Oleh : Usman K.S.
Dengan keindahan alam, nilai historis, serta kearifan lokal, lengkaplah sudah infrastruktur untuk menjadikan Langkawi sebagai lokasi wisata.
Langkawi identik dengan Mahathir. Begitu orang mendengar nama Pulau Langkawi, yang teringat di benak tiada lain Mahathir Mohamad. Bukan apa-apa, ketika menjabat Perdana Menteri Malaysia, Mahathir berambisi menjadikan Langkawi salah satu kawasan tujuan wisata tingkat dunia.
Perjumpaan Mahathir dengan Langkawi berawal pada 1956. Kala itu Mahathir bertugas sebagai tenaga medis di sana. Mulanya Mahathir keberatan ditugasi di kepulauan tersebut. Maklum, kala itu Langkawi tak memiliki apa-apa. Langkawi hanyalah kampung nelayan.
Namun, Mahathir melihat potensi pulau legenda tersebut. Pantai di kepulauan itu terbilang indah. Apalagi Langkawi memiliki geopark. Dari sisi akademis, geopark adalah kawasan konservasi alam yang bernilai sejarah. Disebut bernilai sejarah karena dari situlah bisa ditelusuri asal-muasal suatu kawasan. Dari sisi praktis, geopark menyimpan sejuta keindahan alam, flora, serta fauna.
Yang tak kalah penting, Langkawi dikenal juga sebagai kepulauan legenda. Setiap sudut di kepulauan ini menyimpan legenda, yang menjadi kearifan lokal.
Dengan keindahan alam, nilai historis, serta kearifan lokal tadi, lengkaplah sudah infrastruktur untuk menjadikan Langkawi sebagai lokasi wisata. Tak aneh jika kemudian Mahathir memacu pembangunan di Langkawi. Pada 1997, Langkawi mendapat status sebagai daerah bebas cukai. Pada April 1990, Mahathir membentuk Lembaga Pembangunan Langkawi (Lada). Lada bertanggung jawab membangun Langkawi dalam tempo 20 tahun.
Saya berkesempatan mengunjungi Langkawi, beberapa waktu lalu. Saya terlebih dulu terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia. Dari ibu kota negara jiran itu, saya harus menempuh penerbangan selama sekitar satu jam lagi untuk mencapai Langkawi.
Saya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menelusuri jejak Mahathir Mohamad di Langkawi. Paling tidak ada tiga lokasi wisata yang secara nyata memperlihatkan jejak Mahathir. Ketiga lokasi wisata itu adalah Museum Perdana, Underwater World, serta toko roti The Loaf.
Semasa menjabat Perdana Menteri Malaysia, Mahathir tentu menerima banyak cendera mata ketika berkunjung atau menerima kunjungan para pemimpin dunia. Mahathir ternyata menyimpan atau mengoleksi seluruh cendera mata itu. Mahathir kemudian membangun sebuah museum untuk menyimpan atau mengoleksi seluruh cendera mata--atau yang di Malaysia disebut cendera hati. Museum itu diberi nama Museum Perdana, yang memamerkan lebih dari 2.500 cendera mata yang diterima Mahathir dan istrinya, Siti Hasmah.
Museum Perdana tentu saja juga memamerkan cendera mata dari para pemimpin Indonesia. Miniatur kapal pinisi dari menteri pertanian di masa Orde Baru, Martono, lukisan petani membajak sawah dari B.J. Habibie semasa menjabat wakil presiden, serta kaligrafi dari Mar'ie Muhammad ketika menjabat menteri keuangan adalah beberapa cendera mata dari pejabat Indonesia untuk Mahathir yang dipamerkan di sini.
Cendera mata dari Soeharto semasa menjabat presiden juga ada di museum ini. Namun, ketika saya berkunjung, tak satu pun cendera mata dari Soeharto untuk Mahathir dipamerkan di sini. Menurut pengelola museum, cendera mata dari Soeharto sedang disimpan. Memang, karena begitu banyaknya koleksi, cendera mata ini dipamerkan secara bergiliran di Museum Perdana ini.
Museum ini juga memajang berbagai kendaraan yang pernah digunakan Mahathir semasa menjabat Perdana Menteri Malaysia. Yang paling menarik perhatian pengunjung--termasuk saya tentunya--adalah mobil Formula Satu yang pernah dikendarai Mahathir. Terdapat pula sejumlah kereta kencana kenang-kenangan dari sejumlah pemimpin dunia kepada Mahathir.
Saya--dan tentu pengunjung lain--juga terpesona oleh keindahan kubah museum. Ketika menengok ke kubah, mata kita dimanjakan oleh keindahan lukisan seperti kaligrafi. Kubah ini dirancang dan dibuat oleh para seniman dari Uzbekistan. Dibuat pada 1998, kubah tersebut dikerjakan oleh 22 orang dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 2,5 miliar.
Underwater World adalah jejak lain Mahathir di Langkawi. Di sini dipamerkan lebih dari 4.000 hewan. Dengan koleksi sebanyak itu, Malaysia mengklaim Underwater World sebagai dunia bawah air terbesar di Asia. Selain sebagai tujuan wisata, Underwater World di Langkawi ini menjadi sarana penelitian, baik bagi universitas di Malaysia maupun universitas di negara-negara lain.
Koleksi andalan Underwater World adalah dua spesies penguin dari Afrika Selatan dan seekor anaconda, yang merupakan ular terbesar di dunia. Nah, pada dua spesies penguin itulah jejak Mahathir tercetak. Kabarnya, Mahathir dan istrinya langsung berangkat ke Afrika Selatan untuk mencari penguin tersebut dan membawanya ke Langkawi. Memang, di salah satu sudut Underwater World terpampang foto Mahathir beserta istrinya dalam pakaian musim salju dengan latar belakang beberapa ekor penguin.
Jejak Mahathir terakhir yang saya telusuri di Langkawi adalah toko roti The Loaf. Terletak di tepi dermaga, toko roti ini dimiliki keluarga Mahathir. Tak mengherankan jika di dalam toko roti ini terukir nama ”Mahathir Mohamad”.
Roti yang dijajakan di toko ini dibuat pada tengah malam oleh koki asli dari Jepang, dengan tepung yang juga didatangkan dari Jepang. Pengunjung dapat menyantap roti di sini seraya menikmati keindahan dermaga dengan kapal-kapal pesiarnya.
Mahathir dan Legenda Mahsuri
Ketika berkesempatan mengunjungi Langkawi, di kamar hotel tempat saya menginap saya menemukan satu jilid buku tipis berjudul Legends of Langkawi. Terdapat tujuh legenda yang ditulis dalam bahasa Inggris di dalam buku itu.
Ya, Langkawi memang dikenal sebagai pulau sejuta legenda. Di antara begitu banyak legenda di kepulauan yang masuk wilayah negara Malaysia ini, yang paling terkemuka adalah legenda Mahsuri.
Alkisah, di Langkawi 200 tahun silam hiduplah sepasang suami-istri Pandak Mayat dan Cik Alang. Mereka mempunyai bayi perempuan. Mahsuri namanya. Mahsuri tumbuh menjadi gadis nan cantik serta baik budi. Kecantikan serta kebaikan hati Mashuri tersiar ke seantero desa, termasuk ke telinga Kepala Desa Seri Kerma Jaya dan istrinya, Mahora. Kepala desa kemudian mencari Mahsuri untuk dinikahkan dengan adiknya Darus.
Setelah pernikahan, Darus dikirim berperang dengan pasukan Siam. Tentu saja Mahsuri merasa kesepian. Ketika sedang beristirahat di bawah pohon di depan rumahnya, melintaslah seorang pengelana dari Sumatera bernama Derambang. Mahsuri menawarkan segelas air kepada Derambang. Mengetahui Mahsuri kesepian, Derambang meminta izin tinggal beberapa hari di desa itu. Persahabatan antara Mashuri dan Derambang bersemi.
Istri kepala desa, Mahora, yang rupanya merasa tersaingi oleh kecantikan dan ketulusan pekerti Mahsuri, melihat kesempatan emas untuk menyingkirkan Mahsuri. Mahora menyiarkan kabar bahwa Mahsuri berselingkuh.
Singkat cerita, Kepala Desa Seri Kerma Jaya memutuskan menjatuhkan hukuman mati kepada Mahsuri dengan tikaman sebilah keris. Sebelum ditikam keris, Mahsuri berkata kepada penduduk desa, jika darah yang keluar dari tubuhnya berwarna merah, maka dia memang bersalah. Namun, jika darah yang keluar berwarna putih, itu pertanda dia tidak bersalah. Ketika jantung Mahsuri ditikam keris, ternyata darah yang keluar berwarna putih. Pada tarikan napas yang terakhir, Mahsuri mengutuk Langkawi akan menderita selama delapan generasi.
Legenda Mahsuri ini disendratarikan dan dipentaskan di Museum Mahsuri di Langkawi. Saya berkesempatan menontonnya. Di museum Mahsuri ini juga terdapat makam Mahsuri serta gambar rekaan wajahnya.
Entah benar, entah tidak, Langkawi memang tak pernah menikmati kemajuan selama delapan generasi. Dan kutukan selama delapan generasi itu berakhir pada sekitar 1985. Percaya atau tidak, Mahathir Mohamad mulai membangun Langkawi pada 1985.
Usman K.S., Jurnalis Televisi, Penikmat Perjalanan
Sumber : http://www.korantempo.com
Dengan keindahan alam, nilai historis, serta kearifan lokal, lengkaplah sudah infrastruktur untuk menjadikan Langkawi sebagai lokasi wisata.
Langkawi identik dengan Mahathir. Begitu orang mendengar nama Pulau Langkawi, yang teringat di benak tiada lain Mahathir Mohamad. Bukan apa-apa, ketika menjabat Perdana Menteri Malaysia, Mahathir berambisi menjadikan Langkawi salah satu kawasan tujuan wisata tingkat dunia.
Perjumpaan Mahathir dengan Langkawi berawal pada 1956. Kala itu Mahathir bertugas sebagai tenaga medis di sana. Mulanya Mahathir keberatan ditugasi di kepulauan tersebut. Maklum, kala itu Langkawi tak memiliki apa-apa. Langkawi hanyalah kampung nelayan.
Namun, Mahathir melihat potensi pulau legenda tersebut. Pantai di kepulauan itu terbilang indah. Apalagi Langkawi memiliki geopark. Dari sisi akademis, geopark adalah kawasan konservasi alam yang bernilai sejarah. Disebut bernilai sejarah karena dari situlah bisa ditelusuri asal-muasal suatu kawasan. Dari sisi praktis, geopark menyimpan sejuta keindahan alam, flora, serta fauna.
Yang tak kalah penting, Langkawi dikenal juga sebagai kepulauan legenda. Setiap sudut di kepulauan ini menyimpan legenda, yang menjadi kearifan lokal.
Dengan keindahan alam, nilai historis, serta kearifan lokal tadi, lengkaplah sudah infrastruktur untuk menjadikan Langkawi sebagai lokasi wisata. Tak aneh jika kemudian Mahathir memacu pembangunan di Langkawi. Pada 1997, Langkawi mendapat status sebagai daerah bebas cukai. Pada April 1990, Mahathir membentuk Lembaga Pembangunan Langkawi (Lada). Lada bertanggung jawab membangun Langkawi dalam tempo 20 tahun.
oOo
Saya berkesempatan mengunjungi Langkawi, beberapa waktu lalu. Saya terlebih dulu terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia. Dari ibu kota negara jiran itu, saya harus menempuh penerbangan selama sekitar satu jam lagi untuk mencapai Langkawi.
Saya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menelusuri jejak Mahathir Mohamad di Langkawi. Paling tidak ada tiga lokasi wisata yang secara nyata memperlihatkan jejak Mahathir. Ketiga lokasi wisata itu adalah Museum Perdana, Underwater World, serta toko roti The Loaf.
Semasa menjabat Perdana Menteri Malaysia, Mahathir tentu menerima banyak cendera mata ketika berkunjung atau menerima kunjungan para pemimpin dunia. Mahathir ternyata menyimpan atau mengoleksi seluruh cendera mata itu. Mahathir kemudian membangun sebuah museum untuk menyimpan atau mengoleksi seluruh cendera mata--atau yang di Malaysia disebut cendera hati. Museum itu diberi nama Museum Perdana, yang memamerkan lebih dari 2.500 cendera mata yang diterima Mahathir dan istrinya, Siti Hasmah.
Museum Perdana tentu saja juga memamerkan cendera mata dari para pemimpin Indonesia. Miniatur kapal pinisi dari menteri pertanian di masa Orde Baru, Martono, lukisan petani membajak sawah dari B.J. Habibie semasa menjabat wakil presiden, serta kaligrafi dari Mar'ie Muhammad ketika menjabat menteri keuangan adalah beberapa cendera mata dari pejabat Indonesia untuk Mahathir yang dipamerkan di sini.
Cendera mata dari Soeharto semasa menjabat presiden juga ada di museum ini. Namun, ketika saya berkunjung, tak satu pun cendera mata dari Soeharto untuk Mahathir dipamerkan di sini. Menurut pengelola museum, cendera mata dari Soeharto sedang disimpan. Memang, karena begitu banyaknya koleksi, cendera mata ini dipamerkan secara bergiliran di Museum Perdana ini.
Museum ini juga memajang berbagai kendaraan yang pernah digunakan Mahathir semasa menjabat Perdana Menteri Malaysia. Yang paling menarik perhatian pengunjung--termasuk saya tentunya--adalah mobil Formula Satu yang pernah dikendarai Mahathir. Terdapat pula sejumlah kereta kencana kenang-kenangan dari sejumlah pemimpin dunia kepada Mahathir.
Saya--dan tentu pengunjung lain--juga terpesona oleh keindahan kubah museum. Ketika menengok ke kubah, mata kita dimanjakan oleh keindahan lukisan seperti kaligrafi. Kubah ini dirancang dan dibuat oleh para seniman dari Uzbekistan. Dibuat pada 1998, kubah tersebut dikerjakan oleh 22 orang dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 2,5 miliar.
Underwater World adalah jejak lain Mahathir di Langkawi. Di sini dipamerkan lebih dari 4.000 hewan. Dengan koleksi sebanyak itu, Malaysia mengklaim Underwater World sebagai dunia bawah air terbesar di Asia. Selain sebagai tujuan wisata, Underwater World di Langkawi ini menjadi sarana penelitian, baik bagi universitas di Malaysia maupun universitas di negara-negara lain.
Koleksi andalan Underwater World adalah dua spesies penguin dari Afrika Selatan dan seekor anaconda, yang merupakan ular terbesar di dunia. Nah, pada dua spesies penguin itulah jejak Mahathir tercetak. Kabarnya, Mahathir dan istrinya langsung berangkat ke Afrika Selatan untuk mencari penguin tersebut dan membawanya ke Langkawi. Memang, di salah satu sudut Underwater World terpampang foto Mahathir beserta istrinya dalam pakaian musim salju dengan latar belakang beberapa ekor penguin.
Jejak Mahathir terakhir yang saya telusuri di Langkawi adalah toko roti The Loaf. Terletak di tepi dermaga, toko roti ini dimiliki keluarga Mahathir. Tak mengherankan jika di dalam toko roti ini terukir nama ”Mahathir Mohamad”.
Roti yang dijajakan di toko ini dibuat pada tengah malam oleh koki asli dari Jepang, dengan tepung yang juga didatangkan dari Jepang. Pengunjung dapat menyantap roti di sini seraya menikmati keindahan dermaga dengan kapal-kapal pesiarnya.
Mahathir dan Legenda Mahsuri
Ketika berkesempatan mengunjungi Langkawi, di kamar hotel tempat saya menginap saya menemukan satu jilid buku tipis berjudul Legends of Langkawi. Terdapat tujuh legenda yang ditulis dalam bahasa Inggris di dalam buku itu.
Ya, Langkawi memang dikenal sebagai pulau sejuta legenda. Di antara begitu banyak legenda di kepulauan yang masuk wilayah negara Malaysia ini, yang paling terkemuka adalah legenda Mahsuri.
Alkisah, di Langkawi 200 tahun silam hiduplah sepasang suami-istri Pandak Mayat dan Cik Alang. Mereka mempunyai bayi perempuan. Mahsuri namanya. Mahsuri tumbuh menjadi gadis nan cantik serta baik budi. Kecantikan serta kebaikan hati Mashuri tersiar ke seantero desa, termasuk ke telinga Kepala Desa Seri Kerma Jaya dan istrinya, Mahora. Kepala desa kemudian mencari Mahsuri untuk dinikahkan dengan adiknya Darus.
Setelah pernikahan, Darus dikirim berperang dengan pasukan Siam. Tentu saja Mahsuri merasa kesepian. Ketika sedang beristirahat di bawah pohon di depan rumahnya, melintaslah seorang pengelana dari Sumatera bernama Derambang. Mahsuri menawarkan segelas air kepada Derambang. Mengetahui Mahsuri kesepian, Derambang meminta izin tinggal beberapa hari di desa itu. Persahabatan antara Mashuri dan Derambang bersemi.
Istri kepala desa, Mahora, yang rupanya merasa tersaingi oleh kecantikan dan ketulusan pekerti Mahsuri, melihat kesempatan emas untuk menyingkirkan Mahsuri. Mahora menyiarkan kabar bahwa Mahsuri berselingkuh.
Singkat cerita, Kepala Desa Seri Kerma Jaya memutuskan menjatuhkan hukuman mati kepada Mahsuri dengan tikaman sebilah keris. Sebelum ditikam keris, Mahsuri berkata kepada penduduk desa, jika darah yang keluar dari tubuhnya berwarna merah, maka dia memang bersalah. Namun, jika darah yang keluar berwarna putih, itu pertanda dia tidak bersalah. Ketika jantung Mahsuri ditikam keris, ternyata darah yang keluar berwarna putih. Pada tarikan napas yang terakhir, Mahsuri mengutuk Langkawi akan menderita selama delapan generasi.
Legenda Mahsuri ini disendratarikan dan dipentaskan di Museum Mahsuri di Langkawi. Saya berkesempatan menontonnya. Di museum Mahsuri ini juga terdapat makam Mahsuri serta gambar rekaan wajahnya.
Entah benar, entah tidak, Langkawi memang tak pernah menikmati kemajuan selama delapan generasi. Dan kutukan selama delapan generasi itu berakhir pada sekitar 1985. Percaya atau tidak, Mahathir Mohamad mulai membangun Langkawi pada 1985.
Usman K.S., Jurnalis Televisi, Penikmat Perjalanan
Sumber : http://www.korantempo.com