Arah Tiang Tongkang Diyakini sebagai Sumber Rezeki

Ritual bakar tongkang di Bagansiapi-api, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, tiap tahun dilakukan dan selalu ada yang menarik perhatian.

Dalam setiap ritual, selalu ada hal-hal yang menjadi perhatian bahkan kepercayaan bagi warga Tionghoa yang melaksanakannya. Seperti apa pelaksanaan ritual tersebut tahun ini?

Upacara puncak ritual bakar tongkang yang dilakukan warga Tionghoa di kota Bagansiapi-api, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rohil, sudah dilaksanakan. Puncak pelaksanaan ritual tersebut dihadiri pula oleh sejumlah pejabat daerah dan pejabat negara, misalnya Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (Meneg PDT) Ir. HM. Lukman Edi, Gubernur Riau (Gubri) HM. Rusli Zainal, SE. MP., Bupati Rohil Annas Maamun beserta wakil dan unsur muspida Rohil serta anggota DPRD Riau. Ritual ini ternyata menyimpan banyak sisi lain yang menarik untuk diketahui.

Dari pelaksanaan ritual ini, ada satu momen penting yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Momen penting itu, adalah arah tumbangnya tiang tongkang yang terbakar. Menurut keyakinan warga Tionghoa, ke mana arah tumbangnya tiang tongkang menjadi petunjuk untuk berusaha mencari rezeki.

Pada prosesi puncak ritual kemarin, tiang tongkang yang terbakar jatuhnya mengarah ke laut. Dengan kondisi seperti ini, tidak pelak lagi sumber rezeki dominan masih berasal dari sektor kelautan.

”Kata orang tua-tua dulu memang seperti itu. Kalau arah tiang tongkang jatuh ke arah darat, maka segala bentuk usaha dan kegiatan di darat cukup bagus. Seperti, sektor pertanian dan tanaman pangan meningkat. Termasuk usaha lainnya. Pokoknya, segala bentuk usaha apa saja yang dilakukan di darat akan bagus. Sebaliknya, kalau tiang tongkang yang jatuh mengarah ke laut, maka sektor perikanan dan kelautan akan dominan sebagai sumber rezeki,” kata Abeng, salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa Bagansiapi-api.

Soal benar atau tidaknya anggapan ini, pada prinsipnya tidak terlepas dari keuletan dan ketekunan dalam memanfaatkan dan menggali potensi dan peluang yang ada. Karena, sektor di laut dan di darat, merupakan media yang mendatangkan rezeki bila kondisinya digarap dan dioptimalkan secara utuh.

”Saya menilai, baik darat maupun laut keduanya bisa mendatangkan rezeki. Tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Hanya saja, di laut agak bagus sesuai dengan arah tumbangnya tiang replika tongkang itu,” Tambah Abeng.

Mengingat arah tumbangnya tiang replika tongkang sangat menentukan bagi sumber rezeki, maka segala bentuk perkembangannya tidak luput dari perhatian warga Tionghoa. Kendati kobaran si jago merah merambat ke mana-mana sesuai dengan arah tiupan angin, keinginan warga Tionghoa tetap bergeming dan tak mau meninggalkan lokasi. Ketika tiang replika tumbang mengarah ke laut, warga Tionghoa secara spontan terteriak sambil mengancung-acungkan dupa yang dipegangnya. Dengan kata lain, potensi di laut masih bagus untuk dikembangkan.

Hanya saja, melihat kondisi riil di lapangan, sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Rohil sudah mengalami penurunan yang cukup dratis. Dampak yang ditimbulkan dari menurunnya sektor ini, setidaknya telah terasa di Panipahan, Kecamatan Pasirlimau Kapas. Panipahan termasuk salah satu daerah yang cukup prospektif lantaran didukung oleh sektor perikanan dan kelautan. Alhasil, segala bentuk kegiatan usaha pada sektor perikanan dan kelautan bermunculan di Panipahan.

”Kalau dulu, kondisinya memang seperti itu. Daerah Panipahan ini, boleh dikatakan daerah yang cukup bagus. Waktu itu, memang potensi yang bagus itu didukung oleh sektor perikanan dan kelautan. Sekarang ini, kondisi Panipahan sudah jauh menurun seiring merosotnya sektor perikanan dan kelautan. Merosotnya sektor perikanan dan kelautan selain disebabkan oleh faktor alam, juga dikarenakan pukat harimau,” jelas Binhar Jamil, Camat Pasirlimau Kapas.

Namun, terlepas dari itu semua, ritual bakar tongkang yang merupakan kepercayaan warga Tionghoa adalah salah satu bentuk upacara syukuran atas ulang tahun dewa Kie Ong Ya serta lima dewa lainnya. Dewa Kie Ong Ya merupakan penguasa lautan yang diyakni warga Tionghoa telah banyak memberikan sumber kehidupan dan kemakmuran.

Sumber : www.riaupos.com