Festival Laut Melayu 2009 Dimulai

Written by widodo

HUJAN turun cukup deras pada akhir pekan itu. Tapi ribuan warga masyarakat tetap larut dalam kegembiraan. Mereka antusias untuk menyemangati jagoannya masing-masing dalam acara tahunan yang dimulai Sabtu kemarin di Bintan.

Pembukaan Festival Laut Melayu 2009 ke-VI di Desa Sebung Pereh, Kecamatan Teluk Sebung, Bintan, Sabtu (14/6) memperlombakan beberapa permainan tradisional khas Melayu yang sudah di lakukan secara turun menurun.

Festival kali ini melombakan Sampan Melayu tradisional, Gasing tradisional, Jong dan Sampan kolek.
Masing-masing lomba rata-rata diikuti oleh 32 tim dengan total peserta hingga 150 orang. Mereka datang dari setiap kecamatan yang ada di Bintan dan bahkan utusan dari berbagai kabupaten/kota di Kepri.
Acara itu dibuka secara langsung oleh Bupati Bintan Anshar Ahmad. Sedangkan pelepasan lomba dilakukan Gubernur Kepri yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Eddy Wijaya.

Menurut Anshar, kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang diharapkan bisa turut memajukan akar budaya melayu, serta mempromosikan Bintan ke wisatawan mancanegara.

2009 ini sebagai tahun kunjungan wisata di Indonesia yang tengah digalakkan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan target kunjungan sebesar 7 juta wisatawan datang Indonesia. Mengenai pencapaiannya, sajak awal 2009 hingga saat ini ternyata telah mencapai 5,8 juta wisatawan.

Oleh karena itu semua daerah tujuan wisata, seperti halnya Bintan, terus didorong untuk bisa menggaet wisatawan guna memenuhi target tersebut.

"Untuk membangkitkan kemajuan pariwisata di Bintan kita terus bekerjasama dengan beberapa pihak salah satunya menggelar Festival Laut Melayu ini," kata Anshar.

Anshar juga menegaskan bahwa pada tahun-tahun kedepan segala event yang berbau tradisional akan digelar dengan langsung melibatkan masyarakat. Dengan demikian mereka pun bisa berinteraksi. Anshar mencontohkan even triathlon yang telah digelar beberapa waktu lalu di kawasan Nirwana Garden, nantinya akan dibuat dengan rute di sekitar kawasan permukiman dan perkampungan tradisional Melayu. Dengan demikian para wisatawan selain dapat mengikuti lomba, nantinya juga dapat mengenal lebih dekat kehiduapan sehari-hari masyarakat Melayu yang ada di Bintan.

Selain diisi dengan berbagai perlombaan, ajang Festival Laut juga di isi bazaar makanan tradisional seperi lakse, roti jala, pulut, ketam, dan lain-lain. Bahkan aneka hasil kerajinan khas Melayu juga dipajang di arena untuk bisa dinikmati para pengunjung.

Imah salah satu pedagang makanan tradisional Melayu menyambut gembira cara seperti ini. Bahkan ia usul festival seperti itu bisa digelar lebih sering lagi, misalnya setahun tiga kali.

"Minimal agar para generasi muda juga tahu makanan tradisional tak kalah dengan makanan siap saji yang ada saat ini. Makanan kita tak kalah dengan makanan luar. Apa itu .. donel..donel.. itu," ujarnya dengan senyuman lebar. (isu)

Sumber: http://www.tribunbatam.co.id