Keterbatasan bisa menjadi motivasi, keprihatinan dapat memacu kreativitas. Pengalaman hidup Nyonya Meneer merupakan contoh paling tepat. Keterbatasan dan keprihatinan masa pendudukan Belanda di awal 1900-an tidak menjadikannya putus asa di saat sang suami jatuh sakit. Berbekal sedikit pengetahuan, Nyonya Meneer meracik aneka tumbuhan dan rempah untuk diminum suaminya. Ternyata ramuan itu mujarab, padahal berbagai pengobatan tidak mampu memulihkan kondisi sang suami tercinta.
Para kerabat dekat di Semarang segera mencium 'dingin'nya tangan Nyonya Meneer mengolah jamu. Nyonya Meneer yang ringan tangan dan sangat peduli pada orang-orang di sekitarnya dengan senang hati meracik untuk mereka yang demam, sakit kepala, masuk angin dan terserang berbagai penyakit ringan lainnya. Sebagian besar yang mencobanya puas.
Semakin banyak yang merasakan khasiat jamu racikan Nyonya Meneer, semakin banyak pula permintaan padanya untuk mengantarkan sendiri jamu yang belakangan mulai dikemasnya itu. Kesibukan Nyonya Meneer di dapur tidak memungkinkan untuk memenuhi permintaan itu. Dengan berat hati dia minta maaf, dan sebagai ganti dia mencantumkan fotonya pada kemasan jamu buatannya. Tak ada yang keberatan, tak ada pula yang menduga bahwa di kemudian hari, jamu dengan potret seorang wanita ini melegenda.
Berbekal perabotan dapur biasa, usaha keluarga ini terus memperluas penjualan ke kota-kota sekitar. Bahkan, pada tahun 1919, Nyonya Meneer berhasil mewujudkan impiannya, mendirikan perusahaan "Jamu Jawa Asli Cap Portret Nyonya Meneer di Semarang". Untuk mempermudah pelanggan Nyonya Meneer juga membuka toko di Jalan Pedamaran 92, Semarang. Perusahaan terus berkembang dengan bantuan anak-anaknya yang mulai besar. Seorang putrinya, Nonnie hijrah ke Jakarta pada tahun 1940. Dialah yang merintis dibukanya toko Nyonya Meneer, di Jalan Juanda, Pasar Baru. Jamu yang tadinya muncul dari keterbatasan dan keprihatinan ini pun masuk ke ibukota dan meluas ke seluruh penjuru negeri.
Museum jamu Nyonya Meneer adalah museum jamu pertama di Indonesia. Didirikan di Semarang pada tanggal 18 Januari 1984.
Tujuan jangka panjang didirikannya museum ini adalah sebagai cagar budaya untuk melestarikan warisan leluhur sehingga dapat menjadi sarana edukasi rekreasi pra generasi muda.
Museum jamu Nyonya Meneer dibagi dalam 2 (dua) bagian :
A. Bagian yang menyajikan barang koleksi pribadi Nyonya
Meneer.
B. Bagian yang menyajikan produktivitas jamu, menyangkut
produktivitas secara tradisional.
Harapan jangka panjang dapat berkembang sesuai dengan kegunaannya, sehingga berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara sebagai cermin kebesaran, kekayaan dan kesuburan bumi pertiwi ini.
Kententuan Umum Mengunjungi Museum
TATA TERTIB
· Dimohon untuk tidak merokok
· Membuang smpah ditempat yang tersedia
· Tidak menyentuh / memegang koleksi / benda bersejarah museum
· Dimohon untuk tidak memotre
DIBUKA UNTUK UMUM
· Tiap hari kerja : Senin s/d Jum’at
· Jam : 10:00 – 15:30
· Alamat : Museum Jamu Nyonya Meneer
Jl. Raya Kaligawe Km. 4
Semarang.
· Telp : (024) - 6582529
· E.mail : nymeneer@nyonyameneer.com
Sumber : http://www.nyonyameneer.com