BANDUNG - Setelah hampir sebulan sepi, lokalisasi pelacuran Saritem Bandung, Sabtu mulai semarak kembali. Puluhan pelacur yang biasa manggung di tempat itu kini sudah ‘beraksi’ selepas berlebaran di kampung halamannya. Dikabarkan, tercatat belasan pelacur wajah baru turut mendulang rezeki di areal hitam tersebut.
“Mau manggung, Kang? Ada barang yang baru datang tadi malam. Masih orisinil dijamin sedikit bersegel,” celetuk sejumlah centeng saritem saat menawarkan jasanya ke sejumlah tamu yang masuk ke tempat itu. Bahkan, pelacur wajah baru yang baru datang dari kampung halamannya dibandrol dengan harga cukup tinggi. ” Harganya Rp 400 ribu untuk short time,” tambah centeng lainnya.
Berdasar pemantauan, Saritem yang sebuklan ini sepi karena diperintahkan tutup oleh Pemda setempat menghadapi Piasa, namun Sanbtu mulai ramai kembali.Puluhan pelacur sudah memasuki tempatnya masing-masing dan mereka nampak sudah berdandam sepertoi biasanya. ” Libur sebulan sangat kesal dan membosankan. Bersyukur kami bisa eksis kembali di saritem. Namanya juga usaha,” kata seorang pelacur Winda,30, asal Subang, Jawa Barat.
Para pelacur mengaku selama libur sebulan mereka tetap tinggal di kampung halamannya tanpa melakukan aktifitas. Olegkarena itu, ketika lebaran usai, mereka mengaku sangat lega, karena akan segera beraktifitas untuk mendulang uang demi kebutuhan keluarga di kampung. ” Ada pelacur wajah baru, tapi bukan menjadi saingan berat. Kami tak iri dan takut, karena selama di Bandung sudah memiliki pria langganan,” kata mereka kompak.
Seorang germo, Temi,40, menjelaskan, hampir 200 pelacur yang berdomisili di Saritem sudah 80 persen mereka kembali beraktifitas. Sisanya, diperkirakan akan kembali ke saritem pada Minggu mendatang. Namun, lanjut dia, pasca lebaran ada penambahan pelacur wajah baru yang datang dari kampung khususnya dari daerah Pantura.
“Untuk sementara tercatat 12 orang pelacur baru. Mereka masih lugu, tapi keorisinilannya belum bisa dijamin. Jarang, Kang, pelacur yang masih disegel,” akunya.
Menyinggung pelacur baru, demikian Temi, datang ke Bandung dibawa oleh seniornya ketika mau kerja lagi di Bandung. Tapi, aku dia, ada juga pelacur baru hasil pesanan para germo di Saritem. “Setiap usai lebaran stok barang baru pasti ada, hanya harganya lumayan mahal. Biasanya dua kali lipat dari harga stok lama yang rata-rata Rp 200 ribu per satu jam. Tapi barang baru itu banyak yang memesan,” ujar dia.
Sumber : http://www.poskota.co.id