Meskipun perkembangan zaman dan fashion terus bergulir, karya seni Sumbar tetap tak ada matinya. Sebut saja karya seni tenunan silungkang, bordir, serta sulaman khas berbagai daerah, yang siap menjadi sumber inspirasi fashion masa kini.
Berangkat dari karya seni Minangkabau itulah designer kondang Sumbar Fomalhaut Zamel mencoba meretas mahakarya busana, dengan memadukan salah satu sulaman khas Pariaman, yaitu sulaman kapalo samek dan benang emas Nareh, bekerjasama dengan Ibu Wali Kota Pariaman Reni Mukhlis.
“Melihat hasil sulaman pengrajin sulaman Kota Pariaman sungguh memukau, saya jadi tertarik untuk padukan dengan koleksi busana terbaru saya kebaya dipadukan dengan gaya kimono khas China,” jelas Fomal.
Di atas bahan dasar satin sutera, Fomal yang didukung penuh oleh Reni Mukhlis ini bekerjasama dengan pengrajin sulaman kapalo samek dan benang emas Nareh Kota Pariaman, sehingga sulaman yang dihasilkan pada busana lebih kental dan nuansa khas Kota Pariaman jadi lebih lekat.
”Apalagi melihat semangat Buk Reni yang luar biasa, saya jadi lebih semangat juga menyelesaikan busana ini,” katanya yang mengambil warna hitam, agar sulaman lebih menonjol.
”Warna busana juga bisa disesuaikan dengan keinginan, tapi sebaiknya ambil warna-warna lembut. Jenis busana juga tak usah terpaku pada kebaya, apapun busananya tetap indah,” ulasnya.
Untuk busana pria, Fomal juga mencoba memadukan hasil sulaman pengrajin sulaman kapalo samek Kota Pariaman. Inspirasinya muncul ketika Fomal melihat busana silat tradisional Minangkabau.
Fomal juga mengaku sangat bangga dan berterima kasih kepada Vita Gamawan yang memberi apresiasi positif terhadap karya seni Minangkabau. (*)
Sumber : http://www.padang-today.com
Berangkat dari karya seni Minangkabau itulah designer kondang Sumbar Fomalhaut Zamel mencoba meretas mahakarya busana, dengan memadukan salah satu sulaman khas Pariaman, yaitu sulaman kapalo samek dan benang emas Nareh, bekerjasama dengan Ibu Wali Kota Pariaman Reni Mukhlis.
“Melihat hasil sulaman pengrajin sulaman Kota Pariaman sungguh memukau, saya jadi tertarik untuk padukan dengan koleksi busana terbaru saya kebaya dipadukan dengan gaya kimono khas China,” jelas Fomal.
Di atas bahan dasar satin sutera, Fomal yang didukung penuh oleh Reni Mukhlis ini bekerjasama dengan pengrajin sulaman kapalo samek dan benang emas Nareh Kota Pariaman, sehingga sulaman yang dihasilkan pada busana lebih kental dan nuansa khas Kota Pariaman jadi lebih lekat.
”Apalagi melihat semangat Buk Reni yang luar biasa, saya jadi lebih semangat juga menyelesaikan busana ini,” katanya yang mengambil warna hitam, agar sulaman lebih menonjol.
”Warna busana juga bisa disesuaikan dengan keinginan, tapi sebaiknya ambil warna-warna lembut. Jenis busana juga tak usah terpaku pada kebaya, apapun busananya tetap indah,” ulasnya.
Untuk busana pria, Fomal juga mencoba memadukan hasil sulaman pengrajin sulaman kapalo samek Kota Pariaman. Inspirasinya muncul ketika Fomal melihat busana silat tradisional Minangkabau.
Fomal juga mengaku sangat bangga dan berterima kasih kepada Vita Gamawan yang memberi apresiasi positif terhadap karya seni Minangkabau. (*)
Sumber : http://www.padang-today.com