirin Khasany, seorang pengurus Koperasi Batik Setono Pekalongan ketika ditemui di kantornya, pekan lalu.

Berangkat dari potensi yang ada, warga Pekalongan, Soni Hikmalul dan Hasanudin, berinisiatif untuk mendirikan sebuah sentra perdagangan batik di Pekalongan. Sentra itu dibangun dengan tujuan untuk menjadikan Pekalongan sebagai kota wisata belanja, khususnya untuk produksi pakaian batiknya.

Nadirin menjelaskan, selain menjadikan Pekalongan sebagai kota wisata belanja, tujuan lainnya adalah untuk menampung pengusaha kecil dan menengah dalam berdagang.

“Sejak dulu Pekalongan selalu terkenal dengan produksi batiknya. Tetapi Anda bisa melihat mayoritas produksi mereka itu malah dijual di luar kota, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Solo. Ini kan kontras, Mas. Hasil produksinya sendiri malah dijual di tempat lain,” ungkapnya.

Selain itu, Nadirin menambahkan, pengusaha kecil dan menengah batik itu sering terlambat dalam menerima pembayaran dari pedagang luar kota. “Melihat hal itu, saya kira tepat bila Pekalongan memiliki sentra atau pasar khusus. Akhirnya pasar khusus tersebut direalisasikan dengan nama Pasar Grosir Batik. Ke depannya, saya melihat keberadaan pasar batik ini akan menjadi pilar bagi Pekalongan untuk menuju kawasan wisata belanja batik,” tuturnya.

Pasar batik yang dibangun pertama kali di Pekalongan adalah Pasar Batik Setono pada bulan Juli 2000. Pasar ini dibangun atas kerja sama antara Perhimpunan Koperasi Pengusaha Batik Setono (KPBS) dengan Yayasan Nagari Pekalongan, yang terletak di Jalan Raya Pekalongan-Batang.

“Konsepnya, untuk mewadahi pengusaha batik kecil dan menengah dalam memasarkan produknya sendiri. Jadi, mereka akan lebih memperoleh keuntungan karena pemasarannya sangat mudah. Kedua, dalam jangka panjang nanti untuk mewujudkan Pekalongan sebagai kota wisata belanja batik,” ujar Nadirin.

“Di bagian barat dan selatan terminal, rencananya seorang pengusaha kaya akan membangun dua pasar batik lagi. Kesemuanya murni merupakan usaha swasta dan koperasi, bukan dari pemerintah,” ujar Ira Sughrowarda (26), pegawai di Pasar Batik Setono.

Ketika disinggung mengenai keterlibatan dan partisipasi Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Ira mengaku bahwa kontribusi dan perhatian pemerintah cukup baik.

“Misalnya, pemkot membantu kami dalam merenovasi pagar depan pasar, memasang paving block di halaman pasar, dan juga pedagang belum dikenai pajak penghasilan. Tetapi untuk pajak ini, suatu saat pasti dikenai, hanya menunggu perkembangan dari pasar ini,” ujarnya.

Keberadaan pasar grosir itu memang semakin menguatkan posisi Pekalongan sebagai kota batik. Apalagi jika nanti pasar grosir bisa semakin berkembang. Hampir bisa dipastikan bahwa di setiap sudut kota akan ada baliho dan spanduk bernuansa iklan rumah batik.

Pasar grosir batik semakin berkembang, namun memang jumlah pengunjungnya sempat mengalami penurunan, terutama menjelang pelaksanaan pemilu lalu. Namun, menurut Amin (38), seorang pedagang batik di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan, pekan lalu, kondisi saat ini jauh lebih baik. Entah kalau nanti menjelang pemilihan presiden pada bulan Juli mendatang.

“Waktu sebelum pemilu (untuk memilih calon anggota legislatif) berlangsung, pengunjung sepi, Mas. Tetapi, setelah pemilu ini, pengunjung mulai berdatangan lagi,” ujarnya.

Amin yang memiliki kios dengan nama Eka Batik itu mengaku, setelah pemilu usai, dirinya bisa menjual sampai 10 kodi kain batik dalam sehari atau setara dengan 200 potong pakaian.

Dia menambahkan, ada kemungkinan kesibukan dan konsentrasi masyarakat pada pemilu mulai mereda. Hal itu menjadi salah satu sebab peningkatan jumlah pengunjung di sejumlah pasar grosir batik di Kota Pekalongan.

Ira menambahkan, setelah perhelatan pemilu usai, jumlah pengunjung yang datang ke Pasar Batik Setono meningkat sekitar 11 persen. “Setelah pemilu usai, mungkin kesibukan masyarakat menjadi berkurang dan mereka memiliki waktu untuk melakukan hal lain,” ujarnya.

Sumber : http://batikindonesia.info

Pasar Pagi Asemka, Surga Bagi Pecinta Aksesoris

Bagi mereka yang gemar memakai atau sekedar mengoleksi berbagai perhiasan imitasi, ada satu tempat di kawasan Glodok yang bisa anda kunjungi untuk berbelanja aksesoris-aksesoris tersebut. Namanya Pasar Pagi Asemka

Pasar pagi Asemka ini terletak tidak jauh dari stasiun kereta api dan halte bus Trans Jakarta Kota. Jadi tempat ini lumayan mudah dijangkau dengan kendaraan. Jika anda memutuskan naik bus Trans Jakarta, maka ketika keluar dari halte, anda bisa langsung menyebrang ke arah flyover Jembatan Lima yang kira-kira dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 10 menit. Tak jauh dari situ anda akan menemukan gerbang masuk ke area Pasar Pagi. Jalan alternatif lain, mengingat kawasan ini sangat padat terutama pada akhir pekan, adalah lewat kawasan Petak Sembilan yang terletak di belakang gedung Gloria. Di sisi sebelah kanan, anda akan menemukan sebuah gedung bekas terbakar, itulah yang dinamakan Pasar Pagi Asemka.

Begitu memasuki area ini, anda bisa langsung menuju ke lantai paling bawah dari gedung tersebut karena disitulah anda bisa menemukan berbagai macam aksesoris seperti gelang, kalung dan lain-lain. Sedangkan di lantai satu anda bisa melihat-lihat berbagai mainan dan perlengkapan sekolah untuk anak-anak seperti tempat pensil, tempat makan, tempat minum, tas, buku, dan berbagai alat-alat tulis lainnya.

Bagi anda yang sangat menggemari perhiasan dan aksesoris, berada di lantai satu gedung bisa jadi bagaikan berada di surga. Bagaimana tidak, di kiri dan kanan anda, ratusan kalung baik panjang maupun pendek dengan model yang sedang tren seperti venetian style, ethnic style, kemudian gelang, bros, jepit rambut yang terbuat dari batu, kayu, perak, tembaga, kalung dan sebagainya, menjuntai dengan indahnya.

Jika ingin model yang tidak pasaran jangan khawatir. Di Asemka, juga terdapat toko-toko yang menyediakan bahan-bahan mentah untuk merancang gelang, anting, cincin dan pernak pernik lainnya. Berbagai bentuk manik-manik bisa dipilih sesuai selera yang pembuat. Bulat, panjang, kotak, lonjong, hingga berbentuk hati ataupun kupu-kupu. Bahan-bahan tersebut juga tersedia dari yang murah hingga yang mahal seperti kristal swarozki. Selain manik-manik, bahan yang terbuat dari metal juga ada seperti rantai kalung, liontin, paku, jarum dan sebagainya. Warnanya juga beraneka ragam.

Harga yang ditawarkan di pasar ini berkisar antara Rp10.000-Rp100.000. Jauh lebih murah dari harga yang bisa anda dapati di mal-mal atau pusat perbelanjaan lainnya, dengan kualitas barang yang sama tentunya.

Tapi yang harus anda cermati dalam berbelanja di Pasar Asemka inilah adalah semua barang dijual grosiran. Sebab rata-rata pembeli disini membeli barang untuk dijual kembali. Jadi lebih baik anda berbelanja dalam jumlah besar agar mendapatkan harga yang murah. Kalaupun anda tidak mau membeli grosiran sebenarnya tidak ada masalah hanya saja harga yang ditawarkan akan menjadi sedikit lebih mahal. Jadi jika anda ingin membeli, sebaiknya tanyakan dulu kepada si penjaga toko apakah barang dagangannya bisa dibeli eceran atau grosir.

Jika anda tidak ingin berbelanja, maka anda dapat menikmati suasana pecinan di Kawasan Petak Sembilan di sebelah kiri pasar dan keindahan gedung-gedung tua di kawasan ini. Tips jika berwisata ke daerah ini adalah sebaiknya anda membawa minuman dan sapu tangan karena cuaca sangat panas dan sumpek, dan tentu saja, simpan barang dan dompet anda di tempat yang aman.

Sumber: dari berbagai sumber

Sumber : http://www.paketrupiah.com

Pasar Rawabening Dijadikan Kawasan Wisata Batu Aji

Sejak berdiri sekitar tahun 1974, Pasar Rawabening, Jatinegara, Jakarta Timur hanyalah sebuah pasar tradisional yang menjual sembilan bahan kebutuhan pokok dan kelontong. Namun karena pasar ini sepi pembeli, tahun 1984 perusahaan daerah (PD) Pasar Jaya bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta membawa pedagang kaki lima yang berjualan batu permata di sekitar Jl Jenderal Oerip Soemohardjo berjualan di Pasar Rawa Bening.

Lamban tapi pasti, keberadaan pedagang batu permata ini mulai membuat Pasar Rawabening ramai dikunjungi pembeli. Meski demikian, PD Pasar Jaya tidak lekas puas. Perusahaan daerah yang membawahi seluruh pasar tradisional di DKI itu terus berupaya meningkatkan citra pasar tradisional Rawa Bening agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern lainnya.

Sebagai buktinya, tak lama lagi Pasar Rawabening akan disulap menjadi pusat perbelanjaan batu aji dan permata termegah di Asia Tenggara. Bahkan, pasar yang terletak persis di depan Stasiun KA Jatinegara ini akan dijadikan tempat wisata batu aji dan permata bagi wisatawan mancanegara maupun domestik.

“Pasar Rawabening ini akan dijadikan sasaran wisatawan mancanegara maupun nasional. Sehingga turis yang datang ke Indonesia belum merasa puas jika belum berkunjung ke Pasar Rawabening ini. Ibaratnya kalau kita pergi ke Bali, belum pas kalau belum pergi ke Kuta,” jelas Uthand Sitorus, Direktur Utama PD Pasar Jaya, saat melakukan peletakan batu pertama, pembangunan Pasar Rawabening, Rabu (25/6).

Pembangunan Pasar Rawabening ini diperkirakan membutuhkan waktu selama 18 bulan. Begitu pembangunannya selesai, Pasar Rawabening berganti nama menjadi Jakarta Gems Center. Nantinya pasar tersebut menjadi pasar khusus yang memiliki keunikan dan pangsa pasar tersendiri, yakni para pecinta batu permata. Pasar Rawabening juga diciptakan untuk menjadi pasar unggulan dan ikon yang menjadi ciri khas PD Pasar Jaya.

Tak hanya itu, dengan adanya perubahan bentuk bangunan fisik, tentunya dapat memberikan kenyamanan, keamanan bagi pedagang maupun pengunjungnya. Sehingga pasar tersebut dapat berkompetisi dengan pasar-pasar modern yang mulai menjamur di Jakarta.

Menurutnya, Pasar Rawabening ini dibangun di atas lahan seluas 10.866 M2. Rencananya pasar tersebut dibangun tiga lantai dengan luas bangunan total 19.336 M2. Nantinya pembangunan pasar dilakukan oleh PT Pundimas Atrium itu dapat menampung sebanyak 1.346 tempat usaha.

Di tempat yang sama, manajer Area 18 PD Pasar Jaya, Nurman Adhi, mengatakan, Pasar Rawabening ini menyediakan berbagai fasilitas seperti ruang pamer produk batu mulia, tempat pelatihan kerajinan batu mulia, sistem penanggulangan kebakaran menggunakan fire sprinkler dan fire hydrant.

Selain itu, pasar ini juga akan dilengkapi dengan eskalator dan pendingin ruangan (AC), CCTV (Closed-Circuit Television), serta tempat parkir yang dapat menampung 200-an kedaraan roda empat.

Acara peletakan batu pertama pembangunan pasar tersebut, nampaknya disambut suka cita oleh para pedagang di sana. Mereka kini mengaku lega karena ternyata pembangunan Pasar Rawabening dapat dilaksanakan. Acara peletakan batu pertama ini juga dapat menjawab keresahan hati para pedagang.

Seperti dikatakan Darto, Ketua Asosiasi Perajin Usawahan Batu Aji, Permata, Cincin dan Aneka Kerajinan (Puspacakra). Menurutnya, pembangunan pasar sempat mengalami stagnan selama satu bulan. Kondisi ini sempat membuat pedagang kebingungan, sehingga satu sama lain saling bertanya-tanya. Apalagi saat itu beredar isu bahwa developer yang akan membangun pasar tersebut telah kabur.

“Wah jangan-jangan pasar ini tidak jadi dibangun. Apalagi saat itu muncul spanduk baru yang menuliskan bahwa developor yang akan membangun pasar ini sudah ganti. Tapi itu semua cerita dulu. Sekarang peletakan batu pertama sudah dilakukan dan para pedagang pun sudah lega karena ternyata pembangunan pasar benar-benar dilakukan,” ungkapnya. Para pedagang, lanjut Darto, berharap pembangunan Pasar Rawabening ini bukan hanya bentuk fisiknya saja, akan tetapi sisi keamanan dan kenyamanan juga harus dapat diciptakan. Sehingga ini dapat dijadikan modal untuk meningkatkan pendapatan para pedagangnya. “Apalagi pasar ini kan jadi tempat wisata belanja batu aji dan permata bagi para turis asing maupun domestik,” ujarnya.

Sumber :http://www.kabarindonesia.com