Oleh Izaac Tulalessy
Pulau Banda merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal di Indonesia terutama bagi para penyelam. Baik penyelam profesional maupun pemula akan menikmati area menyelam, mulai dari area dengan kedalaman dangkal antara Banda Neira dan Gunung Api, sampai dengan tembok vertikal di Pulau Hatta. Pulau Banda menawarkan pemandangan tropis yang mempesona, sebuah cerita yang tak akan terlupakan, penduduk yang ramah, dan beragam karang laut yang asli. Pulau Banda terletak kurang lebih 132 km sebelah tenggara Ambon, terdiri dari tiga pulau besar dan tujuh pulau kecil di pinggiran laut terdalam Indonesia, Laut Banda. Dekat dengan Pulau Manuk, kedalaman airnya mencapai lebih dari 6.500 meter.
Dari ketiga pulau terbesar, yaitu Pulau Banda, Pulau Banda-Neira, dan Pulau Gunung Api, dua pulau pertama ditutupi pohon pala dan vegetasi lain, sedangkan pulau ketiga tidak ditumbuhi pepohonan dan bertanah vulkanik. Laut sekitar Banda merupakan tempat paling terkenal dengan taman laut Malukunya, dengan karang yang cerah dan ikan berwarna-warni di dalam air yang jernih seperti kristal dan membuatnya sangat cocok untuk melakukan aktivitas menyelam, snorkeling, atau hanya untuk melihat-lihat saja.
Ada beberapa titik penyelaman yang bisa dijelajahi, di antaranya Sonegat. Tempat menyelam ini hanya ditempuh lima menit dari hotel bila menggunakan perahu. Terletak di Sonegat-Sea Arm antara Banda Neira dan Gunung Api, dekat sebuah rumah tepi pantai yang kecil milik Des Alwi, tokoh masyarakat Banda. Kedalaman airnya curam dan temboknya 25 meter ke ujung pantai. Terdapat sedikit ikan di daerah ini, namun dogtooth tuna atau tuna ukuran besar terdapat di daerah ini. Juga beberapa ikan blue girdled dan emperor angelfish yang cantik.
Di Pulau Keraka atau Pulau Kepiting yang terletak di pintu utara Pulau Banda Neira-Gunung Api, sebuah hamparan pasir di pesisir utara sangat cocok untuk tempat piknik. Di sebelah selatan pantai, terdapat beberapa dinding setinggi 18 meter. Beralih ke arah timur pantai, Anda dapat melihat di kedalaman 10 meter, bermacam-macam ikan batu karang dan sekelompok ikan baracuda sepanjang setengah meter.
Rempah-rempah
Pulau Sjahrir atau yang dulu dikenal sebagai Pulau Pisang dan Batu Kapal dapat ditempuh hanya 20 menit dari hotel di Banda-Neira dengan menggunakan perahu. Dua tempat ini terkombinasi dengan baik untuk kegiatan menyelam dan piknik pantai. Sementara itu, Pulau Gunung Api pada Mei 1988 lalu ledakannya telah membunuh hampir semua formasi karang lepas pantai yang terdapat di sekitarnya. Tetapi yang menakjubkan, ini menyebarkan beragam bunga karang. Beberapa karang mulai tumbuh kembali, namun bentang alam laut yang besar masih menyisakan kepucatan karena tidak adanya tembok di Gunung Api. Kemiringan dasar laut mencapai 30-35 meter.
Di kawasan Batu Belanda, Anda akan menemukan gua-gua kecil dan celah. Ikan yang berada di daerah ini sangat bervariasi, seperti sekelompok snappers, large emperor, dan blue-girdled angelfish, wrasses, large pinnate bat-fish dan beragam bannerfish. Selain itu, Pulau Ai juga menawarkan tempat menyelam terbaik di Pulau Banda. Di pantai utara, selatan, maupun barat Pulau Ai, dikelilingi tembok karang yang sempurna, yang tidak datar dan penuh dengan gua-gua. Sementara itu, di Pulau Hatta yang terletak hanya 25 km dari Pulau Banda-Neira, Anda dapat menyaksikan parade ikan dari beragam jenis.
Banyak hari yang dapat dihabiskan untuk mengelilingi pulau subur ini. Rempah-rempah masih tetap tumbuh di sini dan penduduk lokal masih membuat makanan tradisional dan makanan ringan dengan menggunakan rempah-rempah yang sangat langka. Tetapi jalan-jalan untuk melihat benteng peninggalan Belanda, mengunjungi perkebunan pala, dan mendaki menuju Gunung Api, juga akan meninggalkan kesan yang tidak terlupakan dengan pemandangan yang menakjubkan di sekeliling Pulau Banda-Neira.
__________
Izaac Tulalessy adalah Seorang Jurnalis dan Pemerhati Pariwisata
Sumber :http://www.sinarharapan.co.id
Pulau Banda merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal di Indonesia terutama bagi para penyelam. Baik penyelam profesional maupun pemula akan menikmati area menyelam, mulai dari area dengan kedalaman dangkal antara Banda Neira dan Gunung Api, sampai dengan tembok vertikal di Pulau Hatta. Pulau Banda menawarkan pemandangan tropis yang mempesona, sebuah cerita yang tak akan terlupakan, penduduk yang ramah, dan beragam karang laut yang asli. Pulau Banda terletak kurang lebih 132 km sebelah tenggara Ambon, terdiri dari tiga pulau besar dan tujuh pulau kecil di pinggiran laut terdalam Indonesia, Laut Banda. Dekat dengan Pulau Manuk, kedalaman airnya mencapai lebih dari 6.500 meter.
Dari ketiga pulau terbesar, yaitu Pulau Banda, Pulau Banda-Neira, dan Pulau Gunung Api, dua pulau pertama ditutupi pohon pala dan vegetasi lain, sedangkan pulau ketiga tidak ditumbuhi pepohonan dan bertanah vulkanik. Laut sekitar Banda merupakan tempat paling terkenal dengan taman laut Malukunya, dengan karang yang cerah dan ikan berwarna-warni di dalam air yang jernih seperti kristal dan membuatnya sangat cocok untuk melakukan aktivitas menyelam, snorkeling, atau hanya untuk melihat-lihat saja.
Ada beberapa titik penyelaman yang bisa dijelajahi, di antaranya Sonegat. Tempat menyelam ini hanya ditempuh lima menit dari hotel bila menggunakan perahu. Terletak di Sonegat-Sea Arm antara Banda Neira dan Gunung Api, dekat sebuah rumah tepi pantai yang kecil milik Des Alwi, tokoh masyarakat Banda. Kedalaman airnya curam dan temboknya 25 meter ke ujung pantai. Terdapat sedikit ikan di daerah ini, namun dogtooth tuna atau tuna ukuran besar terdapat di daerah ini. Juga beberapa ikan blue girdled dan emperor angelfish yang cantik.
Di Pulau Keraka atau Pulau Kepiting yang terletak di pintu utara Pulau Banda Neira-Gunung Api, sebuah hamparan pasir di pesisir utara sangat cocok untuk tempat piknik. Di sebelah selatan pantai, terdapat beberapa dinding setinggi 18 meter. Beralih ke arah timur pantai, Anda dapat melihat di kedalaman 10 meter, bermacam-macam ikan batu karang dan sekelompok ikan baracuda sepanjang setengah meter.
Rempah-rempah
Pulau Sjahrir atau yang dulu dikenal sebagai Pulau Pisang dan Batu Kapal dapat ditempuh hanya 20 menit dari hotel di Banda-Neira dengan menggunakan perahu. Dua tempat ini terkombinasi dengan baik untuk kegiatan menyelam dan piknik pantai. Sementara itu, Pulau Gunung Api pada Mei 1988 lalu ledakannya telah membunuh hampir semua formasi karang lepas pantai yang terdapat di sekitarnya. Tetapi yang menakjubkan, ini menyebarkan beragam bunga karang. Beberapa karang mulai tumbuh kembali, namun bentang alam laut yang besar masih menyisakan kepucatan karena tidak adanya tembok di Gunung Api. Kemiringan dasar laut mencapai 30-35 meter.
Di kawasan Batu Belanda, Anda akan menemukan gua-gua kecil dan celah. Ikan yang berada di daerah ini sangat bervariasi, seperti sekelompok snappers, large emperor, dan blue-girdled angelfish, wrasses, large pinnate bat-fish dan beragam bannerfish. Selain itu, Pulau Ai juga menawarkan tempat menyelam terbaik di Pulau Banda. Di pantai utara, selatan, maupun barat Pulau Ai, dikelilingi tembok karang yang sempurna, yang tidak datar dan penuh dengan gua-gua. Sementara itu, di Pulau Hatta yang terletak hanya 25 km dari Pulau Banda-Neira, Anda dapat menyaksikan parade ikan dari beragam jenis.
Banyak hari yang dapat dihabiskan untuk mengelilingi pulau subur ini. Rempah-rempah masih tetap tumbuh di sini dan penduduk lokal masih membuat makanan tradisional dan makanan ringan dengan menggunakan rempah-rempah yang sangat langka. Tetapi jalan-jalan untuk melihat benteng peninggalan Belanda, mengunjungi perkebunan pala, dan mendaki menuju Gunung Api, juga akan meninggalkan kesan yang tidak terlupakan dengan pemandangan yang menakjubkan di sekeliling Pulau Banda-Neira.
__________
Izaac Tulalessy adalah Seorang Jurnalis dan Pemerhati Pariwisata
Sumber :http://www.sinarharapan.co.id