Oleh : Yurnaldi
Pantai Padang, kawasan wisata bahari di pusat Kota Padang, Sumatera Barat, dipadati ribuan pengunjung. Sejumlah ibu-ibu dari belasan kecamatan yang tengah malamang (membuat lemang), jadi tontonan menarik wisatawan dan warga yang berkunjung ke kota berpenduduk 880.000 jiwa itu.
"Festival malamang ini selain memberikan atraksi budaya memasak lamang kepada wisatawan, juga sekaligus melestarikan dan memperkenalkan cara memasak lemang yang baik," kata Walikota Padang, Fauzi Bahar.
Bagi warga Minangkabau, Sumatera Barat, malamang merupakan tradisi yang kini terancam punah. Persoalannya, yang bisa memasak lamang ini umumnya kalangan perempuan tua, yang usianya di atas 50 tahun.
Dengan festival malamang ini, lanjut Fauzi Bahar, kaum perempuan muda di daerah ini tertarik dan termotivasi mewarisi cara membuat lemang. Dalam satu ruas bambu tipis (talang), berapa takaran beras ketan, berapa banyak kelapa, berapa lama dimasak dan bagaimana api, dan sebagainya. Semuanya ada takaran yang bila terjadi salah takar, lemang bisa tidak masak (badatuih), dan ia akan jadi lembek.
"Malamang selalu dilakukan setiap bulan Rajab atau bulan Maulid Nabi, menjelang puasa untuk antaran ke rumah mertua, dan acara-acara tradisi lainnya," tambah Fauzi Bahar.
Sejumlah wisatawan yang mengetahui festival malamang ini, juga berkeinginan untuk mengetahui cara membuat tapai, sehingga lengkap menjadi lamang tapai. "Mana nih tapainya. Mestinya festival malamang sekaligus festival buat tapainya," kata Nadia, mahasiswi Universitas Nageri Padang.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Erizon, mengatakan, ini merupakan kegiatan untuk pertama kali, yang akan ditetapkan jadi even kalender wisata tahunan Kota Padang. "Tahun depan dan seterusnya akan digelar secara rutin dan masuk agenda wisata, sehingga turis asing dan turis nusantara bisa menyaksikan cara membuat, sekaligus menikmati pesona keindahan Pantai Padang," kata Erizon.
Sumber : kompas.com
Pantai Padang, kawasan wisata bahari di pusat Kota Padang, Sumatera Barat, dipadati ribuan pengunjung. Sejumlah ibu-ibu dari belasan kecamatan yang tengah malamang (membuat lemang), jadi tontonan menarik wisatawan dan warga yang berkunjung ke kota berpenduduk 880.000 jiwa itu.
"Festival malamang ini selain memberikan atraksi budaya memasak lamang kepada wisatawan, juga sekaligus melestarikan dan memperkenalkan cara memasak lemang yang baik," kata Walikota Padang, Fauzi Bahar.
Bagi warga Minangkabau, Sumatera Barat, malamang merupakan tradisi yang kini terancam punah. Persoalannya, yang bisa memasak lamang ini umumnya kalangan perempuan tua, yang usianya di atas 50 tahun.
Dengan festival malamang ini, lanjut Fauzi Bahar, kaum perempuan muda di daerah ini tertarik dan termotivasi mewarisi cara membuat lemang. Dalam satu ruas bambu tipis (talang), berapa takaran beras ketan, berapa banyak kelapa, berapa lama dimasak dan bagaimana api, dan sebagainya. Semuanya ada takaran yang bila terjadi salah takar, lemang bisa tidak masak (badatuih), dan ia akan jadi lembek.
"Malamang selalu dilakukan setiap bulan Rajab atau bulan Maulid Nabi, menjelang puasa untuk antaran ke rumah mertua, dan acara-acara tradisi lainnya," tambah Fauzi Bahar.
Sejumlah wisatawan yang mengetahui festival malamang ini, juga berkeinginan untuk mengetahui cara membuat tapai, sehingga lengkap menjadi lamang tapai. "Mana nih tapainya. Mestinya festival malamang sekaligus festival buat tapainya," kata Nadia, mahasiswi Universitas Nageri Padang.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Erizon, mengatakan, ini merupakan kegiatan untuk pertama kali, yang akan ditetapkan jadi even kalender wisata tahunan Kota Padang. "Tahun depan dan seterusnya akan digelar secara rutin dan masuk agenda wisata, sehingga turis asing dan turis nusantara bisa menyaksikan cara membuat, sekaligus menikmati pesona keindahan Pantai Padang," kata Erizon.
Sumber : kompas.com