Menbudpar: Kinerja Pariwisata Nasional Raih Rekor Tertinggi

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan, kinerja pariwisata nasional pada 2008 meraih rekor tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2008 mencapai 6,4 juta orang dengan penerimaan devisa 7,4 milliar dolar AS,” katanya saat peluncuran Gerakan Sadar Wisata, Aksi Sapta Pesona dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata di Pantai Depok, Bantul, DIY, Rabu.

Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada 2008 sebanyak 6,4 juta orang itu meningkatkan dibandingkan 2007 sekitar 5,5 juta orang.

Ia mengatakan, begitu juga dengan angka perjalanan wisatawan nusantara, tahun 2008 mencapai 213 juta angka perjalanan, meningkat dibandingkan 2007 sebanyak 219 angka perjalanan.

Menurut Jero Wacik, pencapaian tersebut menandai era kebangkitan sektor pariwisata sebagai pilar ekonomi yang penting dan berperan strategis dalam menopang pembangunan nasional sekaligus kebangkitan kepariwisataan Indonesia.

“Kepariwisataan Indonesia semakin memiliki daya saing tinggi untuk berkompetisi dengan negara-negara lain, khususnya tingkat regional,” katanya.

Ia berharap prestasi tersebut dapat dijaga dan ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang sehingga sektor pariwisata semakin mampu memberikan kontribusi besar dalam pembangunan nasional dan daerah.

“Untuk itu, perlu terus menggerakkan berbagai upaya, baik aspek pembangunan destinasi pariwisata, pengembangan pemasaran dan promosi di dalam dan luar negeri, maupun pemberdayaan masyarakat di sektor pariwisata melalui kampanye sadar wisata,” katanya.

Menurut Menbudpar, sadar wisata sudah dimanifestasikan dalam bentuk perwujudan sapta pesona dengan tujuh unsur, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan. Faktor ini merupakan hal mendasar dan diperlukan untuk mewujudkan iklim dan suasana kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu daerah atau tujuan wisata.

Sadar Wisata, kata dia, pada dasarnya telah melekat dalam diri setiap orang tentang bagaimana orang dalam kesehariannya. “Orang dalam kesehariannya harus bersih, ramah dan tertib dalam suasana yang sejuk, nyaman dan aman serta dikenang pribadi yang baik,” katanya.

Hal ini menunjukkan bahwa sapta pesona merupakan pengejawantahan makna hidup seseorang sehingga dia seharusnya melekat dan dekat dalam kehidupan sehari-hari.
Jero Wacik mengajak semua pihak dan seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata, baik dinas terkait di lingkungan pemerintah provinsi, kabupaten, kota, maupun kalangan swasta dan pelaku usaha pariwisata serta masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan unsur-unsur sapta pesona tersebut.

“Kita akan dapat merasakan manfaat yang besar, baik bagi daerah itu sendiri maupun masyarakat luas yang berada di sekitar daerah tujuan wisata,” katanya.

Selain itu, katanya, gerakan sapta pesona dapat meningkatkan minat dan arus kunjungan wisatawan ke daerah atau destinasi wisata yang kemudian ikut menggerakkan investasi berbagai mata rantai usaha dan jasa kepariwisataan dalam berbagai jenis dan skala usaha, mulai dari akomodasi, transportasi, rumah makan, usaha perjalanan wisata hingga pemandu wisata.

“Selain itu akan meningkatkan lapangan pekerjaan dan peluang meraih pendapatan, serta berdampak positif pada tingkat kesejahteraan masyarakat,” katanya. (Ant/d)

Sumber : http://hariansib.com