Kediri - Terhitung sejak tahun 1998 di Kota Kediri tak terdapat lokalisasi sebagai tempat mangkalnya PSK untuk bisa 'menjajakan' diri. Karena Lokalisasi Semampir sebagai satu-satunya tempat mangkal di Kota Kediri secara resmi ditutup melalui SK Walikota. Meski begitu, tidak menjadikan kehidupan malam di Kota Tahu itu surut.
Sejumlah wisma yang dulunya menjadi tempat mangkal PSK, saat ini disulap oleh pengelolanya menjadi rumah karaoke. Sejumlah wanita yang dipekerjakan sebagai purel. Bahkan mereka juga melayani nafsu birahi tamu yang datang. Ironisnya, Pemerintah Kota Kediri seakan tutup mata dengan kondisi tersebut dan hanya melakukan penutupan saat Bulan Ramadan.
Selain di Eks Lokalisasi Semampir, bisnis prostitusi tumbuh subur di Kota Kediri dengan berkedok cafe dan rumah karaoke. Bahkan tak jarang, sejumlah rumah karaoke 'kelas kakap' yang memiliki cabang di kota besar juga menjadikan 'bisnis haram' tersebut sebagai bentuk usaha lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Irawan (22), salah seorang petugas parkir di salah satu rumah karaoke terkenal yang berlokasi di Jalan Panglima Sudirman Kota Kediri.
"Kalau sampeyan jeli ada mas, tinggal bagaimana sampeyan mencarinya saja. Atau paling gampang coba tanya ke resepsionis itu," ujar Irawan sambil menunjuk meja resepsionis rumah karaoke, Selasa (13/10/2009).
Tak hanya di rumah karaoke, bisnis prostitusi di Kota Kediri juga dapat dijumpai di sejumlah cafe berukuran kecil. Yang mengejutkan, di lokasi tersebut pelakunya bahkan relatif lebih muda, karena rata-rata masih berstatus pelajar atau mahasiswa.
Meski demikian, rupanya tak gampang menemukan adanya bisnis prostitusi pada rumah karaoke atau cafe. Pengelolanya kebanyakan mengelak jika disebut lokasi usahanya menjadi lokalisasi terselubung, dan apabila ditemukan ada hal tersebut diakui muncul bukan atas kehendak pengelola.
Kondisi ini dibenarkan oleh Novita, wanita paruh baya yang biasa disebut mami oleh sejumlah pelaku bisnis prostitusi di Kota Kediri. Menurutnya, di sebagian besar cafe, baik yang berukuran besar atau kecil dapat dipastikan terdapat adanya kayanan esek-esek terebut.
"Bohong kalau sampai ada pengelola cafe yang bilang tempat usahanya bersih, karena saya sudah paham luar dalam di dunia ini. Entah itu disengaja atau tidak, di Kota Kediri ini ya hanya cafe dan karaoke yang bisa dijadikan tempat mangkal aman," ungkap Novita. (bdh/bdh)
Sumber : http://surabaya.detik.com
Sejumlah wisma yang dulunya menjadi tempat mangkal PSK, saat ini disulap oleh pengelolanya menjadi rumah karaoke. Sejumlah wanita yang dipekerjakan sebagai purel. Bahkan mereka juga melayani nafsu birahi tamu yang datang. Ironisnya, Pemerintah Kota Kediri seakan tutup mata dengan kondisi tersebut dan hanya melakukan penutupan saat Bulan Ramadan.
Selain di Eks Lokalisasi Semampir, bisnis prostitusi tumbuh subur di Kota Kediri dengan berkedok cafe dan rumah karaoke. Bahkan tak jarang, sejumlah rumah karaoke 'kelas kakap' yang memiliki cabang di kota besar juga menjadikan 'bisnis haram' tersebut sebagai bentuk usaha lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Irawan (22), salah seorang petugas parkir di salah satu rumah karaoke terkenal yang berlokasi di Jalan Panglima Sudirman Kota Kediri.
"Kalau sampeyan jeli ada mas, tinggal bagaimana sampeyan mencarinya saja. Atau paling gampang coba tanya ke resepsionis itu," ujar Irawan sambil menunjuk meja resepsionis rumah karaoke, Selasa (13/10/2009).
Tak hanya di rumah karaoke, bisnis prostitusi di Kota Kediri juga dapat dijumpai di sejumlah cafe berukuran kecil. Yang mengejutkan, di lokasi tersebut pelakunya bahkan relatif lebih muda, karena rata-rata masih berstatus pelajar atau mahasiswa.
Meski demikian, rupanya tak gampang menemukan adanya bisnis prostitusi pada rumah karaoke atau cafe. Pengelolanya kebanyakan mengelak jika disebut lokasi usahanya menjadi lokalisasi terselubung, dan apabila ditemukan ada hal tersebut diakui muncul bukan atas kehendak pengelola.
Kondisi ini dibenarkan oleh Novita, wanita paruh baya yang biasa disebut mami oleh sejumlah pelaku bisnis prostitusi di Kota Kediri. Menurutnya, di sebagian besar cafe, baik yang berukuran besar atau kecil dapat dipastikan terdapat adanya kayanan esek-esek terebut.
"Bohong kalau sampai ada pengelola cafe yang bilang tempat usahanya bersih, karena saya sudah paham luar dalam di dunia ini. Entah itu disengaja atau tidak, di Kota Kediri ini ya hanya cafe dan karaoke yang bisa dijadikan tempat mangkal aman," ungkap Novita. (bdh/bdh)
Sumber : http://surabaya.detik.com