Pariwisata Indonesia Perlu Kembangkan Strategi Pencitraan

Jakarta (SIB)
Pariwisata Indonesia perlu mengembangkan strategi pencitraan Indonesia sebagai tujuan wisata untuk mampu bersaing dengan negara-negara lain yang juga mengandalkan sektor pariwisata.

Sekretaris Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Wardiyatmo di Jakarta, Kamis, mengatakan, promosi dan pemasaran merupakan jembatan untuk mengundang wisatawan mancanegara.

“Kita memang lemah dalam ‘branding’ pariwisata,” kata Wardiyatmo. Padahal Indonesia mempunyai tempat tujuan wisata yang tidak kalah menarik jika dibandingkan Malaysia, Singapura, Vietnam, bahkan Thailand.

Untuk mendukung strategi pencitraan pariwisata tersebut, pemerintah menambah anggaran Depbudpar Rp200 miliar pada 2010 untuk promosi pariwisata. Pada 2009, anggaran promosi pariwisata sebesar Rp260 miliar.

“Jadi tahun depan total anggaran untuk promosi pariwisata Rp460 miliar,” kata Wardiyatmo.

Namun menurut Direktur Fortune Indonesia, Indira Abidin, anggaran senilai Rp460 miliar tersebut sangatlah kecil untuk melakukan strategi pencitraan pariwisata tingkat dunia.
“Buat pasang iklan di televisi internasional aja paling cuma berapa kali tayang,” kata Indira menjelaskan.

Ia mengatakan peranan pemerintah ialah memfasilitasi dan menciptakan cetak biru pariwisata nasional. Di dalam cetak biru tersebut, terdapat pemetaan pada ‘stakeholder mapping’, ‘tourism mapping’, dan ‘issue mapping’.

“Dari ketiga pemetaan tersebut barulah ditarik satu pesan yang benar-benar mewakili pariwisata Indonesia,” kata Indira.

Ia menambahkan dengan dana yang terbatas namun cetak biru pariwisata nasional yang jelas, pemerintah seharusnya membuat ‘digital public relation’ atau melakukan promosi pariwisata lewat dunia maya.

Menurut Indira, strategi pencitraan bukanlah mengenai biaya, namun bagaimana membuat strategi pencitraan pariwisata Indonesia yang terintegrasi dan pas dengan kebutuhan serta menjawab solusi dari permasalahan wisata di Indonesia.

“Mau melakukan iklan secara besar-besaran juga percuma kalau tidak tepat sasaran,” kata Indira. (Ant/d)

Sumber : http://hariansib.com