Ditunjuk sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan Tahun 1990 dengan luas ± 105.194 hektar. Secara administratif pemerintahan berada pada Kabupaten Kendari, Kabupaten Buton dan Kabupaten Kolaka, Propinsi Dati I Sulawesi Tenggara.
Kawasan
Kelompok hutan rawa aopa watumohai ditetapkan menjadi kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai oleh Menteri Kehutanan dengan keputusan Nomor 756/Kpts-II/1990 tanggal 17 Desember 1990.
Kawasan ini membentang pada tiga wilayah kabupaten di Propinsi Sulawesi Tenggara, yaitu Kabupaten Buton (45.605 ha), Kabupaten Kolaka (12.825 ha) dan Kabupaten Kendari (46.764 ha). Titik pertemuan ketiga wilayah ini berada di tengah kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai yaitu dipuncak pegunungan Mendoke yang sering disebut juga Segitiga Bukari (Buton, Kolaka, Kendari).
Sejarah Kawasan
Pada awalnya kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan penggabungan antara TB. Watumohai seluas 50.000 ha dan SM Rawa Aopa seluas 55.560 ha yang ditunjuk berdasarkan SK Menhut. Nomor 138/Kpts-II/1985.
Selanjutnya pada tanggal 27 juli 1985 Menteri Kehutanan dengan Keputusan Nomor 189/Kpts-II/1985 membagi TB. Watumohai menjadi SM. Gn. Watumohai seluas 41.244 ha dan TB. Dataran Rumbia seluas 96.804 ha, sehingga luas keseluruhan SM menjadi 96.804 ha yang dikukuhkan dengan SK Deklarasi Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai di Kaliurang Nomor 444/Kpts-II/1989.
Vegetasi di gunung Watumohai
Dengan selesainya penataan batas luar dari kawasan ini pada tahun 1986/1987 dan dengan telah disahkannya Berita Acara Tata Batas oleh Panitia Tata Batas, maka Menteri Kehutanan menetapkan kawasan Taman Nasional seluas 105.194 ha dengan keputusan nomor 756/Kpts-II/1990 tanggal 17 Desember 1990, luas tersebut diperoleh dengan digabungkannya kembali kawasan TB. Dataran Rumbia, SM. Rawa Aopa serta SM. Watumohai dikurangi 2 lokasi enclave seluas 366 ha yaitu persawahan desa horodopi seluas 364 ha dan desa Makaleleo seluas 2 ha.
Gambaran Umum
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dengan luas 105.194 ha terletak di antara 121° 44' - 122° 44' BT 4° 22' - 4° 39' LS. Wilayah ini terletak di ujung Tenggara Pulau Sulawesi dengan batas di sebelah utara dengan wilayah kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka dan Kecamatan Lambuya dan Kecamatan Kendari, sebelah Timur dengan wilayah Kecamatan Lambuya dan Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Kendari, sebelah Selatan dengan selat Tiworo dan wilayah Kecamatan Rumbia Kabupaten Buton dan di sebelah Barat dengan wilayah Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka.
Menurut pembagian iklim berdasarkan Smitd dan Ferguson, kawasan taman nasional termasuk tipe iklim C dan D dengan curah hujan bervariasi antara 1.500 - 2.000 mm/thn dan temperatur rata-rata antara 23,3 - 30 C.
Topografi wilayah ini umumnya datar bergelombang sampai terbukti dengan puncak tertinggi Gn. Mendoke (± 981 m dpl).
Flora dan Fauna
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai memiliki 4 tipe ekosistem yaitu ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah, hutan bakau, savanah dan hutan rawa.
Keanekaragaman flora di dalam kawasan ini sangat menonjol, baik dalam tingkat jenis maupun genetiknya setidaknya tercatat 89 suku/famili, 257 marga/genus dan 323 jenis/species tumbuhan yang ada di antaranya terdapat 2 jenis yang dilindungi yaitu Damar (Agathis homii) dan Kasumeeto (Dyspyros malabarica).
Anoa
Kawasan ini juga menjadi habitat berbagai jenis burung tercatat 155 jenis burung ada di dalamnya, 32 jenis di antaranya tergolong langka dan 37 jenis tergolong endemik Sulawesi, burung-burung tersebut antara lain Maleo (Macrocephalon maleo), Bangau Putih Susu (Mycteria cineria), Rangkong (Rhyticeros cassidic) dan lain-lain, jenis primata yang ada adalah Podi (Tarsius spectrum) dan Kera Hitam (Macaca ochreata), mamalia besar yang merupakan satwa langka dan dilindungi adalah Anoa, Kus-kus, Rusa, Babi Rusa, dan Musang Sulawesi, di samping itu terdapat juga ular sawah, buaya muara dan soa-soa.
Obyek Wisata
Sebelum memasuki kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai setiap pengunjung dapat memasuki Wisma Cinta Alam Lanowulu untuk mendapat penjelasan secara singkat tentang potensi kawasan.
Di tempat ini juga disediakan fasilitas wisma tamu bagi pengunjung yang ingin bermalam dengan kapasitas 12 orang.
Rawa Aopa
Merupakan daerah rawa gambut di mana di tengah rawa ini terdapat sebuah pulau dengan nama Pulau Harapan II dari sini dapat dilihat berbagai jenis burung air dengan panorama alam yang indah kegiatan lain yang dapat dilakukan di lokasi ini adalah berperahu dayung dan memancing ikan. Fasilitas yang tersedia di tempat ini adalah 1 buah menara pandang, dermaga kayu dan pondok jaga.
Gunung Watumohai
Merupakan pegunungan dengan tipe vegetasi hutan hujan tropika pegunungan rendah dengan komposisi vegetasi yang sangat beragam (heterogen) dan dengan tajuk yang selalu menghijau sepanjang tahun lantai hutannya banyak ditumbuhi oleh jenis-jenis rotan, liana dan jenis tumbuhan lainnya.
Dari lereng gunung ini dapat dilihat pemandangan alam yang indah berupa hamparan
Untuk mencapai daerah ini telah dibangun jalan trail wisata sepanjang 13 km yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua.
Pantai Lanowulu
Merupakan pantai dengan panorama hutan bakau, untuk mencapai pantai ini dapat menggunakan perahu motor tempel atau kapal motor dari dermaga Lanowulu menyusuri sungai-sungai yang ada di sepanjang sungai dapat disaksikan rimbunnya hutan bakau dengan akar-akarnya yang bermunculan dari tanah lumpur dan berbagai satwa liar yang menghuninya.
Jalan Poros Tinanggea – Kasipute
Merupakan jalan umum yang dibangun melintasi kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumonai, sangat tepat bagi pengunjung yang memiliki waktu singkat untuk berkunjung. Di sepanjang jalan ini dapat disaksikan panorama alam savanah dengan latar belakang pegunungan di sebelah utara dan hutan bakau di sebelah selatannya dengan kelompok-kelompok satwa rusa yang sedang mencari makan.
Di sepanjang jalan ini telah dibangun sarana berupa 4 buah menara pandang dan 3 buah shelter sebagai tempat peristirahatan bagi pengunjung.
Cara mencapai lokasi
Kendari - Lambuya - Aopa - Lanowulu berjarak ± 145 km dengan waktu tempuh ; 4 jam atau Kendari - Punggaluku - Tinanggea - Lanowulu berjarak ± 120 km yang dapat ditempuh selama 3 jam.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dapat dicapai dengan mudah dari
Kendari - Punggaluku - Tinanggea - Lanowulu (± 120 km) dengan waktu tempuh selama 2 jam 30 menit. Arus kendaraan menuju Lanowulu ini cukup banyak dan lancar.
Potensi Kawasan
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai mempunyai topografi datar bergelombang sampai berbukit. Dataran rendah sampai bergelombang ringan di bagian Selatan dan bagian Utara bergelombang berat sampai kemiringan lereng berkisar antara 30°-40°, dengan puncak tertinggi G. Watumohai (± 549 m dpl).
Mempunyai iklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 1.500 - 2.000 mm per tahun dengan suhu udara antara 20° - 33° C. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdiri dari hutan hujan tropika pegunungan rendah, hujan tropika dataran rendah, hutan rawa, savana dan hutan bakau.
Beberapa flora yang ada di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai antara lain Alang-alang (Imperata cylindrica), Tiot-tio (Fimbrystilis cylinrica), Kasumeeto (Diospyros celebica), Nona (Metrosideros petiolata), Kayu angin (Casuarina rumotri), Saninten (Castanopsis buruana), Uwi (Bacchia fructescens) dan lain-lain.
Memiliki keanekaragaman jenis satwa langka endemik antara lain Anoa (Anoa depressicornis), Babirusa (Babyrousa babirussa), Kuskus (Phalanger sp.), Singapuar (Tarsius spectrum), Bajing perut merah (Rubrisciurus ribriventer) dan lain-lain.
• Kegiatan yang ditawarkan :
Rekreasi dan pariwisata alam antara lain lintas hutan, pengamatan satwa, berjemur di pantai, foto hunting, hiking, berkemah, memancing dan sebagainya.
Penelitian.
Budaya setempat.
Fasilitas yang tersedia
Pondok jaga, pusat informasi, camping ground, wisma tamu, menara pandang/pengamat, dermaga, jalan setapak dan lain-lain.
Informasi Lainnya
Belum ada pengusahaan pariwisata alam.
Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Flora dan Fauna
Obyek Wisata
Cara mencapai Kawasan
Petunjuk bagi pengunjung
Sumber : http://www.pendakierror.com