Sejarah Kota Jambi



Kota Jambi adalah ibukota Propinsi Jambi dan merupakan salah satu dari 10 derah kabupaten/kota yang ada dalam Propinsi Jambi. Secara historis, Pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan Ketetapan Gubernur Sumatera No.103/1946 sebagai Daerah Otonom Kota Besar di Sumatera, kemudian diperkuat dengan Undang-undang No.9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah Otonom Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah.

Dengan dibentuknya Propinsi Jambi tanggal 6 Januari 1948, maka sejak itu pula Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Propinsi, dengan demikian Kota Jambi sebagai Daerah Tingkat II pernah menjadi bagian dari tiga Propinsi yakni Propinsi Sumatera, Propinsi Sumatera Tengah dan Propinsi Jambi sekarang.

Memperhatikan jarak waktu antara Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan dibentuknya Pemerintah Kota Jambi, tanggal 17 Mei 1946, terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Pembentukan Pemerintah Otonom Kota Besar Jambi saat itu sangat dipengaruhi oleh jiwa dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945.

Meskipun menurut catatan sejarah, pendirian Kota Jambi bersamaan dengan berdirinya Propinsi Jambi (6 Januari 1948), namun hari jadinya ditetapkan dua tahun lebih dahulu, sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Jambi No.16 tahun 1985 yang disyahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi dengan Surat Keputusan No. 156 tahun 1986, bahwa Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi adalah tanggal 17 Mei 1946, dengan alasan bahwa terbentuknya Pemerintah Kota Jambi (sebelumnya disebut Kotamadya sebelum kemudian menjadi Kota saja), adalah tanggal 17 Mei 1946 dengan Ketetapan Gubernur Sumatera No. 103 tahun 1946, yang diperkuat dengan UU No. 9 tahun 1956. Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Propinsi Jambi pada tanggal 6 Januari 1957 berdasarkan UU No. 61 tahun 1958.

Hingga saat ini Kota Jambi telah pernah dipimpin oleh sembilan orang Walikota, yakni :

No. Walikota Periode Foto Walikota
1. Makalam 1946 - 1948 Image
2. Muhammad Kamil 1948 - 1950 Image
3. R. Soedarsono 1950 - 1966 Image
4. Drs. Hasan Basri Durin 1966 - 1968 Image
5. Drs. H. Z. Muchtar Daeng Maguna 1968 - 1972 Image
6. H. Zainir Haviz, BA. 1972 - 1983 Image
7. Drs. H. Azhari DS. 1983 - 1993 Image
8. Drs. H. Muhammad Sabki 1993 - 1998 Image
9. Drs. H. Arifien Manap, MM. 1998 - 2008 Image
10. dr. H.R. Bambang Priyanto 2008 - Saat ini Image

Visi Dan Misi Kota Jambi
Visi Kota Jambi adalah :
"Sebagai simpul pelayanan regional terutama dalam agribisnis dan sebagai wilayah komplemen utama terhadap pusat pertumbuhan regional Sumatera tahun 2015"

Dalam kaitan rumusan visi diatas, maka ditetapkan batasan konsep yang berkaitan dengan masing-masing ide yang terdapat dalam visi;
  • simpul pelayanan regional menunjukkan keberadaan Kota Jambi sebagai tempat bertemunya berbagai bentuk penyediaan jasa yang meliputi pelayanan antar daerah (kabupaten) disekelilingnya, pelayanan dengan propinsi lain, bahkan pelayanan keberbagai bentuk wilayah perdagangan regional yang melibatkan berbagai bangsa.
  • agribisnis menunjukkan keterlibatan pemerintah Kota Jambi sebagai suatu wilayah yang pada kenyataannya menjadi pusat dari berbagai bentuk usaha pengolahan, khususnya bidang pertanian. Secara historis kenyataan ini didukung dengan sejarah panjang Kota Jambi sejak abad ke-15 yang menjadi pusat kegiatan perdagangan antar bangsa, jauh sebelum Indonesia merdeka.
  • status komplemen utama (penunjang) menunjukkan kesetaraan antar wilayah yang terdapat dalam setiap aktivitas perdagangan. Kesetaraan menunjukkan posisi yang turut menentukan atas kinerja perdagangan yang terjadi. Kesetaraan ini secara lebih sempit khususnya terjadi di Wilayah Sumatera.

Misi
Dari visi diatas, maka dapat dijabarkan misi yang memuat berbagai aspek kehidupan yang menjadi penggerak terhadap terwujudnya misi tersebut.
Misi Kota Jambi adalah :

  1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki integritas moral, kemampuan intelektual, dan keterampilan profesional.
  2. Mengembangkan kawasan perdagangan, jasa dan industri yang mampu menciptakan keterkaitan erat dengan wilayah melalui kerjasama baik regional maupun global yang saling menguntungkan yang berbasis kepada ekonomi kerakyatan.
  3. Menciptakan sistem jaringan transportasi dan komunikasi yang efektif, efisien dan dinamis serta terpadu dengan mengembangkan simpul-simpul jasa sarana dan prasarana yang terinterkoneksi dan saling mendukung, serasi untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal kota.
  4. Menciptakan Kota Jambi menjadi kota yang bersih, aman dan tertib serta estetik melalui pendekatan kota hutan tropis yang ramah lingkungan dan mendukung bagi berkembangnya sosial budaya dan ekonomi masyarakat.
  5. Mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif dan efisien, berwibawa dan terpercaya melalui sistem pengawasan dan pembinaan yang sinergis dan berkesinambungan.
  6. Meningkatkan jaminan keamanan warga kota melalui supremasi hukum.
  7. Melibatkan masyarakat ke dalam proses pengambilan kebijakan publik baik dalam proses, pelaksanaan dan pengawasan dengan menyediakan saluran dan mekanisme keterlibatannya.

Semboyan Jambi Kota BERADAT (Bersih Aman dan Tertib)
Semboyan Jambi Kota Beradat (bersih, aman dan tertib) merupakan wujud usaha untuk menggerakan masyarakat agar memelihara dan tetap menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban Kota Jambi dalam Gerakan Budaya Bersih.

Tujuan Dan Kebijakan Pemangunan Kota
Tujuan
Tujuan pembangunan Kota Jambi tercantum dalam rencana strategis (Renstra) Kota Jambi tahun 2004-2008 adalah :

  1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta iman dan takwa (Imtak) guna mendukung visi Kota Jambi.
  2. Mewujudkan struktur ruang kota yang optimal, efisien, seimbang, dinamis dan lestari, sehingga dapat menunjang aktivitas pelayanan dan pengembangan kota.
  3. Meningkatakan penyediaan sarana dan prasarana dasar perkotaan untuk mendukung aktivitas masyarakat.
  4. Meningkatkan peranan sektor industri, perdagangan dan jasa serta pariwisata dalam struktur Kota Jambi, baik dalam peningkatan PDRB maupun dalam penyerapan tenaga kerja.
  5. Meningkatkan penerimaan daerah dari berbagai sumber, dalam rangka mewujudkan kemandirian daerah serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan lahan.
  6. Mewujudkan pelayanan prima di segala sektor melalui peningkatan SDM aparatur yang berkualitas, profesional, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta peningkatan kinerja dinas/instansi pemerintah.
  7. Menciptakan kerjasama dengan daerah dan kota lain terutama yang berbatasan dengan Kota Jambi dan kerjasama dengan pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri, guna mendorong perkembangan usaha, ekonomi, pendidikan, seni, budaya dan pariwisata.
  8. Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam setiap proses pembangunan baik perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian pembangunan.

Kebijakan
Untuk merealisasikan tujuan pembangunan tersebut, maka disusunlah kebijakan dan prioritas strategis pembangunan Kota Jambi, sebagai berikut :

1. Bidang Sosial Budaya

  • Membangun Pendidikan
    Arah kebijakan adalah mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk mengembangkan kepustakaan daerah.
  • Meningkatkan Kualitas Kesehatan
    Arah kebijakan adalah mengupayakan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang berhasil dan berdaya guna, meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi, serta dukungan sarana dan prasarana.
  • Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
    Arah kebijakan adalah pembangunan keluarga dan kesejahteraan sosial serta terlaksananya pelayanan kesejahteraan sosial bagi penduduk.
  • Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur
    Arah kebijakan adalah dengan meningkatkan kualitas penyelenggara pemerintahan (good governance), mengelola sumber daya daerah dan meningkatkan kualitas layanan publik.

2. Bidang Ekonomi dan Keuangan Daerah

  • Pengembangan kawasan Industri, Perdagangan dan Jasa
    Arah kebijakan adalah pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan memperhatikan aspek lingkungan, keamanan, ketertiban, kenyamanan dan estetika kota, sosial budaya, kondisi geografis dan historis serta menumbuhkembangkan industri kecil dan menengah.
  • Membangun Keuangan Daerah
    Arah kebijakan adalah meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan keuangan daerah secara profesional, efisien, transparan dan bertanggungjawab serta meningkatkan penerimaan dan kinerja pengelolaan Pendapatan Asli Daerah secara signifikan untuk mendukung pembiayaan kegiatan pelayanan masyarakat dan pembangunan.

3. Bidang Fisik, Sarana dan Prasarana

  • Meningkatkan Kapasitas Kota
    Arah kebijakan adalah meningkatkan kapasitas kota dengan membangun dan memantapkan ketersediaan, kecukupan dan kelayakan infrastruktur dasar perkotaan.
  • Perbaikan Lingkungan Hidup
    Arah kebijakan adalah meningkatkan pengelolaan perkotaan dengan memperhatikan aspek daya dukung lingkungan.
  • Meningkatkan Implementasi Dokumen Penataan Ruang yang Berlaku
    Arah kebijakan adalah mengendalikan pemanfaatan ruang kota, sehingga mampu mewujudkan ruang kota yang dapat menampung segala aktifitas perkotaan dengan tetap memperhatikan daya dukung lahan.

Logo Kota Jambi


Arti Lambang Kota Jambi
Ketentuan mengenai Lambang dan Moto Kota Jambi diatur melalui Perda No. 15 tahun 2002, tentang Lambang Daerah Kota Jambi, yang ditetapkan di Jambi pada tanggal 21 Mei 2002, dan ditandatangani oleh Walikota Jambi, Drs. H. Arifien Manap, MM., dan Ketua DPRD Kota Jambi, H. Zulkifli Somad, SH., MM.

Lambang Kota Jambi ini secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dahulu, dimana didalam lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi geografis daerah, dan sosiokultural masyarakatnya. Makna yang tersirat dari benda-benda yang tertera didalamnya terrinci sebagai berikut :

Bentuk Dan Ukuran
Lambang Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bagian yang meruncing dibawah, dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau dan bagian luar berwarna putih.

Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar dan didalamnya tercantum tulisan "KOTA JAMBI" yang melambangkan nama daerah dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari berbagai suku dan agama memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Warna dasar lambang berwarna biru langit.

Isis Dan Arti Lambang

Senapan/Lelo, Gong & Angsa
Setelah orang Kayo Hitam menikah dengan putri Temenggung Merah Mato yang bernama Putri Mayang Mangurai, maka oleh Temenggung Merah Mato anak dan menantunya itu diberilah sepasang Angsa serta Perahu Kajang Lako kemudian disuruh menghiliri aliran Sungai Batanghari untuk mencari tempat guna mendirikan kerajaan yang baru.
Kepada anak dan menantunya tersebut dipesankan bahwa tempat yang akan dipilih ialah dimana sepasang Angsa naik ketebing dan mupur di tempat tersebut selama dua hari dua malam.
Setelah beberapa hari menghiliri Sungai Batanghari kedua Angsa naik kedarat di sebelah hilir (Kampung Jam), kampung Tenadang namanya pada waktu itu. Dan sesuai dengan amanah mertuanya maka Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai beserta pengikutnya mulailah membangun kerajaan baru yang kemudian disebut "Tanah Pilih", dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaannya (Kota Jambi) sekarang ini.
Sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk menerangi tempat tersebut ditemukannya sebuah Gong dan Senapan/Lelo yang diberi nama "SITIMANG" dan "SIDJIMAT", yang kemudian kedua benda tersebut menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi yang disimpan di Museum Negeri Jambi.

Keris

Keris tersebut bernama "KERIS SIGINJAI" dan merupakan lambang kebesaran serta kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi dahulu, karena barang siapa yang memiliki keris tersebut dialah yang diakui sebagai penguasa atau berkuasa untuk memerintah Kerajaan Jambi.

Garis Biru 9 Buah
Garis-garis ini melambangkan luasnya wilayah Kerajaan Jambi dahulu yang meliputi 9 buah lurah dialiri oleh anak-anak sungai (batang), masing-masing bernama :
1. Batang Asai
2. Batang Merangin
3. Batang Masurai
4. Batang Tabir
5. Batang Senamat
6. Batang Jujuhan
7. Batang Bungo
8. Batang Tebo
9. Batang Tembesi
Batang-batang ini merupakan Anak Sungai Batanghari yang keseluruhannya itu merupakan wilayah Kerajaan Jambi.

Garis Hijau 6 Buah
Garis ini melambangkan bahwa wilayah Kota Jambi dahulunya secara administratif terdiri dari 6 kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Pasar Jambi
2. Kecamatan Jambi Timur
3. Kecamatan Jambi Selatan
4. Kecamatan Telanaipura
5. Kecamatan Danau Teluk
6. Kecamatan Pelayangan
Kecamatan-kecamatan ini dibentuk dengan SK Gubernur Jambi Tanggal 5 Juni 1965 NO. 9/A-I/1965.
Pada tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 62 kelurahan berdasarkan Perda No. 35 tahun 2002. Dua kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Jelutung.

Pohon Pinang
Pohon Pinang melambangkan asalnya isitlah atau perkataan "DJAMBE" dahulu yang kemudiam dipakai sebagai nama untuk menyebut daerah ini (Keresidenan Jambi, Propinsi Jambi dan Kota Jambi)
Istilah "JAMBI" ini berasal dari perkataan "DJAMBE" (bahasa Jawa). Dan "DJAMBE" ini nama sejenis Pohon Pinang. Istilah "DJAMBE" lama kelamaan berubah menjadi "DJAMBI". Dan terakhir karena ejaan yang disempurnakan maka istilah "DJAMBE" berubah pula menjadi JAMBI.

Motto "Tanah Pilih Pesako Betuah"
Kota Jambi mempunyai motto "TANAH PILIH PESAKO BETUAH" yang tertera pada sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian secara harfiah :
a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat.
b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti
c. Pesako : warisan
c. Betuah : memiliki kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain

Tanah Pilih Pesako Betuah pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotongroyongan.

Tanah Pilih Pesako Betuah secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut :
"Bahwa Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku."

Geografis Kota Jambi
Kota Jambi dengan luas wilayah ± 205.38 km² (berdasarkan UU No. 6 tahun 1986), terletak pada kordinat :
01° 30’ 2.98" - 01° 7’ 1.07" Lintang Selatan
103° 40’ 1.67"- 103° 40 0.23" Bujur Timur

Koordinat tersebut menunjukkan keberadaan Kota Jambi yang terletak di tengah-tengah pulau Sumatera. Secara geomorfologis Kota Jambi terletak di bagian Barat cekungan Sumatera bagian selatan yang disebut Sub-Cekungan Jambi, yang merupakan dataran rendah di Sumatera Timur.

Ditilik dari topografinya, Kota Jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 m diatas permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjang keseluruhan lebih kurang 1.700 km, dari Danau Atas - Danau Bawah (Sumatera Barat) menuju Selat Berhala (11 km yang berada di wilayah Kota Jambi) dengan kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai Batanghari membelah Kota Jambi menjadi dua bagian disisi utara dan selatannya.

Kota Jambi beriklim tropis dengan suhu rata–rata minimum berkisar antara 22,1-23,3°C dan suhu maksimum antara 30,8-32,6°C (data tahun 2005).
Kelembaban udara berkisar antara 82-87%.
Hujan terjadi sepanjang tahun dengan musim penghujan terjadi antara Oktober-Maret dengan rata-rata 20 hari hujan/bulan, sedangkan musin kemarau terjadi antara April-September dengan rata-rata 16 hari hujan/bulan. Curah hujan sebesar 2.296,1 mm/tahun (rata-rata 191,34 mm/bulan).
Kecepatan angin tertinggi yang tercatat, berkisar antara 7-9 knot (1 knot = 1,8 km/jam).

Secara administratif berbatasan langsung dengan Kab. Muaro Jambi, Propinsi Jambi.
Kota Jambi memiliki 8 kecamatan dengan 62 kelurahan.

Jarak Kota Jambi ke beberapa Kota Kabupaten :
1. Kota Jambi - Sengeti (ibukota Kab. Muaro Jambi) : 27 km
2. Kota Jambi - Muaro Bulian (ibukota Kab. Batanghari) : 60 km
3. Kota Jambi - Muaro Sabak (ibukota Kab. Tanjabtim) : 129 km
4. Kota Jambi - Kuala Tungkal (ibukota Kab. Tanjabbar) : 131 km
5. Kota Jambi - Sarolangun (ibukota Kab. Sarolangun) : 179 km
6. Kota Jambi - Muaro Tebo (ibukota Kab. Tebo) : 206 km
7. Kota Jambi - Muaro Bungo (ibukota Kab. Bungo) : 252 km
8. Kota Jambi - Bangko (ibukota Kab. Merangin) : 255 km
9. Kota Jambi - Sungai Penuh (ibukota Kab. Kerinci) : 419 km

Demografi

..:: Populasi Penduduk Kota Jambi Tahun 2000-2005 ::..
2000
(jiwa)
2001
(jiwa)
2002
(jiwa)
2003
(jiwa)
2004
(jiwa)
2005
(jiwa)
379.168
382.939
412.219
419.917
436.539
446.872
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata tahun 2005 : 2,37%
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata tahun 2000-2005 : 3,37%

..:: Jumlah Penduduk, Luas Kecamatan & Tingkat Kepadatan Tahun 2005 ::..
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Luas Wilayah
(km2)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km2)
Jambi Selatan

97.516

34,07
2.862,22
Kota Baru
96.835
77,80
1.244,99
Jambi Timur
77.776
20,21
3.848,39
Telanaipura
75.889
30,39
2.497,17
Jelutung
60.381
7,92
7.623,86
(terpadat)
Pasar Jambi
14.000
4,02
3.482,59
Pelayangan
12.396
15,29
810,73
Danau Teluk
12.079
15,70
769,36
(terjarang)
T O T A L
446.872 jiwa
205,38 km2
2.175,83 jiwa/km2

Dengan populasi penduduk sebesar 446.872 jiwa (±17% dari seluruh populasi penduduk Provinsi Jambi), mayoritas penduduk merupakan suku Melayu Jambi, sedangkan suku (suku bangsa) lain yang hidup berdampingan dengan harmonis di Kota Jambi, antara lain : Aceh, Banjar, Batak, Bugis, Flores, Habib (keturunan Arab), keturunan India, Jawa, Padang, Palembang, Papua, Sunda, dan Tiong-hoa (Hokhian, Techiu, Khek, Hainan).
Jumlah Rumah Tangga yang tercatat di Kota Jambi sebanyak 96.925 Rumah Tangga. Dengan demikian, maka jumlah rata-rata anggota tiap keluarga di Kota Jambi berkisar 4-5 orang (rasio sebesar 4,6).

Jumlah kelahiran yang tercatat sebanyak 723 bayi laki-laki dan 665 bayi perempuan.
Jumlah kematian yang tercatat sebanyak 469 pria dan 341 wanita.
Rata-rata usia harapan hidup, pria : 65 tahun, sedangkan wanita : 67 tahun

Sementara perbandingan jumlah pria dan wanita nyaris sebanding :
Pria
Wanita
:
:
225.778 jiwa (50,52% populasi)
221.094 jiwa (49,48% populasi)

..:: Jumlah Peserta KB Aktif tahun 1999/2000 - 2005 ::..
Tahun
Pasangan Usia Subur
Peserta Aktif
Persentase
1999/2000
61.321
48.843
79,65 %
2000
63.101
50.444
79,94 %
2001
64.554
52.211
80,88 %
2002
64.942
49.666
76,48 %
2003
69.497
54.413
78,30 %
2004
74.437
58.187
78,17 %
2005
77.280
60.152
77,84 %

Jumlah penduduk miskin (prasejahtera & KS1) : 15.880 KK (16,38%), naik dibandingkan tahun 2004 yang berjumlah 14.120 KK.
Jumlah anak terlantar dan yatim piatu : 378 jiwa, yang terdiri dari 195 wanita & 183 pria.
Jumlah penyandang cacat : 760 jiwa, yang terdiri dari 82 tuna netra, 126 tuna wicara, 358 cacat tubuh (handicap) dan 194 cacat mental.
Jumlah jompo yang tercatat di seluruh kecamatan sebanyak 816 jiwa.
Panti Sosial Pemerintah yang tersedia di Kota Jambi ada 3, yaitu : Panti Bina Remaja, Panti Bina Karya dan Panti Tresna Wreda.
Jumlah Karang Taruna sebanyak 56 buah, 6 diantaranya berklasifikasi Maju (Advanced).

Komposisi pekerjaan menurut lapangan usaha utama yang digeluti masyarakat Kota Jambi adalah sebagai berikut :
No.
Lapangan Usaha Utama
Persentase (%)
1.
Perdagangan, Hotel & Restaurant
35,62
2.
Jasa (Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan)
24,42
3.
Industri
11,57
4.
Transportasi & Komunikasi
10,70
5.
Konstruksi
9,14
6.
Keuangan
3,43
7.
Pertanian, Perkebunan, Perikanan & Kehutanan
3,06
8.
Pertambangan & Galian
1,56
9.
Listrik, Gas & Air
0,49
T O T A L
100,00


..:: Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia ::..
No.
Kelompok Usia
Jumlah (jiwa)
Persentase
(%)
1.
0 - 5 tahun
45.100
10,09 %
2.
6 - 20 tahun
130.119
29,12 %
3.
20 - 60 tahun
231.358
51,77 %
4.
lebih dari 60 tahun
40.297
9,02 %
T O T A L
446.874
100 %
Lebih dari 52% populasi Kota Jambi berada pada usia produktif, bila diasumsikan usia produktif adalah 15-60 tahun

..:: Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Agama ::..
No.
Agama
Jumlah
(jiwa)
Persentase
(%)
1.
Islam
380.946
87,56 %
2.
Katolik
16.540
3,80 %
3.
Protestan
15.715
3,61 %
4.
Budha
13.525
3,11 %
5.
Hindu
7.894
1,81 %
6.
Lain-lain
460
0,11 %
T O T A L
435.080
100 %

Kecamatan Danau Teluk tercatat berpenduduk 100% beragama Islam


Pendidikan
Pembangunan Kota Jambi membutuhkan ketersediaan sumber daya manusia yang handal dalam jumlah yang memadai. Disinilah pembangunan sektor pendidikan berperan penting. Pada saat ini, masyarakat telah dapat memperoleh akses terhadap sejumlah fasilitas pendidikan di Kota Jambi, seperti :
  • Perguruan Tinggi / sederajat : 12 buah & 1 UT
  • Akademi & Politeknik : 10 buah
  • Sekolah Lanjutan Tingkat Atas / sederajat : 17 negeri & 71 swasta = total 88 buah
  • Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama / sederajat : 30 negeri & 58 swasta = total 88 buah
  • Sekolah Dasar / sederajat : 207 SDN, 27 SD Swasta & 62 Madrasah Ibtidaiyah = total 296 buah
  • Taman Kanak-kanak : 107 buah

Terdapat pula sejumlah lembaga pendidikan lainnya, seperti : pondok pesantren, lembaga pendidikan komputer, kursus bahasa asing, kursus keterampilan dan sebagainya.

Kesehatan
Di Kota Jambi saat ini telah berdiri cukup banyak fasilitas kesehatan. Baik milik pemerintah, maupun swasta. Usaha bersama ini tentu akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, terutama dalam hal peningkatan kualitas kesehatan dan angka rata-rata harapan hidup masyarakat Tanah Pilih Pesako Betuah.

Telekomunikasi
Pembangunan sarana telekomunikasi di Kota Jambi dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang cukup pesat. PT. Telkom sebagai BUMN penyedia layanan telekomunikasi utama di Indonesia telah memiliki 92.392 SST (Satuan Sambungan Telepon), yang terdiri dari 31.344 SST Wireless dan 61.048 SST Fixline/Wireline di Area Pelayanan Telekomunikasi Jambi pada tahun 2005. Sementara tiga operator cellular GSM yang ada, telah pula meningkatkan coverage area-nya yang mencakup sebagian besar wilayah Kota Jambi dan sekitarnya. Sedangkan untuk CDMA, baru satu operator yang telah beroperasi dengan baik yaitu Telkom Flexi.

Prasarana Transportasi
Jalan merupakan salah satu prasarana yang sangat penting untuk memperlancar sistem distribusi dalam kegiatan perekonomian. Menciptakan interkoneksi jaringan transportasi yang efisien dan efektif merupakan misi ke-3 Pemerintah Kota Jambi dalam Visi & Misi-nya.
Panjang jalan diseluruh Kota Jambi tahun 2005 adalah 618.250 km dengan 422.513 km (68,34%) dalam kondisi baik (Sumber : Dinas PU Kota Jambi).

Sementara itu, jumlah kedatangan dan keberangkatan bis melalui "Terminal Alam Barajo" sebanyak 68.404 bis, dengan jumlah kedatangan penumpang sebanyak 484.574 orang dan keberangkatan sebanyak 691.484 orang. (Terjadi kenaikan jumlah bis yang keluar masuk dibandingkan tahun 2003 yaitu : 43.089 bis, namun terjadi penurunan jumlah penumpang dari tahun 2003, yaitu : kedatangan 999.252 orang, keberangkatan : 1.178.546 orang).

Jumlah angkutan kota yang beroperasi di Kota Jambi tahun 2004 sebanyak 1.038 angkot, yang dimiliki oleh 15 perusahaan (Jumlah kendaraan tidak berubah sejak 1999, namun sejak 2003 jumlah perusahaan berkurang satu dari 16 menjadi 15 perusahaan).
Jumlah kendaraan angkutan penumpang antar kabupaten sebanyak 471 kendaraan, antar provinsi sebanyak 397 kendaraan, dan Taxi sebanyak 80 kendaraan. Angkutan Sewa sebanyak 56 unit kendaraan dan angkutan pariwisata sebanyak 18 kendaraan.

Sedangkan angkutan truck meningkat signifikan dari 2.418 truck tahun 2003 menjadi 6.370 truck tahun 2004. Sementara Jembatan timbang terdapat 1 unit.
(Sumber : Dinas Perhubungan Kota Jambi)

Prasarana transportasi darat yang tersedia dan kualifikasinya :
Terminal
1. Rawasari (Angkot)

Mulai beroperasi: 1973 (sebelumnya dikenal sebagai Lapangan Tungkal)

Lokasi: Pasar kota Jambi

Luas: ± 10.000 m²

Jenis terminal: Angkutan Kota

Kapasitas: ± 225 kendaraan
2. Alam Barajo (Bus)

Tahun pembangunan:Tahun 1994-1995

Mulai beroperasi:10 Mei 1996

Lokasi:Jalan Lingkar Barat (Simpang Rimbo)

Luas:± 65.280 m²

Jenis terminal:Type A (Bus antar kota - antar provinsi)

Kapasitas:± 90 kendaraan
3. Terminal Truk (Truk)

Tahun pembangunan:2005 - under construction

Mulai beroperasi:
belum beroperasi, merupakan perpindahan dari Terminal Truk Simpang Kawat yang saat ini menjadi Markas Kantor Pemadam Kebakaran Kota

Lokasi:Jalan Lingkar Barat

Luas:
± 4 ha (luas pembebasan tanah, direncanakan juga terdapat pasar induk di area ini)

Jenis terminal:Truk

Kapasitas:-

Trasportasi Udara
Di sektor transportasi udara, Kota Jambi dilayani oleh Bandara Sultan Thaha Syaifuddin yang dapat melayani penerbangan domestik maupun internasional. Bandara dengan landasan sepanjang 2.200 m ini dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti Boeing 737-200.

Tahun 2005, landing & take-off terjadi sebanyak 6.670 kali di bandara ini, dengan jumlah penumpang mencapai 581.183 orang, sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun 2004. Tahun 2005, jumlah kedatangan adalah 3.334, keberangkatan 3.336, dengan transit sebanyak 482, serta membawa penumpang kedatangan sebanyak 282.843 orang dan keberangkatan 298.340 orang. Tahun 2004, jumlah kedatangan 3.975, keberangkatan 3.978, dengan transit sebanyak 2.287, serta membawa penumpang kedatangan sebanyak 288.545 orang dan keberangkatan 304.967 orang.

Tranportasi Laut
i sektor transportasi laut, Kota Jambi dilayani oleh "Pelabuhan Talang Duku" (berjarak ± 20 km arah timur dari Kota Jambi), Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Pelabuhan yang berada di sisi Sungai Batanghari ini dapat disandari kapal berkapasitas hingga 750 dwt. Pemerintah Kota Jambi telah pula mempersiapkan rencana area datar seluas ± 560 ha di Kecamatan Jambi Timur yang relatif dekat dengan kawasan pelabuhan, dengan peruntukan area pembangunan kawasan industri berorientasi eksport.

Jumlah kapal yang sandar di "Pelabuhan Talang Duku", tahun 2004 sebanyak 1.091 kapal, sedangkan yang berangkat sejumlah 786 kapal. Sementara jumlah penumpang yang datang sebanyak 692 orang dan yang berangkat sebanyak 662 orang. Jumlah barang yang dibongkar sebanyak 30.887 ton, sedangkan yang dimuat sebanyak 17.439 ton. Hinterland Pelabuhan Jambi menghasilkan antara lain karet, kayu lapis, dan moulding, yang merupakan komoditi ekspor ke Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Jepang, dan Korea.

Macam kapal yang sandar pun bervariasi mulai dari kapal motor, motor tempel (outboard motor), speed boat, motor boat, ketek (small craft), sampai kapal motor tunda (tug boat) dan tongkang (barge).
Sumber : Kantor LLASD (Lalu lintas Angkutan Sungai dan Danau) Jambi

Demi kelancaran bongkar muat, Pelabuhan Talang Duku dilengkapi dengan dermaga apung, untuk mengatasi beda permukaan air pada saat musim hujan dan kemarau yang dapat mencapai 8 m. Fasilitas lainnya :

Fasilitas Utama
Lokasi : Talang Duku, Jambi
Letak : 132 31' 30" LS, 103 50' 48" BT
Luas Lahan : 271 Ha

Fasilitas Pelayanan Kapal

Panjang Dermaga : 230,5 m
Kedalaman Alur : -2 sampai -4,5 mLWS
Kedalaman Kolam : -3 sampai -8 mLWS
Kapal Pandu : 1 Unit

Fasilitas Pelayanan Barang
Lapangan Petikemas : 12.300 m²
Lapangan Penumpukan : 23.505 m²
Gudang : 2.640 m2

Alat Mekanis
Diesel Forklift : 3 Unit
Chasis : 2 Unit
Head Truck : 1 Unit
Transtainer : 2 Unit

Pelabuhan Talang Duku berada dalam lingkungan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II, Cabang Pelabuhan Jambi (www.inaport2.co.id). Selain Pelabuhan Talang Duku, Pelabuhan Kuala Tungkal yang berada di muara sungai Pengabuan dan Pelabuhan Muaro Sabak juga berada dalam lingkungan Pelabuhan Jambi.

Pelabuhan Kuala Tungkal, yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, berjarak ± 110 km arah Timur Kota Jambi. Dermaga yang memiliki kapasitas sandar kapal hingga bobot 800 dwt ini, setiap harinya melayani lalu lintas hydrofoil (speed-boat) yang menghubungkan Kuala Tungkal (Jambi) dengan Batam, Tanjung Pinang dan kepulauan lainnya di Provinsi Kepulauan Riau. Dermaga ini juga merupakan tempat berlabuhnya nelayan pencari ikan di daerah yang terkenal dengan kontribusi hasil perikanan lautnya tersebut.

Sedangkan Pelabuhan Muaro Sabak yang terletak di Kapubaten Tanjung Jabung Timur (berjarak ± 100 km arah Timur Kota Jambi), merupakan dermaga laut terbesar di Provinsi Jambi, yang dapat disandari kapal berbobot hingga 5.000 dwt. Dermaga yang berhadapan dengan Selat Berhala yang terhubung lansung ke Selat Malaka ini, rencananya akan ditingkatkan hingga mampu disandari kapal yang berbobot hingga 15.000 dwt. Salah satu perusahaan yang menggunakan fasilitas area di dermaga ini adalah PetroChina International Jabung Ltd. yang memanfaatkan Terminal 3 Asam Pipih dalam aktifitas operasional eksport LPG dan LNG mereka dari FPU ke kapal tanker di laut lepas.

Dengan rampungnya pembangunan Jembatan Batanghari II, di Sijenjang, Kota Jambi, maka jarak tempuh dari Kota Jambi ke Dermaga Internasional ini nantinya akan semakin dekat.

Pariwisata Kota Jambi
Hotel
Pembangunan sektor pariwisata tentu tidak terlepas dari kebutuhan akan tersedianya sarana akomodasi. Di Kota Jambi terdapat 2 hotel berbintang 4 dengan 183 kamar, 1 hotel berbintang 3 dengan 160 kamar, 1 hotel berbintang 2 dengan 92 kamar dan 4 hotel dengan klasifikasi bintang 1 dengan total jumlah kamar sebanyak 104 kamar. Sedangkan hotel dengan klasifikasi melati 3 yang berjumlah 20 hotel memiliki jumlah kamar sebanyak 516 kamar, 8 hotel melati 2 dengan 192 kamar dan 20 hotel melati 1 dengan 316 kamar.

Selain sebagai sarana akomodasi dan rekreasi yang mendukung sektor pariwisata, beberapa hotel, terutama yang berklasifikasi bintang, memiliki fasilitas ruang rapat atau conference room, bahkan convention hall, yang sering dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan swasta maupun instansi pemerintah, sebagai sarana penyelenggaraan acara loka karya, sarasehan, ceramah, seminar, dan pameran. Sedangkan masyarakat pada umumnya menyewa fasilitas ini untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan atau reuni.

Tumbuhnya industri perhotelan yang terus berkembang di Kota Jambi memberikan kontribusi positif pada struktur perekonomian kota dan memberikan kesempatan terbukanya lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Museum Negeri Jambi
A. Sejarah Singkat

Museum Negeri Jambi (dulu Museum Negeri Propinsi Jambi) mulai dibangun dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Jambi, Masjchun Sofwan, SH. dalam salah satu upacara tanggal 18 Februari 1981 di lokasi dimana Museum ini berada yaitu di perempatan Jalan Urip Sumaharjo dan Jalan Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

Komplek bangunan setelah selesai dibangun diresmikan pendiriannya oleh Mendikbud, Prof. DR. Fuad Hasan pada tanggal 6 Juni 1988, dengan nama Museum Negeri Propinsi Jambi.

Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka Museum Negeri Propinsi Jambi berubah menjadi Museum Negeri Jambi sesuai dengan Perda No.15 tahun 2002.

B. Bangunan

Bentuk bangunan bercorak arsitektur tradisional Jambi yaitu Rumah Kajang Lako dan rumah Larik (Panjang) yang disesuaikan dengan keperluan teknik permuseuman. Bentuk Rumah Kajang Lako dituangkan pada bangunan gedung induk dan auditorium, sedangkan bentuk Rumah Larik (Panjang) dituangkan pada gedung administrasi, gedung storage, dan gedung konservasi/preparasi.

C. Koleksi

Sebagai suatu museum umum, Museum Negeri Jambi mengumpulkan dan merawat semua jenis koleksi umum, yaitu benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah yang meliputi :

  1. Geologika : fosil kayu, batuan dan mineral serta benda bentukan alam lainnya
  2. Biologika : flora dan fauna serta fosil manusia
  3. Filologika : naskah yang ditulis tangan yang menguraikan suatu hal/peristiwa, incong Kerinci yang ditulis di atas tanduk dan bambu, Al-Qur'an dan Kitab Tassauf yang ditulis tangan.
  4. Etnografika : terletak di lantai 2, merupakan ruang Khasanah Budaya Jambi, menyajikan antara lain, peralatan berburu tradisional, peralatan tani, peralatan menumbuk padi, peralatan menangkap ikan, kerajinan anyaman, kerajinan tenun dan batik, perlengkapan perkawinan suku Melayu Jambi, seperti amben, pelaminan, tempat tidur, peti tempat menyimpan barang rumah tangga, pakaian adat dari kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.
  5. Arkeologika : benda peninggalan prasejarah sampai datangnya pengaruh budaya barat masih banyak terdapat di daerah Jambi, koleksi museum Jambi berupa beliung batu yang dipergunakan pada masa prasejarah di Kerinci, temuan di sekitar kompleks percandian Muaro Jambi seperti gong bertuliskan aksara kuno Cina, teko, piring porselen, fragmen tangan, arca Budha, arca Awalokiteswara, kalung jalinan kawat emas berliontin kepala binatang, gelang kuningan berbentuk rantai, dan benda arkeologi lainnya seperti : stupa, batu lapik, arca Prajna Paramita. Foto koleksi keramolokiga berupa guci gayung, pedupaan bertutup puncak gunung, piring sajian, botol amphora tiga warna, ceret, vas bunga Mei Ping biru putih bergambar burung Kuau, yang berasal dari Jambi, koleksi tersebut berada di Museum Nasional, Jakarta.
  6. Historika : koleksi yang memiliki nilai sejarah berupa foto koleksi Keris Siginjei, pedang samurai (katana), meriam jaman kolonial, pistol VOC, pedang perang, tombak upacara adat.
  7. Numismatika dan Heraldika
  8. Keramologika : benda koleksi keramik dan tembikar kuno yang berasal dari Jambi, Cina, Arab, Myanmar dan Eropa, berupa tempayan, guci, piring tadah, cepuk, mangkok, kendi, botol, ceret bercucuk pendek, buli-buli berbentuk kuncup bunga teratai, dll.
  9. Seni Rupa
  10. Teknologika
Wisata Kuliner
Kehidupan masyarakat Kota Jambi yang melekat erat dengan adat dan tradisinya, tidak akan lengkap tanpa menyediakan beragam santapan, mulai dari jajanan & masakan tradisionil yang hanya anda dapat di Jambi (seperti tempoyak, tepék, dll.), sampai hidangan bertaraf internasional di beberapa restaurant & hotel berbintang.

Pusat Hiburan
Kota Jambi di awal tahun 90-an (pada era booming cineplex), memiliki setidaknya 9 gedung bioskop, yang masing-masing memiliki 2-4 theatre, dengan kapasitas ± 60 kursi/theatre. Saat ini bioskop Mega 21, Ria, & Mayang Theatre sudah tutup, bahkan Bioskop Duta 21 (pada awal kemerdekaan dikenal dengan nama bioskop Capitol) & Sitimang, gedungnya sudah beralih fungsi, begitu pula Mayang Theatre. Tinggal 4 gedung bioskop yang saat ini masih bertahan.

Bioskop Murni
, pada tanggal 16-18 Januari 1955, pernah menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Pasirah se-Kresidenan Jambi, demikian juga bioskop Capitol (Duta) pernah menjadi tempat Kongres Rakyat Jambi pada tanggal 15 Juni 1955, keduanya dalam rangka perjuangan pembentukan Provinsi Jambi

Objek Wisata Kota Jambi
Situs kepurbakalaan Muaro Jambi merupakan situs peninggalan purbakala terluas di Indonesia, membentang dari barat ke timur sepanjang 7,5 km di tepian Sungai Batanghari, dengan luas ± 12 km². Peninggalan ini terbentang dari desa Muaro Jambi dan desa Danau Lamo di bagian barat hingga desa Kemingking Dalam, Kecamatan Muaro Sebo di bagian Timur, Kabupaten Muaro Jambi.

Dari Kota Jambi situs purbakala ini dapat dicapai melalui jalur darat sekitar 30 menit ke arah timur Kota menuju Pelabuhan Talang Duku, kemudian dilanjutkan dengan jalur sungai menyeberangi Sungai Batanghari ke desa Muaro Jambi. Atau dapat pula dicapai melalui perjalanan darat langsung ke dekat situs melalui jalur memutar ke arah barat Kota, menyeberangi jembatan Aur Duri, kemudian dilanjutkan lewat desa Jambi Kecil ke arah situs, dengan perkiraan jarak dari pusat Kota ± 40 km. Pilihan lain adalah dengan menyewa perahu kéték atau sebeng (speed boat) yang dapat dijumpai di pinggiran sungai Batanghari di tengah kota, untuk kemudian menyusuri sungai Batanghari sambil menikmati pemandangan sepanjang aliran sungai menuju situs candi.

Pada mulanya situs Muaro Jambi tidak banyak dikenal orang dan hanya diketahui penduduk setempat. Baru pada tahun 1820, secara terbatas situs ini mulai terungkap setelah kedatangan S.C. Crooke, seorang perwira Inggris yang ketika bertugas mengunjungi daerah pedalaman Batanghari mendapat laporan dari penduduk setempat tentang adanya peninggalan kuno di Desa Muaro Jambi. Selanjutnya pada tahun 1935-1936, seorang sarjana Belanda yang bernama F.M. Schnitger, dalam ekspedisi purbakalanya di wilayah Sumatera, pernah mengunjungi dan sempat melakukan penggalian terhadap situs Muaro Jambi. Sejak itu Muaro Jambi mulai dikenal, dan mulai 1976 sampai saat ini, secara serius dan bertahap, dilakukan penelitian dan preservasi arkeologi untuk menyelamatkan situs dan peninggalan bersejarah di situs Muaro Jambi ini.

Di dalam kompleks situs tidak hanya terdapat candi, tapi juga menyimpan aneka artefak kuno seperti arca, keramik, manik-mani, mata uang kuno dll. Ada 8 kompleks percandian, kolam kuno, yang oleh penduduk setempat dinamai Kolam Telago Rajo, serta diperkirakan lebih dari 60 buah menapo (gundukan tanah reruntuhan sisa bangunan kuno).

Wilayah situs juga dikelilingi oleh setidaknya 6 kanal atau parit-parit kuno buatan manusia, yang oleh penduduk setempat dinamai Parit Sekapung, Parit Johor dan Sungai Melayu. Sebagian besar parit tersebut saat ini sudah mengalami pendangkalan. Beberapa tahun silam, penduduk setempat masih memanfaatkan alur-alur kanal kuno ini sebagai sarana transportasi dengan menggunakan sampan tradisional. Bukan tidak mungkin bahwa pada masa lalu kanal-kanal ini dibuat dengan alasan yang sama, yaitu sebagai sarana transportasi dan distribusi logistik, selain sebagai sistem drainase kawasan rawa. Ada pula yang menduga fungsi strategisnya sebagai sistem pertahanan kompleks percandian.

Museum Situs
Museum Situs berada di lokasi pusat kunjungan kepurbakalaan Muaro Jambi. Merupakan gedung pusat informasi & tempat penyimpanan koleksi temuan purbakala yang berasal dari situs, baik dari hasil penelitian maupun temuan penduduk Muaro Jambi. Di dalamnya terpajang beraneka ragam koleksi yang menggambarkan keagungan nilai-nilai peninggalan purbakala Situs Muaro Jambi seperti : arca, belanga, padmasana, manik-manik, mata uang, bata berhias, serta keramik-keramik baik asing maupun tembikar lokal. Diantara peninggalan yang ditemukan adalah :

1.Arca Prajnaparamita

Arca dalam wujud dewi ini dalam agama Budha Tantrayana merupakan Dewi Kebijaksanaan, sebagai simbol tercapainya Sunyata (kebenaran tertinggi) yang berupa Sakti (unsur wanita). Digambarkan dalam Dharma-cakramudra, yaitu sikap tangan 'sedang memutar roda dharma', serta sikap duduk vajraparyangka, kaki melipat bersikap padmasana (lotus/teratai), sebagai lambang kesucian yang hidup dalam tiga alam; tanah, air dan udara yang merupakan unsur kehidupan dalam agama Budha.
2.
Belanga

Belanga yang tersimpan di Museum Situs ini merupakan temuan wadah logam terbesar dari Situs Muaro Jambi. Mempunyai berat 160 kg serta tinggi 67 cm, dengan diameter lingkar bibir 106 cm. Ditemukan penduduk setempat ketika sedang menggali tanah tak jauh dari kompleks Candi Kedaton.

Candi Gumpung
Lokasi Kompleks Candi Gumpung terletak di pusat kunjungan wisata Percandian Muaro Jambi, tepatnya berhadapan dengan Museum Situs. Kompleks candi ini dikelilingi pagar tembok sepanjang 150 x 155 m, dengan gapura utama berada di sisi timur. Di dalamnya selain terdapat candi induk, juga terdapat sisa candi perwara, salah satunya berada tepat didepannya.

Pada waktu dilakukan pemugaran tahun 1982 hingga 1988, telah diselamatkan beberapa temuan penting, diantaranya arca Prajnaparamita, dan sebuah padmasana bata (lapik/dudukan arca), peripih candi, wajra, serta potongan gelang perunggu yang saat ini

Sedang temuan besar lain berupa makara batu berukir sangat indah dan kini terpasang pada salah satu pipi tangga candi utama. Menarik untuk tidak dilewatkan yaitu tetap dilestarikannya sisa-sisa pagar tembok yang telah rubuh, yang terletak di depan candi di sisi timur laut.

Kolam Telago Rajo
Nama Telago Rajo diambil dari istilah penduduk setempat menamai sebuah kolam kuno yang terletak di depan Candi Gumpung, atau sebelah timur Museum Situs. Kolam ini berukuran 100 x 200 m, yang selalu tergenang air dengan kedalaman 2-3 m, dari permukaan tanah. Kemungkinan besar pada masa lalu kolam ini berfungsi sebagai resevoir (waduk persediaan air).

Candi Tinggi
Dari kompleks Candi Gumpung apabila anda melihat ke arah timur laut dengan jarak ± 200 m dapat terlihat sebuah candi lain yang menjulang lebih tinggi. Candi inilah yang disebut Candi Tinggi. Halaman Kompleks Candi Tinggi dikelilingi pagar tembok dengan gapura utama menghadap ke sebelah timur sedangkan gapura lain berada di sisi barat. Didalamnya terdapat candi induk dan 6 candi perwara.

Pada candi induk terdapat tangga naik menuju kedua teras candi dengan tubuh bangunan makin mengecil pada puncaknya. Beberapa temuan yang sekarang tersimpan di Museum Situs, antara lain sejumlah potongan benda dari besi dan perunggu, pecahan arca batu, fragmen keramik asing dari Cina asal abad ke-9 hingga ke-14 Masehi. Disamping itu juga terdapat bata-bata kuno yang digores dengan tulisan yang lazim dipakai pada abad ke-9 Masehi, sezaman dengan tulisan prenagari.

Cadi Kembar Batu
Lokasi Candi Kembar Batu dapat ditempuh dari Candi Tinggi ke arah tenggara dengan jarak ± 250 m. Kompleks candi dibatasi parit dan panggar tembok keliling dengan pintu gerbang terletak di sisi timur, serta didalamnya terdapat candi induk dan sejumlah candi perwara. Pada waktu dilakukan ekskavasi berhasil diselamatkan sebuah gong kuno dari perunggu bertuliskan huruf Cina, dan kini benda itu menjadi koleksi Museum Negeri Jambi. Selain itu juga ditemukan pula bata bergambar, bergores serta bertulis, dan keramik asing dari masa Dinasti Sung yang dapat kita lihat di Museum Situs.

Candi Astano
Candi Astano berada sekitar 1.250 m arah timur Candi Tinggi. Bangunan candi induk unik, berbeda bentuk dibanding candi-candi lain yang ada di Situs Muaro Jambi. Bentuk bangunan memiliki 12 sisi, menurut penafsiran para ahli, bentuk tersebut merupakan gabungan tiga bangunan yang masing-masing berbeda usianya atau dibangun lebih dari satu kali. Selain itu di lokasi candi juga ditemukan dau buah padmasana (lapik/dudukan arca), keramik asing dari masa Dinasti Sung dan ratusan manik-manik.

Candi Gedong 1
Kedua candi letaknya saling berdampingan, Candi Gedong 1 berada di sisi timur dan Candi Gedong 2 terletak di sebelah barat. Kedua candi induk sama-sama memiliki tangga masuk dari sisi timur.

Halaman candi dikelilingi pagar tembok sepanjang 65 x 85 m dengan gapura utama terletak di sisi timur. Selain bangunan candi, juga ditemukan pecahan arca, sejumlah bata bergambar dan bertulis, lesung batu, lonceng, uang kepeng Cina, umpak batu dan pecahan-pecahan genting kuno yang semuanya tersimpan di Museum Situs. Khusus temuan umpak batu dan genting, ditafsirkan pada lokasi ini selain terdapat struktur bangunan bata, juga pernah berdiri struktur bangunan kayu/bambu beratap genting

Candi Gedong 2
Candi Gedong 2 dikelilingi pagar tembok sepanjang 76 x 675 m, sedang reruntuhan gapura utama terletak di sisi timur. Dari sisa-sisa yang ada dapat diketahui bahwa pada mulanya Candi Gedong 2 memiliki lantai bata, di depan candi induk terdapat candi perwara. Temuan penting lainnya, yaitu arca Gajah Singha serta sejumlah pecahan arca batu, bata bertulis dan pecahan keramik asing dan lokal

Candi Kedaton
Kompleks candi terletak di sebelah utara jalan raya, sebelum pintu gerbang masuk kawasan wisata Situs Muaro Jambi, atau dapat dicapai dari pusat kunjungan ke arah barat melalui Candi Gedong 1 dan 2. Candi Kedaton merupakan kompleks candi terbesar yang ada di Situs Muaro Jambi. Halaman kompleks dikelilingi pagar tembok, reruntuhannya masih dapat ditemui, dan diperkirakan memiliki panjang yang mengelilingi wilayah 215 x 250 m. Di dalam kompleks terdapat candi induk yang menghadap ke utara dan berdenah bujur sangkar berukuran 26 x 26 Meter.

Bangunannya mudah dikenali karena bentuknya yang besar dan pada salah satu dinding sisi barat terdapat longsoran berangkal berwarna putih yang merupakan bagian dari batu isian bangunan. Kebesaran candi juga tampak dari aneka ragam temuan purbakala seperti padmasana batu, umpak-umpak batu, ubin bata serta tidak jauh dari lokasi candi pernah ditemukan sebuah belanga yang cukup besar, yang kini tersimpan di Museum Situs.

Candi Kotomahligai
Lokasi kompleks candi terletak paling barat dari gugusan percandian Muaro Jambi. Dari pusat kunjungan wisata situs purbakala Muaro Jambi berjarak ± 4 km, yang secara administratif terletak di wilayah Desa Danau Lamo kecamatan Muarosebo. Pada kompleks candi terdapat candi induk dan candi perwara, selain itu juga terdapat sisa-sisa dinding tembok suatu bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan. Wilayah dengan luas ± 10.850 m² ini juga dikelilingi pagar tembok. Pada halaman ini pernah ditemukan dua buah arca gajah, satu diantaranya berupa Gajah Singha seperti yang ditemukan di Candi Gedong 2. Kedua arca tersebut telah dipindahkan dan disimpan di Museum Situs.

Warisan Budaya Bernilai Tinggi
Bangunan-bangunan candi dan bekas reruntuhannya menunjukkan bahwa di masa lalu situs Percandian Muaro Jambi pernah menjadi pusat peribadatan. Terdapat petunjuk kuat dari peninggalan yang ditemukan bahwa Percandian Muaro Jambi adalah pusat peribadatan agama Budha Tantri Mahayana.

Petunjuk tersebut terlihat selain dari candinya sendiri juga dari ragam temuan sarana ritual seperti, Arca Prajnaparamita, reruntuhan stupa, arca gajah singha, wajra besi serta tulisan-tulisan mantra yang dipahatkan pada lempengan emas atau digoreskan pada bata. Diantara bata-bata yang bertulis terdapat suku kata 'Wijaksana', kemudian sebutan 'wajra' pada lempengan emas, serta aksara nagari pada batu permata berbunyi 'tra-tra'.

Selain itu, di situs ini juga ditemukan peninggalan berupa keramik dari Cina masa Dinasti Song (abad ke 11-12 Masehi), yang mengindikasikan adanya hubungan internasional yang telah terjadi pada masa itu. Sementara penemuan keramik Eropa abad ke-19 membenarkan adanya ekskavasi yang pernah dilakukan oleh Perwira Inggris dan sarjana Belanda abad ke 19-20.

Penemuan lain berupa manik-manik, perhiasan, tembikar, pecahan genting, dan sisa-sisa peralatan rumah tangga, bandul jaring/jala untuk menangkap ikan, dll., menunjukkan bahwa kawasan yang mengelilingi kompleks percandian ini juga pernah menjadi kawasan pemukiman, yang diduga kuat merupakan tempat bermukimnya para biksu dan pelajar Budha di masa lalu.

Demikianlah, warisan sejarah budaya bernilai tinggi, yang selayaknya kita jaga dan lestarikan. Bangsa yang besar tidak melupakan sejarahnya. Karena dengan mengetahui dimana kita berpijak (sejarah), maka kita akan mampu menentukan arah mana yang akan dituju.
Sejak pertengahan tahun 2007, usaha pemugaran dan pembangunan candi dari reruntuhan menapo yang berhasil ditemukan kembali dilakukan. Dan pemanfaatan kembali situs ini sebagai bagian dari upacara hari-hari besar keagamaan Agama Budha telah pula dilaksanakan, bahkan situs ini menjadi pusat pelaksanaan perayaan Waisak yang masuk dalam agenda Nasional disamping Borobudur.

Diharapkan usaha pelestarian dan pengembangan cagar budaya ini akan terus dilakukan dan hasilnya dapat segera kita nikmati bersama sebagai bagian dari kekayaan budaya leluhur kita.

Bersambung

Sumber :
http://www.kotajambi.go.id