Profil Benjamin S


Riwayat Singkat
Benjamin S, tidak hanya kebanggaan masyarakat Jakarta karena ciri keseniannya yang khas Betawi, melainkan juga ia merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, bahkan namanya popular sampai ke negara tetangga Malaysia.

Ia seniman besar, lebih dari sekedar merakyat, karena pembawaannya yang dekat dengan berbagai lapisan, ia juga fenomena artis yang serba bisa dan kaya inovasi. Ekspresi keseniannya menyusup ke berbagai lapisan dan bentuk kesenian lain dari yang tradisional hingg konteporer, dari yang klasik hingga modern. Ia menjelajah dunia kesenian mulai dari panggung tingkat RT sampai pentas kolosal. Ia tampil dalam rekaman, film, televisi, semua dijalankan dengan sepenuh hati dan penuh konsisten.

Meskipun ia seorang pelawak, ia tidak mau dikatakan pelawak, tapi ia menyebutnya becande, ia penyanyi, aktor dan seorang pengusaha rekaman dengan perusahaannya PT. Jiung Film dan akhir-akhir ini juga dkenal pemilik Stasiun Radio Bens Radio FM, serta pemilik Production house yang antara lain menggarap paket Benjamin Show tayangan TPI.

Benjamin seorang putera Betawi asli, lahir pada tanggal 5 Maret 1939 di Kemayoran, Jakarta. Ia anak bungsu dari sembilan bersaudara, pasangan Suaeb (atau Sukirman) dengan siti Aisyah. Pendidikan yang ditempuh: SD di Jakarta dan Bandung (1952), SMP Negeri daerah Menteng, Jakarta (1955), SMA Taman Madya, Jakarta (1958), Akademi Bank, Jakarta (tidak tamat), atihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960), Kursus Lembaga Administrasi Negara (1964).

Menurut Benjamin, dunia artis bukanlah dunia yang ia cita-citakan. Pada mulanya ia bercita-cita ingin menjadi pilot pesawat tempur. “Mungkin ini karena saya tingla di Kemayoran dan melihat pesawat naik Turín di bandara Kamayoran lantas saya kepingin jadi pilotangkatan perang”, katanya. Tapi ibunya saat itu tidak merstui, karena takut terjadi apa-apa, akhirnya cita-citanya gagal. Gagal menjadi pilot, ia akhirnya terdampar menjadi mahasiswa manajemen di Akademi Bank, Yakarta. Tapi karena jira seninya terus bergejolak, pendidikan formalnyapun terkalahkan.

Perjalanan kariernya di bidang keartisan cukup panjang dan berliku. Jauh sebelum dikenal sebagai penyanyi lagu-lagu Betawi (1968), ketika ia maíz di SMA, Benjamín sudah terjun ke dunia seni suara yakni di tahun 1957. Ia mulai membentuk musik band bersama dengan anak-anak Kemayoran yang senang bermain gitar. Ia pernah main di Night club ”Melodyan Boy” main bersama Jack Lesmana di Hotel des Indes (sekarang Duta Merlin) dan juga dengan Rachmat Kartolo.

Disamping berkecimpung di dunia musik Bang Ben (panggilan akrabnya) pernah bekerja sebagai kondektur PPD, pegawai bagian amunisi Urusan Moril Kodam V Jaya dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya. Namun demi musik semua itu ia tinggalkan. Menyanyi dan melawak akhirnya menjadi pilihan karier dan hidupnya. Disanalah ia mengekspresikan cita rasa seninya sampai akhir tahun 1968. Ia menjadi penyanyi lagu-lagu khas Betawi. Lagu pertama yang ia nyanyikan adalah Si Jampang dengan diiringi musik gambang kromong, sebuah musik rakyat Betawi yang merupakan sebuah musik gado-gado yang mengandung unsur Cina, Melayu, Sunda dan Jawa. Sejak itu lagu-lagu Betawi semakin marak dan ikut memperkaya khasanah kesenian daerah dan nama Benjamin Suaeb pun melejit kederetan atas artis penyanyi Indonesia sekaligus sebagai tokoh yang memodernisasikan kesenian Betawi di kancah nasional. Lagu-lagunya yang terkenal antara lain: Ondel-ondel, Bung Puase, Nyai Dasima, Terasi, Garem, Tukang Garem, Tukang Kredit dan lain-lain. Duetnya dengan Ida Royani selama bertahun-tahun semakin namanya terkenal sekaligus mempopulerkan nama Ida Royani.

Namanya yang sudah tenar itu menarik minat sejumlah produser dan sutradara untuk melibatkannya ke dalam dunia film. Bang Ben mendapat tawaran untuk membintangi film Dunia Belun Kiamat (1970). Lebih kurang tiga puluh film ia bintangi, antara lain: Si Pitung Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Bing Slamet Setan Jalanan (1971), Setan Kuburan (1972), Intan Berduri (1973), Benjamin Brengsek (1974), Buaya Gila (1976), Si Doel Anak Modern, Benjamin memperoleh Piala Citra sebagai Pemeran Utama terbaik pria. Antara tahun 1972 – 1976 Benjamin S termasuk bintang terlaris. Ia pernah tampil sebagai sutradara sekaligus pemain, melalui film Hippies Lokal (1976), Raja Copet (1977), Duyung Ajaib (1978).

Ketika perfilman Indonesia merosot dan sinetron tampil menjadi primadona, nama Benjamin tetap berkibar. Sebagai aktor maupun sebagai seorang entertainer. Ia pernah menjadi kunci suksesnya serial Si Doel Anak Sekolahan tayangan RCTI. Karena kesuksesannya memperkenalkan kebudayaan Betawi ke seluruh nusantara ini, ia kemudian dipercaya da diangkat menjadi Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB). Benjamin juga sukses menggarap Benjamin Show dan Mat Beken tayangan TPI dan yang berlangsung sampai akhir hayatnya adalah Begaya FM..

Lima puluh album rekaman lagu-lagu, tiga puluh judul film dan sederetan suskses dan nama besarnya, kini telah diraihnya, bukan tanpa perjuangan. Cukup banyak suka dan duka yang dilauinya sepanjang perjalanan kariernya. Namun berkat ketabahan dan semangat yang pantang mundur, semua dapat dilauinya. Berbagai sukses yang diraih Benjamin tidak membuatnya lupa diri. Nimat yang telah diterimanya diimbangi dengan kehidupan keagamaan yang taat. Bahkan ia pun sudah beberapa kali menunaikan ibadah haji.

Kini Benjamiin Suaeb sudah tiada, ia meninggal 5 September 1995, karena serangan jantung. Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet. Ia telah pergi untuk selama-lamanya meninggalkan isteri dan sembilan anak, sebelas cucu dan meninggalkan karya-karya abadinya untuk bangsanya. (Julinar Said)

Daftar Pustaka
Kompas, 6 September 1995
Terbit, 5 September 1995
Suara Karya, 6 September 1995
Republika, 6 dan 10 September 1995
Majalah Wanita Indonesia, No. 313/VII/Minggu, 1 September 1995
Photo : http://1.bp.blogspot.com

Sumber:
Ibrahim, Muchtaruddin, dkk. 1999. Ensiklopedi Tokoh Kebudayaan IV. Jakarta. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan