Pariwisata Jangan Sebatas Pantai

Tanjungpandan - Pengembangan pariwisata Kabupaten Belitung tidak bisa dilakukan sendiri oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung. Lebih dari itu, pariwisata akan berkembang pesat jika semua pihak ikut mendukung. Jaringan pariwisata yang kuat juga sangat diperlukan. Investor harus ikut dilibatkan, misalnya dalam bidang infrastruktur pariwisata.

Pengembangan pariwisata juga berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM). Pelatihan kepariwisataan sangat perlu dilakukan, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan profesionalitas orang-orang yang bergelut dengan pariwisata.

“Jangka pendeknya untuk Sail Indonesia ini. Sedangkan untuk jangka panjang tentu profesionalitas di bidang pariwisata.

Promosi juga perlu, promosi keluar, mendatangkan orang ke Belitung untuk berwisata. Rencananya kita juga akan ikut Gebyar Wisata di Jakarta,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung, Sumardi ditemui Grup Bangka Pos di ruang kerjanya, Senin (1/6).

Lebih lanjut, kata Sumardi, Kabupaten Belitung masih menjual wisata Pantai Tanjungtinggi, Tanjungkelayang dan Tanjungpendam. Sedangkan wisata bahari seperti diving (selam) belum terekplorasi optimal.

Padahal wisata bahari sangat menjanjikan. Sebut saja keindahan warna warni coral di perairan Pulau Lengkuas, atau kapal tenggelam yang sudah sejak lama menjadi terumbu karang.

Sebab itu pada saat Sail Indonesia nanti, akan dijual paket wisata antara lain menanam terumbu karang. Harapannya wisatawan luar negeri atau peserta Sail Indonesia yang ikut menanam terumbu karang itu suatu saat nanti kembali lagi ke Belitung untuk melihat apa yang pernah ia tanam di perairan Belitung.

Fokus lain yang akan dikembangkan pada tahun 2009 adalah pengembangan wisata Batu Mentas yang masih termasuk dalam kawasan Gunung Tajam. Menurut Sumardi, beberapa jenis wisata bisa dipadukan di wisata Batu Mentas ini seperti wisata religi, wisata konservasi, wisata alam, wisata agro, serta arena outbond.

“Harapan ke depan pariwisata makin berkembang. Pariwisata kalau sudah jadi, akan menjadi sumber PAD yang tidak akan habis, justru makin berkembang. Kita berharap semua pihak bisa mendukung. Sebab kalau pariwisata berkembang semua aspek juga berkembang sehingga perekonomian juga bangkit,” kata Sumardi.

Sumardi juga berharap ada even nasional maupun internasional yang dapat dilaksanakan di Kabupaten Belitung. Namun yang paling penting masyarakat dan pelaku wisata berperan memelihara obyek wisata dan kebersihan obyek wisata.
Kunjungan Meningkat

Jumlah wisatawan nusantara (wisnu) maupun wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kabupaten Belitung terus meningkat. Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung tercatat pada tahun 2004, jumlah wisnu 6.460 orang. Sedangkan wisman berjumlah 78 orang.

Di tahun 2005, angka-angka tersebut mengalami peningkatan. Jumlah wisnu naik menjadi 18.189 orang dan wisman menjadi 1.333 orang. Data pada tahun 2006 menunjukkan adanya sedikit penurunan, angka wisnu menjadi 17.233 orang dan wisman menjadi 1.072 orang.

Kunjungan wisatawan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2007. Angka jumlah wisnu naik menjadi 23.188 orang dan wisman menjadi 1.421 orang.

Sementara di tahun 2008, angka kunjungan wisnu ke Kabupaten Belitung kembali mengalami peningkatan menjadi 29.945 orang dan wisman menjadi 2.053 orang.
Pada tahun 2009 ini berdasarkan data Dinbudpar mulai bulan Januari hingga Maret 2009, jumlah wisnu yang berkunjung berada pada angka 7.733 orang dan wisman 752 orang.

Pimpinan agen perjalan wisata Levi Tour, Agus Pahlevi mengatakan, kunjungan wisatawan asing ke Pulau Belitung terus meningkat dari waktu ke waktu. Belum lama ini misalnya ada kunjungan dari Amerika Latin, Asia, Equador, Mexico, Brazil, Hongkong dan Filipina.

“Wisatawan Hongkong baru saja pulang. Wisata di Belitung ini memang untuk menikmati keindahan alam, pantai. Kalau untuk hura-hura untuk apa mereka datang ke Belitung, di Jakarta lebih banyak tempat hura-hura,” kata Agus dihubungi melalui ponsel.

Agus mengatakan, Laskar Pelangi juga masih menjadi daya tarik bagi wisatawan. Mereka penasaran dengan replika SD Muhammadiyah Gantong, tempat syuting Ikal Cs yang dibangun oleh tim Miles Film.

Tapi sayang, kondisi bangunan itu kini rusak parah, wisatawan pun kecewa. “Bangunan itu semestinya dijaga baik-baik karena itu icon Laskar Pelangi. Pemda sudah menyediakan lahan, tapi kapan bangunan itu mau dipindahkan, sampai saat ini belum juga terlaksana,” kata Agus yang ketika dihubungi sedang berada di Jakarta. (vid/h4)