Sulut Tujuan Wisata Seks

MANADO—Terkenal di luar daerah hingga luar negeri, membuat banyak yang memburu Keke Manado di kampung halamannya sendiri. Istilah 4-B (Bunaken, Boulevard, Bubur dan Bibir Manado) popular di seantero Indonesia membius para pemburu nafsu syahwat ke Sulut.

Tak ayal, perburuan ini membuat Sulut menjadi salah satu daerah tujuan wisata seks.
Penelusuran wartawan koran ini, model wisata seks ada berbagai modus mulai dari under class hingga high class. Mulai yang nongkrong di pinggir jalan –di tempat-tempat tertentu- hingga wanita panggilan dengan penampilan mirip pemilik banyak perusahaan dengan menggunakan mobil mewah.

Khusus yang nongkrong di pinggir jalan biasa ‘wisatawannya’ mereka yang berkantong ‘payah’. Tarifnya berkisar Rp100-350 ribu. Lokasinya seperti di Jl Piere Tendean Boulevard Manado, Jl A Yani, kawasan TKB, dan di beberapa suduk kota lainnya (lihat grafis).

Ada juga yang stand by di lokasi tertentu atau merangkap profesi seperti di tempat hiburan, lokalisasi tersembunyi, dan sebagian hotel-hotel kelas melati. Sebagian besar tempat hiburan terdapat ladies yang nyambi jadi ‘tambio. Hanya saja bookingannya bukan dengan pemilik tempat hiburan, tapi langsung dengan yang bersangkutan. Tapi, ada yang dikendalikan langsung sang bos tempat hiburan.

Selain yang rangkap, ada juga pengunjung pub yang rangkap ‘tambio’. Pura-pura jadi pengunjung, tak tahu mau cari mangsa. Pengunjung yang jadi ‘tambio’ yang sulit dideteksi. Kalau yang sudah tahu ciri-cirinya pasti bisa didapat. Bila sudah ada kata sepakat, ‘pertempuran’ bisa dilakukan dalam pub –dalam ruangan- atau cari hotel melati yang menyewakan kamar untuk short time. Banyak hotel melati yang menyewakan kamar untuk short time saja yang harganya di bawah Rp100.000.

Tempat-tempat lokalisasi tersembunyi juga ada. Sejumlah lokasi disinyalir seperti di kawasan Kairagi, dan Jl Sam Ratulangi kerap dijadikan arena ‘pertempuran’. Ada bahkan yang beroperasi di siang bolong. Hanya yang memiliki nyali besar bisa pergi ke lokalisasi khusus beroperasi siang sampai sore hari. ‘Tambio’ biasanya standby di lokasi ini. Waktu operasinya pun siang dan malam. Jadi bisa datang kapan saja, tergantung nafsu si lelaki. Tarif tergantung nego. Silakan coba semoga anda ketularan HIV/AIDS.

Yang paling trend sekarang aksi wanita panggilan yang biasa disebut di sini free launch. Artinya beraksi bebas tergantung order dari konsumen. Tinggal call, nego harga dan janjian bertemu. Mereka biasanya menetap di rumah, tempat kost, atau rumah kontrakan. Umumnya tak banyak yang tahu kalau wanita tersebut berprofesi sebagai pekerja seks komersil (PSK). Model wisata seperti ini, produk yang dijual bervariasi mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga yang sudah dewasa tapi parasnya sangat cantik. Yang masuk kategori ini biasanya berparas cantik. Makanya tarif ikutan tinggi. Tapi ada standar terendahnya yakni Rp1 juta sekali main.

Menurut salah satu eksekutif muda sebuah persahaan swasta di Manado, sebagian dari mereka ini sudah memiliki mobil sendiri. Mobilnya pun masuk kategori mobil menengah ke atas. Ada Honda CRV, Honda Jazz, Grand Livina, Avansa, dan mobil di atas Rp100 juta lainnya.

Modusnya cukup menarik dan aman bagi si lelaki hidung belang. Kenapa dibilang aman. Karena untuk mencari hotel, dilakukan di atas mobil si PSK tersebut. Sehingga yang terparkir di hotel, mobil si perempuan tersebut.

Biasanya selama ini para lelaki yang ingin main, untuk menghilangkan jejak, selalu menyewa taksi. Tetapi sopir taksi sekarang ada sebagian yang tidak bisa menyimpan rahasia (mulut ember). ‘’Namun saat ini jejak kita tidak bisa diikuti. Karena mobil yang saya bawa, cukup parkir di halaman parkir pusat-pusat perbelanjaan. Karena kita janjiannya ketemu di halaman parkir pusat perbelanjaan. Ketika mobil saya terparkir, saya pinda di mobil perempuan yang akan saya pakai. Lalu perempuan itu yang mengantar saya di hotel yang ia inginkan,’’ ungkap lelaki yang sudah memiliki istri dan anak tersebut.

Lelaki yang mengaku sudah lima tahun menikah itu, hotel untuk main pun di hotel menengah ke atas. Tarif hotelnya di atas Rp300 ribu per malam. Kendati mainnya hanya 30 menit.

‘’Main dengan mereka enak dan aman. Karena tidak terikat. Yang menarik juga kalau kita sudah kenal atau pernah main. Biasanya kalau sudah pernah main, tidak perlu lagi melalui perantara (germo). Karena kita sudah saling memberikan nomor telepon. Makin mudah kalau lagi kebelet. Tinggal sms. Dan sebaiknya mainnya sore menjelang malam, karena biasanya mereka masih segar-segar sehabis mandi,’’ cerita lelaki 32 tahun yang meminta namanya dirahasiakan.

Para wanita ini juga mainya hanya pilih-pilih orang. Walaupun ditawari melebihi harganya, jika lelakinya kurang tampan, mereka menolaknya. Mainnya juga hanya sekali sehari.

Wajar mereka punya mobil, karena jika tiap bulan saja mereka lakukan transaksi 20 kali, sudah ada Rp20 juta di tangan. Sehingga jika hanya membayar setoran mobil Rp10 juta per bulan, itu urusan kecil.

Selain pengusaha muda, model wisata ini penikmatnya juga para pejabat daerah dan luar daerah dan orang asing.

Aparat kepolisian di daerah ini sebenarnya tak tinggal diam. Hampir tiap tiga bulan jajaran Polda Sulut yang didukung oleh semua Polres/Polresta dan Poltabes Manado melakukan operasi penyakit masyarakat (pekat). Pada operasi pekat 28 Januari hingga 16 Februari 2009 berhasil diringkus 95 pelaku.

Kabid Humas Polda Sulut AKBP Benny Bella mengatakan, kasus trafficking menjadi perhatian. Seluruh jajaran kepolisian di lingkungan Polda Sulut telah diperintahkan siaga melihat gejala yang mengarah pada kemungkinan terjadinya trafficking. “Untuk pencegahan, kepolisian melalui Bina Mitra dan Bahyangkari tidak henti-hentinya melakukan seminar, sosialisasi dan kegiatan lainnya yang berhubungan langsung dengan pencegahan trafficking,’’ kata Bella. (ily/cw-06)

Sumber: http://mdopost.com