Pemandian Lubuk Mata Kucing yang Terlupakan

Dulu setiap wisatawan berkunjung atau perantau pulang ke Padangpanjang, pasti menyempatkan diri ke Pemandian Lubuk Mata Kucing. Sekarang, sejak Minang Fantasi yang terkenal dengan waterpark berdiri di Padangpanjang pada 2008, pemandian ini pun mulai ditinggalkan.

Padahal, pemandian yang dibangun Belanda pada 1918 ini sangat terkenal hingga HAMKA, ulama dan sastrawan Sumbar, mengabadikannya dalam roman 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk'.

Kepala dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Porbudpar) Kota Padangpanjang, zulkarnain Harun mengakui kondisi pemandian Lubuk Mata Kucing sudah ketinggalan zaman dan harus direnovasi untuk membangkitkan minat masyarakat berkunjung. Pemerintah Kota Padangpanjang tetap berharap pemandian Lubuk Mata Kucing ini bisa dipertahankan karena faktor sejarahnya.

"Tahun 2008, kita sudah mempersiapkan masterplane renovasi pemandian Lubuk Mata Kucing, jadi memang ada upaya kita ke arah pembenahan pemandian Lubuk Mata Kucing," ujar zulkarnain saat ditemui di kantornya, Jumat (13/2).

Lebih jauh Zulkarnain mengatakan ke depannya dalam rencana yang dibuat, pemandian Lubuk Mata Kucing tidak hanya sebagai objek wisata tapi juga sebagai lokasi latihan olahraga renang, di samping sebagai sumber air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
"Untuk sementara, pemandian ini untuk penyediaan sumber air minum bagi masyarakat Kota Padangpanjang," ujarnya.

Dikatakan Zulkarnain, potensi pemandian Lubuk Mata Kucing masih tetap besar dibanding Water Park. Setidaknya dilihat dari ukuran tiket masuk, pemandian Lubuk Mata Kucing hanya ditarik Rp 1.500 per orang. Bandingkan dengan water Park untuk masuk saja tiketnya Rp 35 ribu per orang. Bahkan untuk mengikuti seluruh paket yang ada di water Park, biayanya sampai Rp 75 ribu."Setidaknya bagi wisatawan lokal, tarif di pemandian Lubuk Mata Kucing masih terjangkau," ujarnya.

Water park yang mulai dibangun bulan September 2008 dan mulai dioperasionalkan pada Oktober 2008. Sampai akhir tahun 2008, jumlah pengunjung diperkirakan sebanyak 200 ribu orang. Pemerintah Kota Padangpanjang menargetkan jumlah kunjungan pada tahun 2009 ini bisa mencapai 500 ribu orang. Ini tentunya akan bertambah jika pembangunan terminal mini kereta api wisata Padang-Padangpanjang di kawasan terwujud.

"Kalau hitung-hitungan kita, target kunjungan bisa mencapai kurang lebih 1 juta, ini hanya target terendah kita buat," ujarnya.

Luas keseluruhan kawasan Water Park di Silaing Bawah ini mencapai 11,5 hektar. Objek wisata ini dikelola PT Niagara Fantasi Islandinvestor Minang Fantasi dengan masa pengelolaan 30 tahun.

Water Park memiliki arena permainan basah dan kering. Beberapa permainan basah berbentuk kolam renang berjumlah 9 buah, yang terdiri atas semi olimpic, air hangat, kolam anak I, II dan III, kolam seluncuran (water boom), kolam ombak, kolam arus dan kolam khusus wanita. sedangkan permainan arena kering yang dibangun antara lain kuda berputar, buayan kaliang, bombom car, jump round, mini disco serta kereta api gandeng.

Khusus water boom tinggi sekitar 30 meter dengan panjang 50 meter. Seluncuran di kolam tersebut berjumlah dua buah dengan kedalaman kolam sekitar satu meter. Beberapa fasilitas lain di kawasan ini antara lain rumah adat yang bisa disewakan. Setiap rumah adat dilengkapi kompor gas, dispenser, parabola, kamar mandi serta peralatan dapur lainnya. Rumah ada ini disewakan sekitar Rp 1 juta. Maksimal bisa diisi 30 orang. Selain itu juga ada musala berkapasitas 40 orang serta sejumlah unit wc di kawasan tersebut. (youngster)

Sumber: http://www.tribunpekanbaru.com