Permainan Anak Tradisional Banyak yang Punah

Medan - Antropolog Universitas Negeri Medan, Dr Phil Ichwan Azhari mengungkapkan, berbagai permainan anak tradisional sudah banyak yang hilang dan punah, dan digantikan oleh permainan anak modren.

Padahal permainan tradisional tersebut memiliki cukup banyak keunggulan dan justru tidak didapati pada permainan modren, seperti tumbuhnya rasa solidaritas atau kesetiakawanan, rasa empati kepada sesama, keakraban dengan alam dan selalu menjunjung nilai-nilai sportivitas. Ichwan Azhari yang juga Ketua Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Unimed menyampaikan hal itu kepada Analisa di ruang kerjanya, Senin (1/6).

Dikatakan, sisi positif lainnya dari permainan tradisional itu memungkinkan timbulnya inisiatif, kreativitas anak untuk menciptakan dan inovasi untuk memproduksi sendiri. “Kemudian anak mencari desain baru dan mengadaptasi permainan yang mereka butuhkan”, ungkap Ichwan Azhari yang juga.

Permainan anak tradisional juga menjauhkan anak dari sikap konsumtif, menampilkan kegembiraan, gerak tubuh yang ekspressif, disamping juga melatih tingkat kecerdasan dan logika. Berbeda halnya dengan permainan anak modren yang semuanya diproduksi pabrik secara massal, sehingga kreatifitas anak untuk menciptakan sendiri permainannya menjadi hilang.

Menurut Ichwan, permainan modren cenderung menjadikan anak individualis dan berbasis materi. Anak setiap saat meminta uang untuk membeli alat permainannya. Karenanya permainan moderen potensial menjadikan anak sebagai generasi yang hanya menuntut, meminta, kurang usaha, tidak inovatif dan tidak kreatif, untuk memproduksi dan mereproduksi apa yang dibutuhkannya.

Dijelaskannya, sehubungan dengan persoalan itu, Program Studi Antropologi Sosial, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan telah melaksanakan Festival dan Pameran Tradisional Anak Sumatera Utara di Medan tanggal 29-30 Mei lalu yang diikuti sekitar 400 anak. “Melalui kegiatan ini akan ditunjukkan keunggulan luar biasa dari permainan anak tradisional yang selama ini diabaikan,” ucapnya.

Berbagai perlombaan yang ditampilkan seperti, Patok Lele, bermain Rimbang, Galasing, Engklek, Enggrang, Pistol-Pistolan dan lain sebagainya ternyata mendapat sambutan luar biasa dari peserta.

Kita jadwalkan kegiatan ini akan menjadi even rutin pada moment selanjutnya, mengingat sisi positif yang dihasilkannnya, ucap Ichwan. (rmd)

Sumber:
http://www.analisadaily.com