Permainan Warna Danau Linow


Oleh: Sukawi ST MT

Pagi-pagi kami meluncur ke Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Selama perjalanan, sopir sekaligus pemandu kami, Johnson Kandow, tak henti-hentinya menyebutkan nama-nama tempat wisata yang berada di kiri-kanan jalan yang kami lewati. Ada pebukitan, gua alam, air terjun dan tentu saja bermacam tipe rumah makan.

Di tengah perjalanan, kami sempat berhenti beberapa saat di sebuah rumah makan sambil menikmati pemandangan. Di situ kami menyeruput kopi sembari menikmati biapong, kacang sangrai khas Kawangkoan. Benarlah, tak lengkap rasanya menikmati pemandangan indah di atas pegunungan Tomohon tanpa kacang itu. Renyah, garing, dan sangat gurih.

Kota Tomohon merupakan kota muda yang lahir pada 27 Januari 2003. Kotanya merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon. Begitu resmi berdiri sendiri secara administratif, Walikota Tomohon Jefferson SM Rumayar menyadari benar potensi besar Tomohon di bidang pariwisata yang bisa dikembangkan sebagai kota tujuan wisata.

Dibandingkan daerah lain yang pernah saya kunjungi, Tomohon punya sesuatu yang bisa dijadikan nilai pembeda. Yakni, banyaknya jenis tanaman dan bunga komoditas. Lihat saja pemandangan di sepanjang jalannya: deretan kebun dan pedagang yang menjajakan berbagai jenis bunga, mulai bunga hidup sampai bunga potong.

Sebelum memasuki jantung kota Tomohon, kami diajak Pak John untuk menikmati pesona Danau Linow yang memiliki sumber air panas berbelerang. Letaknya sekitar 3 kilometer dari Kota Tomohon. Meskipun berkelok-kelok, jalanan yang kami lewati cukup mulus. Bagi yang tidak terbiasa melakukan perjalanan darat dengan kondisi jalan seperti itu, mungkin akan merasakan mual-mual atau bahkan mabuk. Tetapi tak usah khawatir, sebab pada sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam yang sangat indah. Hamparan hutan dan tanaman cengkeh yang merupakan komoditas utama masyarakat di situ tumbuh melapisi gunung, bukit, dan lereng-lereng terjal. Semua itu mungkin bisa mengobati rasa mual kita.

Lihat juga apa yang tersaji di seputaran jalananan. Punggung-punggung bukit naik-turun berlapis-lapis disaputi sinar kuning keemasan dari sang surya yang memancar dengan redup, dibumbui gemulai pohon nyiur yang menggerombol di sana-sini. Angin pun datang semilir mengembusi permukaan danau yang airnya berwarna kehijauan, melahirkan riak-riak putih kecil-kecil yang datang berturutan. Segar sekali hawanya.
***
Danau Linow memang sebuah keajaiban alam yang sangat menawan. Karena itu, tak mengherankan kalau pada hari-hari libur banyak wisatawan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang di danau tersebut. Apalagi ada beberapa fasilitas penunjang seperti bungalow. Itu berupa beberapa bangunan dari bambu yang menjorok ke tengah danau sangat cocok untuk bersantai menikmati hamparan air danau yang dari kejauhan tampak hijau.

Waktu yang paling indah untuk mengunjungi danau itu adalah pagi-pagi atau terlebih lagi. Tapi yang paling asyik di saat petang. Selain tidak panas menyengat, pemandangannya lebih indah karena permainan warna alam, dilengkapi konfigurasi burung-burung liar yang tengah pulang dari pengembaraannya. Pemandangan itu sungguh memesona.

Menurut Pak John, warna danau itu sering berubah bergantung atas kadar kandungan belerang yang ada dalam air danau. Hal itu dikarenakan sepanjang dua ratus meter bagian tepi danau langsung berhadapan dengan sumber air belerang yang senantiasa mengalir ke situ. Pada musim bunga, di tepian danau tumbuh bebungaan yang menebar wangi semerbak, melengkapi kecantikan warna danau tersebut.

Air Danau Linow bukan air tawar biasa. Air yang berasal dari mata air itu mengandung larutan belerang yang alamiah. Inilah yang justru menjadi daya tarik utama pada danau yang berada di wilayah Tomohon ini. Potensi alami yang ada di lingkungan sekelilingnya yang asri dan sejuk juga dipertahankan. Bentuk bangunan pelengkapnya juga diusahakan dengan mengambil filosofi bangunan Minahasa yang memang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Tomohon. Konon, air panas itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit karena kualitas airnya mengandung sulfur dan magnesium sulfat.

Letak Danau Linow sebenarnya sangat strategis. Dalam perjalanan, wisatawan bisa istirahat di Kota Tomohon, kota yang belakangan tersohor karena aneka ragam tanaman bunga yang dihasilkannya sehingga disebut sebagai Kota Bunga. Berbagai jenis bunga tumbuh di daerah yang bersuhu cukup sejuk itu. Bahkan, kabarnya ada 250 jenis bunga. Menariknya, ada satu jenis bunga yang tak bisa dijumpai di mana pun di Indonesia, yaitu bunga Mufidah Payus. Jenis bunga itu dinamakan langsung Ketua Umum Perhimpunan Anggrek Indonesia yang tak lain istri Wakil Presiden RI Ny Mufidah Jusuf Kalla.

Di pusat kota Tomohon, dari sebuah bangunan, kita dengan leluasa bisa menyaksikan Gunung Klabat, Gunung Tangkoko, Gunung Dua Bersaudara, Bukit Unima, dan Bukit Makawengbeng. Nama Tomohon sendiri berasal dari kata ”Tou Mu‘ung” yang berarti orang Mu‘ung. Tidak begitu jelas mengapa dinamakan orang Mu‘ung. Tapi dengan adanya sebuah mata air besar bernama Mu‘ung yang kini terdapat di Kelurahan Matani II, diduga itulah asal mula penamaan tempat ini. Tou Mu‘ung yang karena gubahan lidah berubah menjadi Tomohon. Orang Tomohon sering juga disebut orang Toumbulu, yaitu penduduk pengguna bahasa sub-etnis Toumbulu. Toumbulu artinya orang wuluh atau orang gunung.

Yang jelas, Tomohon menyimpan sejumlah pesona wisata alam yang menakjubkan. Contoh lainnya adalah lokasi wisata Air Terjun Pinaras. Lokawisata alam itu tidak terlalu sulit dijangkau kendaraan roda empat karena letaknya berada di Kelurahan Pinaras, Kecamatan Tomohon Selatan. Letaknya juga tak jauh dari kelurahan setempat yang jarak tempuhnya hanya sekitar 10 menit dari pemukiman penduduk. Bahkan dalam waktu 10 menit itu, Anda sudah bisa mencapai titik jatuh airnya.

Tidak ada salahnya untuk mengunjungi tempat tersebut pada akhir pekan atau hari libur. Sebab pesona keindahan alamnya begitu menarik untuk dinikmati. Tapi Anda harus siap merima tantangan: berjibaku dengan ratusan anak tangga untuk mencapai puncak saat hendak pulang.

Lengkap sudah kepuasan yang disediakan kawasan wisata alam Tomohon. Walaupun belum banyak dikenal di luar daerah Sulawesi Utara, Tomohon merupakan prospek pariwisata yang sangat potensial. Keindahan panorama alam yang memukau, potensi flora dan faunanya, membuatnya berpeluang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Nusantara.

Eksotika Kota Bunga
Kalau Bandung sering disebut Kota Kembang, dengan kata lain yang bermakna sama, Tomohon disebut Kota Bunga. Dan memang pemerintah setempat telah bertekad menjadikan bunga sebagai penggerak utama roda ekonomi. Tentunya serentetan upaya dan tekad terus digulirkan, termasuk di dalamnya penyelenggaraan berbagai event yang mengetengahkan bunga sebagai primadona.

Tournament of Flowers merupakan salah satu cara untuk mengenalkan kota Tomohon kepada dunia luar. Itulah sebabnya Jefferson SM Rumayar, Walikota Tomohon, dalam berbagai kesempatan terus mengajak warganya memanfaatkan setiap jengkal halaman pekarangan untuk ditanami bunga.

Tentu Anda pernah dengar tentang Tournament of Roses di Pasadena, Kalifornia yang ditandai dengan arak-arakan akbar bertajuk ”Rose Parade”. Biasanya, warga sudah berkumpul memadati tepi jalan yang akan dilalui parade sejak sore hari. Untuk memberi ciri khusus Tomohon sebagai Kota Bunga, Walikota pun menetapkan acara Tournament of Flowers sebagai acara tetap tahunan. Dia tak ragu mengacu pada para di Pasadena sebagai acuan.

Tomohon yang berhawa sejuk memang merupakan tempat yang cocok untuk berkebun bunga. Yang terbanyak adalah bunga lili dengan berbagai warna cerah. Menjelang Natal dan Tahun Baru, di sepanjang jalan tampak penjual bunga berbagai jenis dan warna. Kekayaan bunga juga membuat pemerintah ingin menjadikan kotanya sebagai pengekspor bunga. Maklum, 70% penduduknya petani.

Bunga apa saja yang tumbuh subur di Tomohon? Gladiol, aster, krisan, anyelir, dahlia, dan rosida merupakan tanaman hias yang paling mudah ditemui di sana. Selain itu, ada pula anthurium dan keladi tengkorak (Alocasia cuprea). Kerklily, amarilis, krisan, dan mawar juga banyak dipiara dan diminati. Di Tomohon, kerklily merupakan bunga yang ‘wajib‘ disediakan saat pesta pernikahan. Tradisi menghadirkan kerklily telah berlangsung turun-temurun. Kerklily merupakan bunga lambang pernikahan.

Di antara sekian banyak jenis bunga hias tersebut, aster tergolong bunga favorit. Sebanyak 1,36 juta potong aster dihasilkan petani bunga setempat setiap tahunnya. Meski demikian, angka produksi aster masih terpaut cukup jauh dibanding gladiol. Sejauh ini, produksi gladiol mencatat rekor tertinggi. Sebanyak 2,4 juta potong gladiol diproduksi setiap tahun. Gladiol merupakan salah satu bunga potong yang paling banyak dicari, baik untuk hiasan di gedung pesta atau di rumah huni. Ukuran bunganya yang relatif besar membuatnya eye catching dan pantas dibeli.

Gladiol juga kaya warna. Ada gladiol merah muda, putih bergaris ungu, oranye muda, oranye, kuning, gladiol dua warna, dan tentunya putih. Sayangnya, gladiol cepat layu. Meski begitu, kondisi tersebut masih dapat disiasati. Tentunya, teknik memanen yang benar juga harus diterapkan. Menurut seorang penjual bunga, bunga potong sebaiknya tidak dipanen ketika mentari sedang terik. Panenlah sebelum matahari terbit atau menjelang petang.

Sebagai pioner, Parade Bunga Tomohon patut diacungi jempol. Setidaknya dari segi semangat yang ditunjukkan. Kekayaan jenis bunga dan daun Tomohon jelas akan menjadi unsur penunjang yang signifikan. Dengan elemen-elemen yang dipunyainya, jelas dapat dikemas menjadi sebuah festival budaya yang menarik banyak pengunjung. Kecilnya Kota Tomohon dan keramahan warganya justru cocok untuk menampilkan sebuah pesta rakyat yang meriah dengan Parade Bunga sebagai salah satu atraksi utama.

Penyelenggaraan Tournament of Flowers 2008 beberapa waktu lalu merupakan bagian dari paket Tomohon Festival 2008 yang bakal dijadikan agenda wisata tahunan.

Sumber :gaya.suaramerdeka.com
Foto : http://1.bp.blogspot.com