Batavia Art Festival Dipadati 6.000 Pengunjung

Jakarta - Untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-482 kota Jakarta, Batavia Art Festival kembali digelar di Taman Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat. Acara yang menampilkan kesenian ini cukup diminati warga.

Sejak dibuka, Minggu (21/6) pukul 10.00 Wib, warga terus berdatangan hingga memadati areal museum ini. Diperkirakan pengunjung yang datang mencapai enam ribu orang.

Pada acara acara ini, para pengunjung menikmati aneka ragam atraksi seni dan juga bisa membeli cendera mata dari 74 stand produk kerajinan serta minikmati makanan khas Betawi, seperti siomay, otak-otak ikan, kue cina, gado-gado, dan kerak telor. Tak hanya itu, acara juga tampak meriah dengan digelarnya pertandingan lomba congklak, galasin, dan mainan lain tempo dulu yang sudah jarang dilakukan.

Di areal museum tersebut juga terdapat workshop yang mengerjakan kerajinan unik, sepdrti pembuatan topeng wajah, lukisan kain perca, dan produk daur ulang.

Kepala Museum Sejarah Jakarta/Museum Fatahillah, Rafael Nadapdap mengatakan, melalui Batavia Art Fetival 2009 ini diharapkan warga Jakarta dapat mencintai kotanya. Tentunya, dengan segala keragaman budaya yang ada di ibu kota ini, salah satunya budaya Betawi, yang merupakan budaya asli Jakarta.

Para pengunjung akan disuguhi berbagai kegiatan yang memberikan wahana pendidikan budaya dan seni. Sehingga masyarakat kenal dekat dengan budayanya sendiri, ungkapnya.

Rafael memperkirakan, jumlah pengunjung pada malam hari diperkirakan akan jauh lebih banyak. Sebab, pihaknya akan menggelar layar tancap dengan film-film yang menarik, misalnya Doea Tanda Mata dan Cintaku di Rumah Susun. Acara ini saya yakin pasti banyak yang nonton. Soalnya, sekarang kan sudah jarang ada, kata Rafael seraya mengatakan, Batavia Art Festival ini merupakan kegiatan ke-13 sejak dilakukan tahun 2002 lalu.

Salah seorang pengunjung, Fadli (34), mengaku sangat senang dengan digelarnya acara ini. Sebab, di dalam acara ini banyak yang unik-unik, seperti berbagai makanan khas yang disajikan termasuk sejumlah karya seni yang dipamerkan. Seni dan budaya Jekarta tempo dulu mengandung arti positif utamanya tentang kebersamaan dan kesatuan, katanya. (owy)

Sumber: http://www.hupelita.com