Makam Keramat Jadi Tempat Mangkal PSK

Beratnya himpitan ekonomi yang mendera para pekerja seks komersial (PSK) membuat mereka gelap mata menjajakan diri di sembarang tempat. Buktinya, para PSK di kawasan Kali Angke banyak yang mangkal di depan area Makam Keramat Pangeran Wijayakusuma yang berlokasi di Kampung Gusti RT 004/05 Jl Tubagus Angke, Grogolpetamburan, Jakarta Barat.

Penjaga makam, Hadidoyo (58), menuturkan, praktik pelacuran di kawasan Kali Angke semakin marak. Bahkan, tak jarang diantara PSK tersebut mangkal di depan area makam Pangeran Wijayakusuma. Mereka mangkal pada malam hari hingga dini hari. Selain mengusik keberadaan makam keramat, tindakan para PSK tersebut juga telah meresahkan warga di Kampung Gusti tersebut. "PSK mulai mangkal di seberang makam. Saya berharap Pemkot Jakbar segera menertibkan mereka," ungkap Hadidoyo, Selasa (24/2).

Seharusnya, para PSK tersebut tidak mangkal di depan area makam. Sebab, makam ini merupakan salah satu makam keramat yang ada di DKI Jakarta. Belum lagi, Pangeran Wijayakusuma adalah seorang ulama yang juga sebagai Panglima Perang pada masa kepemimpinan Pangeran Jayakarta. "Seharusnya Pemkot Jakbar bisa menertibkan para PSK itu, ini kan kawasan makam keramat. Belum lagi bangunan makam ini juga salah satu cagar budaya yang dilindungi perundang-undangan. Bila tidak segera ditertibkan, tidak lama lagi, PSK bisa mangkal di sini (areal pemakaman-red)," kata Hadidoyo yang juga sebagai keturunan ketiga dari Pangeran Wijayakusuma tersebut.

Seperti diketahui, Pangeran Wijayakusuma adalah salah seorang Penasihat dan Panglima Perang pada masa kejayaan Pangeran Jayakarta, yang berjuang dan berperang melawan Belanda (VOC) di Batavia sekitar abad ke-17. Dahulu makam ini terletak di antara kolam-kolam dengan nisan berupa batu.

Sekitar tahun 1968, makam ini dipugar oleh Pemprov DKI Jakarta. Kemudian pemugaran kembali dilakukan pada tahun 1989. Dan pada tahun 2003, makam Pangeran Wijayakusuma ini diperbaiki. Namun, setelah itu Pemprov DKI Jakarta kurang memperhatikan kondisi area makam ini. "Sejak 2008 awal, Pemkot memberhentikan biaya perawatan. Padahal, makam sangat butuh perawatan. Dan sekarang malah banyak PSK yang mangkal," ujarnya.

Menanggapi hal ini, Camat Grogolpetamburan, Tadjudin Widodo, mengaku penertiban pelacuran di bantaran Kali Angke sudah sering dilakukan. Sayangnya, penertiban itu selalu menemui kegagalan karena informasi penertiban sering bocor. "Minggu lalu kita tertibkan, namun hasilnya nihil. Kita curiga ada oknum yang bermain di tempat tersebut," kata camat.

Ke depan, ia berjanji akan berkoordinasi dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) untuk melakukan penertiban. Selain itu, pihak kecamatan setempat juga akan berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat sehingga penertiban bisa dilakukan secara terorganisir. "Ke depan kita akan melibatkan Muspika Grogolpetamburan dan juga akan mengikutsertakan warga sekitar. Karena warga juga banyak yang melapor ke kami," ungkap Tadjudin.

Sumber : http://202.57.16.35/2008/id