Ganbaran Umum Letak Geografis
Secara geografis Daerah Kabupaten Karo terletak antara 02o50’ s/d 03o19’ LU dan 97o55’ s/d 98 o38’ BT. Daerah Kabupaten Karo terletak di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan total luas administrasi 2.127,25 km² atau 212.725 ha. Wilayah Kabupaten Karo berbatasan dengan:
- Kabupaten Langkat dan Deli Serdang dibagian Utara;
- Kabupaten Simalungun dibagian Timur;
- Kabupaten Dairi dibagian Selatan; dan
- Propinsi Nangro Aceh Darusalam dibagian Barat.
Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km sebelah selatan kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Topografi
Ditinjau dari kondisi topografinya, wilayah kabupaten karo terletak didataran tinggi bukit barisan dengan elevasi terendah + 140 m diatas permukaan laut (Paya lah-lah Mardingding) dan yang tertinggi ialah + 2.451 meter diatas permukaan laut (Gunung Sinabung). Daerah kabupaten karo yang berada di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan kondisi topografi yang berbukit dan bergelombang, maka diwilayah ini ditemui banyak lembah-lembah dan alur-alur sungai yang dalam dan lereng-lereng bukit yang curam/terjal. Sebagaian besar (90%) wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian/elevasi +140 m s/d 1400 m diatas permukaan air laut.
Pada wilayah Kabupaten Karo terdapat dua hulu daerah aliran sungai (DAS) yang besar yakni DAS sungai Wampu dan DAS sungai Lawe Alas. Sungai Wampu bermuara ke Selat Sumatera dan Sungai Renun (Lawe Alas) bermuara ke Lautan Hindia.
Iklim
Tipe iklim daerah Kabupaten Karo adalah E2 menurut klasifikasi Oldeman dengan bulan basah lebih tiga bulan dan bulan kering berkisar 2-3 bulan atau A menurut Koppen dengan curah hujan rata-rata di atas 1.000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.000-4.000mm/tahun, dimana curah hujan terbesar terjadi pada bulan basah yaitu Agustus sampai dengan Januari dan Maret sampai dengan Mei.
Kependuukan
Jumlah penduduk Kabupaten Karo pada akhir tahun 2006 ialah sebanyak 342.555 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Karo jika dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Karo yakni 2.127,25 km2 maka kepadatan penduduk Kabupaten Karo pada akhir tahun 2006 adalah 161,03 jiwa/km²,. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karo pada periode tahun 2000 – 2006 adalah sebesar 3,19 % per tahun.
Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut memperlihatkan bahwa penganut agama nasrani merupakan yang terbanyak baru disusul oleh pemeluk agama Islam dan agama lainnya.
Ditinjau dari segi etnis, penduduk Kabupaten Karo mayoritas adalah suku Karo, sedangkan suku lainnya seperti suku Batak Toba/Tapanuli, Jawa, Simalungun, dan suku lainnya hanya sedikit jumlahnya (dibawah 5%).
Administrasi Pemerintahan
Kabupaten Karo adalah merupakan bagian dari Propinsi Sumatera Utara dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang secara administratif dibagi atas tujuh belas kecamatan yaitu :
Kecamatan Kabanjahe dengan ibukota Kabanjahe terdiri dari 13 desa
Kecamatan Berastagi dengan ibukota Berastagi terdiri dari 9 desa
Kecamatan Simpang Empat dengan ibukota Simpang Empat terdiri dari 17 desa
Kecamatan Tigapanah dengan ibukota Tigapanah terdiri dari 22 desa
Kecamatan Payung dengan ibukota Tiganderket terdiri dari 8 desa
Kecamatan Munte dengan ibukota Munte terdiri dari 22 desa
Kecamatan Tigabinanga dengan ibukota Tigabinanga terdiri dari 19 desa
Kecamatan Merek dengan ibukota Merek terdiri dari 19 desa
Kecamatan Kutabuluh dengan ibukota Kutabuluh terdiri dari 16 desa
Kecamatan Juhar dengan ibukota Juhar terdiri dari 24 desa
Kecamatan Lau Baleng dengan ibukota Lau Baleng terdiri dari 13 desa
Kecamatan Mardingding dengan ibukota Mardingding terdiri dari 10 desa
Kecamatan Barusjahe dengan ibukota Barusjahe terdiri dari 19 desa
Kecamatan Naman Teran dengan ibukota Naman Teran terdiri dari 14 desa
Kecamatan Tiganderket dengan ibukota Tiganderket terdiri dari 17 desa
Kecamatan Dolat Rayat dengan ibukota Dolat Rayat terdiri dari 7 desa
Kecamatan Merdeka dengan ibukota Merdeka terdiri dari 9 desa
Tujuh belas kecamatan tersebut diatas terdiri dari 248 (duaratus empatpulu delapan) desa dan 10 (sepuluh) kelurahan.
Tabel Penduduk Perkecamatan
Arti Lambang Kabupaten Karo
PIJER PODI, Lambang persatuan dan kesatuan masyarakat Karo
UIS BEKA BULUH, Lambang kepemimpinan
BINTANG LIMA, Melambangkan bahwa suku Karo terdiri dari lima merga, kemudian dipadukan dengan tiang bambu yagn terdiri dari empat buah sehingga menyatu dengan tahun Kemerdekaan R.I
PADI, Melambangkan Kemakmuran yang terdiri dari 17 butir sesuai dengan tanggal kemerdekaan R.I
BUNGA KAPAS, Lambang keadilan sosial, cukup sandang pangan yagn terdiri dari 8 buah sesuai dengan bulan kemerdekaan R.I
KEPALA KERBAU, Melambangkan semangat kerja dan keberanian
TUGU BAMBU RUNCING, Melambangkan patriotisme dan kepahlawanan dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan R.I
MARKISA, KOL dan JERUK, Melambangkan hasil pertanian spesifik Karo yagn memberikan sumber kehidupan bagi masyarakat Karo
JAMBUR SAPO PAGE, Melambangkan sifat masyarakat Karo yagn suka menabung (tempat menyimpan padi)
UIS ARINTENENG, Lambang kesentosaan
RUMAH ADAT KARO, Melambangkan ketegaran seni, adat dan budaya Karo
Adat Dan Budaya
1. Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo. Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri dari 5 (lima) Merga, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu.
Merga Silima, yakni:
- Karo-karo
- Ginting
- Sembiring
- Tarigan
- Perangin-angin
Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga.
Merga Ginting
1. Ajartambun
2. Babo
3. Beras
4. Cabap
5. Gurupatih
6. Garamata
7. Jandibata
8. Jawak
9. Manik
10. Munte
11. Pase
12. Seragih
13. Suka
14. Sugihen
15. Sinusinga
16. Tumangger
Merga Karo-karo
1. Barus
2. Bukit
3. Gurusinga
4. Kaban
5. Kacaribu
6. Ketaren
7. Kemit
8. Jung
9. Purba
10. Sinulingga
11. Sinukaban
12. Sinubulan
13. Sinuraya
14. Sitepu
15. Sinuhaji
16. Surbakti
17. Samura
18. Sekali
Merga Perangin-angin
1. Bangun
2. Keliat
3. Kacinambun
4. Namohaji
5. Nano
6. Menjerang
7. Uwir
8. Pinem
9. Pancawan
10. Panggarun
11. Ulun Jandi
12. Laksa
13. Perbesi
14. Sukatendel
15. Singarimbun
16. Sinurat
17. Sebayang
18. Tanjung
Merga Sembiring
1. Berahmana
2. Busuk
3. Depari
4. Colia
5. Keloko
6. Kembaren
7. Muham
8. Meliala
9. Maha
10. Bunuaji
11. Gurukinayan
12. Pandia
13. Keling
14. Pelawi
15. Pandebayang
16. Sinukapur
17. Sinulaki
18. Sinupayung
19. Tekang
Merga Tarigan
1. Bondong
2. Gana-gana
3. Gersang
4. Gerneng
5. Jampang
6. Purba
7. Pekan
8. Sibero
9. Tua
10. Tegur
11. Tambak
12. Tambun
13. Silangit
14. Tendang
Orat Tutur Merga Silima
1. Merga Bapa, jadi merga man anak sidilaki jadi beru man anak sidiberu
2. Beru Nande, jadi bere-bere man anak sidilaki ras anak sidiberu
3. Bere-bere Bapa, jadi binuang man anak sidilaki ras anak sidiberu
4. Bere-bere Nande, jadi perkempun man anak sidilaki ras anak sidiberu
5. Bere-bere Nini (Bulang) Arah Bapa, jadi kampah man anak sidilaki ras anak sidiberu
6. Bere-bere Nini (Bulang) Arah Nande, jadi soler man anak sidilaki ras anak sidiberu
Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan Perkaden-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada.
Rakut Sitelua, yaitu:
- Senina/Sembuyak
- Kalimbubu
- Anak Beru
Tutur Siwaluh, yaitu:
- Sipemeren
- Siparibanen
- Sipengalon
- Anak Beru
- Anak Beru Menteri
- Anak Beru Singikuri
- Kalimbubu
- Puang Kalimbubu
Perkaden-kaden Sepuluh Dua:
- Nini
- Bulang
- Kempu
- Bapa
- Nande
- Anak
- Bengkila
- Bibi
- Permen
- Mama
- Mami
- Bere-bere
1. Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan beberapa persyaratan adat.
2. Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan merebut Kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950.
3. Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan.Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan (sura-sura pusuh peraten) yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 (tiga) hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan Mejuah-juah.
Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang.
Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.
Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.
Potensi Daerah
Potensi sumber daya alam yang menonjol antara lain: tanah yang subur, udara yang sejuk, panorama yang indah, hutan lindung yang luas, dan sebagainya.
* Sektor Pertanian : tanaman pangan, hortikultura (Buah-buahan, sayur mayur, bunga-bungaan dan biji-bijian).
* Sektor Pariwisata adalah : Jalan hutan, gunung berapi, air panas, pemandangan yang indah, danau, air terjun, rumah tradisional, kebudayaan dan sebagainya.
* Sektor Industri : diharapkan mampu mendukung sektor pertanian, industri yang mengolah hasil pertanian dan industri yang mendukung sektor pariwisata seperti : cendera mata.
Penggunaan Lahan Saat Ini
Penggunaan lahan di Kabupaten Karo di dominasi oleh penggunaan lahan kering berupa perladangan dan perkebunan seluas 96.045 Ha atau 41% dari luas wilayah, selanjutnya diikuti oleh kawasan hutan seluas 77.142 Ha. seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Sumber http://www.karokab.go.id
Secara geografis Daerah Kabupaten Karo terletak antara 02o50’ s/d 03o19’ LU dan 97o55’ s/d 98 o38’ BT. Daerah Kabupaten Karo terletak di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan total luas administrasi 2.127,25 km² atau 212.725 ha. Wilayah Kabupaten Karo berbatasan dengan:
- Kabupaten Langkat dan Deli Serdang dibagian Utara;
- Kabupaten Simalungun dibagian Timur;
- Kabupaten Dairi dibagian Selatan; dan
- Propinsi Nangro Aceh Darusalam dibagian Barat.
Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km sebelah selatan kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Topografi
Ditinjau dari kondisi topografinya, wilayah kabupaten karo terletak didataran tinggi bukit barisan dengan elevasi terendah + 140 m diatas permukaan laut (Paya lah-lah Mardingding) dan yang tertinggi ialah + 2.451 meter diatas permukaan laut (Gunung Sinabung). Daerah kabupaten karo yang berada di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan kondisi topografi yang berbukit dan bergelombang, maka diwilayah ini ditemui banyak lembah-lembah dan alur-alur sungai yang dalam dan lereng-lereng bukit yang curam/terjal. Sebagaian besar (90%) wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian/elevasi +140 m s/d 1400 m diatas permukaan air laut.
Pada wilayah Kabupaten Karo terdapat dua hulu daerah aliran sungai (DAS) yang besar yakni DAS sungai Wampu dan DAS sungai Lawe Alas. Sungai Wampu bermuara ke Selat Sumatera dan Sungai Renun (Lawe Alas) bermuara ke Lautan Hindia.
Iklim
Tipe iklim daerah Kabupaten Karo adalah E2 menurut klasifikasi Oldeman dengan bulan basah lebih tiga bulan dan bulan kering berkisar 2-3 bulan atau A menurut Koppen dengan curah hujan rata-rata di atas 1.000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.000-4.000mm/tahun, dimana curah hujan terbesar terjadi pada bulan basah yaitu Agustus sampai dengan Januari dan Maret sampai dengan Mei.
Kependuukan
Jumlah penduduk Kabupaten Karo pada akhir tahun 2006 ialah sebanyak 342.555 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Karo jika dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Karo yakni 2.127,25 km2 maka kepadatan penduduk Kabupaten Karo pada akhir tahun 2006 adalah 161,03 jiwa/km²,. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karo pada periode tahun 2000 – 2006 adalah sebesar 3,19 % per tahun.
Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut memperlihatkan bahwa penganut agama nasrani merupakan yang terbanyak baru disusul oleh pemeluk agama Islam dan agama lainnya.
Ditinjau dari segi etnis, penduduk Kabupaten Karo mayoritas adalah suku Karo, sedangkan suku lainnya seperti suku Batak Toba/Tapanuli, Jawa, Simalungun, dan suku lainnya hanya sedikit jumlahnya (dibawah 5%).
Administrasi Pemerintahan
Kabupaten Karo adalah merupakan bagian dari Propinsi Sumatera Utara dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang secara administratif dibagi atas tujuh belas kecamatan yaitu :
Kecamatan Kabanjahe dengan ibukota Kabanjahe terdiri dari 13 desa
Kecamatan Berastagi dengan ibukota Berastagi terdiri dari 9 desa
Kecamatan Simpang Empat dengan ibukota Simpang Empat terdiri dari 17 desa
Kecamatan Tigapanah dengan ibukota Tigapanah terdiri dari 22 desa
Kecamatan Payung dengan ibukota Tiganderket terdiri dari 8 desa
Kecamatan Munte dengan ibukota Munte terdiri dari 22 desa
Kecamatan Tigabinanga dengan ibukota Tigabinanga terdiri dari 19 desa
Kecamatan Merek dengan ibukota Merek terdiri dari 19 desa
Kecamatan Kutabuluh dengan ibukota Kutabuluh terdiri dari 16 desa
Kecamatan Juhar dengan ibukota Juhar terdiri dari 24 desa
Kecamatan Lau Baleng dengan ibukota Lau Baleng terdiri dari 13 desa
Kecamatan Mardingding dengan ibukota Mardingding terdiri dari 10 desa
Kecamatan Barusjahe dengan ibukota Barusjahe terdiri dari 19 desa
Kecamatan Naman Teran dengan ibukota Naman Teran terdiri dari 14 desa
Kecamatan Tiganderket dengan ibukota Tiganderket terdiri dari 17 desa
Kecamatan Dolat Rayat dengan ibukota Dolat Rayat terdiri dari 7 desa
Kecamatan Merdeka dengan ibukota Merdeka terdiri dari 9 desa
Tujuh belas kecamatan tersebut diatas terdiri dari 248 (duaratus empatpulu delapan) desa dan 10 (sepuluh) kelurahan.
Tabel Penduduk Perkecamatan
Kecamatan | Jumlah Penduduk (Jiwa) |
Mardingding | 15616 |
Laubaleng | 18404 |
Tigabinanga | 18894 |
Juhar | 13841 |
Munthe | 20565 |
Kutabuluh | 11549 |
Payung | 10627 |
Tiganderket | 13765 |
Simpang Empat | 19774 |
Naman Teran | 11550 |
Merdeka | 11973 |
Kabanjahe | 58500 |
Berastagi | 41442 |
Tigapanah | 29626 |
Dolat Rayat | 7957 |
Merek | 15577 |
Barusjahe | 22895 |
Arti Lambang Kabupaten Karo
PIJER PODI, Lambang persatuan dan kesatuan masyarakat Karo
UIS BEKA BULUH, Lambang kepemimpinan
BINTANG LIMA, Melambangkan bahwa suku Karo terdiri dari lima merga, kemudian dipadukan dengan tiang bambu yagn terdiri dari empat buah sehingga menyatu dengan tahun Kemerdekaan R.I
PADI, Melambangkan Kemakmuran yang terdiri dari 17 butir sesuai dengan tanggal kemerdekaan R.I
BUNGA KAPAS, Lambang keadilan sosial, cukup sandang pangan yagn terdiri dari 8 buah sesuai dengan bulan kemerdekaan R.I
KEPALA KERBAU, Melambangkan semangat kerja dan keberanian
TUGU BAMBU RUNCING, Melambangkan patriotisme dan kepahlawanan dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan R.I
MARKISA, KOL dan JERUK, Melambangkan hasil pertanian spesifik Karo yagn memberikan sumber kehidupan bagi masyarakat Karo
JAMBUR SAPO PAGE, Melambangkan sifat masyarakat Karo yagn suka menabung (tempat menyimpan padi)
UIS ARINTENENG, Lambang kesentosaan
RUMAH ADAT KARO, Melambangkan ketegaran seni, adat dan budaya Karo
Adat Dan Budaya
1. Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo. Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri dari 5 (lima) Merga, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu.
Merga Silima, yakni:
- Karo-karo
- Ginting
- Sembiring
- Tarigan
- Perangin-angin
Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga.
Merga Ginting
1. Ajartambun
2. Babo
3. Beras
4. Cabap
5. Gurupatih
6. Garamata
7. Jandibata
8. Jawak
9. Manik
10. Munte
11. Pase
12. Seragih
13. Suka
14. Sugihen
15. Sinusinga
16. Tumangger
Merga Karo-karo
1. Barus
2. Bukit
3. Gurusinga
4. Kaban
5. Kacaribu
6. Ketaren
7. Kemit
8. Jung
9. Purba
10. Sinulingga
11. Sinukaban
12. Sinubulan
13. Sinuraya
14. Sitepu
15. Sinuhaji
16. Surbakti
17. Samura
18. Sekali
Merga Perangin-angin
1. Bangun
2. Keliat
3. Kacinambun
4. Namohaji
5. Nano
6. Menjerang
7. Uwir
8. Pinem
9. Pancawan
10. Panggarun
11. Ulun Jandi
12. Laksa
13. Perbesi
14. Sukatendel
15. Singarimbun
16. Sinurat
17. Sebayang
18. Tanjung
Merga Sembiring
1. Berahmana
2. Busuk
3. Depari
4. Colia
5. Keloko
6. Kembaren
7. Muham
8. Meliala
9. Maha
10. Bunuaji
11. Gurukinayan
12. Pandia
13. Keling
14. Pelawi
15. Pandebayang
16. Sinukapur
17. Sinulaki
18. Sinupayung
19. Tekang
Merga Tarigan
1. Bondong
2. Gana-gana
3. Gersang
4. Gerneng
5. Jampang
6. Purba
7. Pekan
8. Sibero
9. Tua
10. Tegur
11. Tambak
12. Tambun
13. Silangit
14. Tendang
Orat Tutur Merga Silima
1. Merga Bapa, jadi merga man anak sidilaki jadi beru man anak sidiberu
2. Beru Nande, jadi bere-bere man anak sidilaki ras anak sidiberu
3. Bere-bere Bapa, jadi binuang man anak sidilaki ras anak sidiberu
4. Bere-bere Nande, jadi perkempun man anak sidilaki ras anak sidiberu
5. Bere-bere Nini (Bulang) Arah Bapa, jadi kampah man anak sidilaki ras anak sidiberu
6. Bere-bere Nini (Bulang) Arah Nande, jadi soler man anak sidilaki ras anak sidiberu
Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan Perkaden-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada.
Rakut Sitelua, yaitu:
- Senina/Sembuyak
- Kalimbubu
- Anak Beru
Tutur Siwaluh, yaitu:
- Sipemeren
- Siparibanen
- Sipengalon
- Anak Beru
- Anak Beru Menteri
- Anak Beru Singikuri
- Kalimbubu
- Puang Kalimbubu
Perkaden-kaden Sepuluh Dua:
- Nini
- Bulang
- Kempu
- Bapa
- Nande
- Anak
- Bengkila
- Bibi
- Permen
- Mama
- Mami
- Bere-bere
1. Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan beberapa persyaratan adat.
2. Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan merebut Kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950.
3. Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan.Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan (sura-sura pusuh peraten) yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 (tiga) hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan Mejuah-juah.
Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang.
Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.
Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.
Potensi Daerah
Potensi sumber daya alam yang menonjol antara lain: tanah yang subur, udara yang sejuk, panorama yang indah, hutan lindung yang luas, dan sebagainya.
* Sektor Pertanian : tanaman pangan, hortikultura (Buah-buahan, sayur mayur, bunga-bungaan dan biji-bijian).
* Sektor Pariwisata adalah : Jalan hutan, gunung berapi, air panas, pemandangan yang indah, danau, air terjun, rumah tradisional, kebudayaan dan sebagainya.
* Sektor Industri : diharapkan mampu mendukung sektor pertanian, industri yang mengolah hasil pertanian dan industri yang mendukung sektor pariwisata seperti : cendera mata.
Penggunaan Lahan Saat Ini
Penggunaan lahan di Kabupaten Karo di dominasi oleh penggunaan lahan kering berupa perladangan dan perkebunan seluas 96.045 Ha atau 41% dari luas wilayah, selanjutnya diikuti oleh kawasan hutan seluas 77.142 Ha. seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :
No | Penggunaan Lahan | Luas Area (Ha) |
1. | Lahan sawah | 12,328 |
2. | Lahan Kering - Pekarangan - Kebun Campuran - Perladangan - Perkebunan | 4,251 22,896 59,720 6,524 |
3. | Kawasan Hutan - Hutan Lindung - Swaka alam | 67,214 9,621 |
4. | Padang rumput | 4,254 |
5. | Rawa yang tidak ditanami | 399 |
6. | Tidak diusahakan | 7,418 |
7. | Lain-lain | 18,150 |
| Total | 212,725 |
Sumber http://www.karokab.go.id