Museum Negeri Bali


Latar Sejarah
Dengan jatuhnya Kerajaan Klungkung ke tangan Belanda tanggal 28 April 1908 menandakan Bali secara keseluruhan berada dibawah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Keadaan ini tentunya menimbulkan perubahan tata pemerintahan antara lain Bali yang pada mulanya agak tertutup bagi bangsa luar menjadi semakin terbuka terutama untuk bangsa Eropa khususnya Belanda. Keterbukaan ini semakin memberi peluang bagi bangsa asing lainnya untuk datang ke Bali. Bangsa asing yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat seperti pedagang, pegawai pemerintahan, dan wisatawan dan sebagainya yang tentunya memiliki kepentingan yang berbeda-beda sesuai dengan profesinya. Kemudian pada saat kembali ke negerinya selalu membawa benda-benda budaya sebagai cenderamata, atau dijadikan koleksi pribadi. Keadaan seperti ini yang kalau dibiarkan akan mengakibatkan pemiskinan warisan budaya Bali menyebabkan paa ilmuwan, budayawan maupun seniman Belanda mencoba untuk mencegahnya dan sekaligus melestarikan kebudayaan Bali.Seiring dengan pengembangan museum Bali, muncul gagasan untuk mendirikan museum negeri dan museum daerah yang lain di Bali. Demikian juga tidak ketinggalan para pemerhati seni berupaya ikut membantu pemerintah dalam pengembangan dan pembinaan museum.Setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 Bali Museum diambil alih oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bali, karena keadaan yang masih dalam suasana serba awal dan menghadapi perang dengan NICA dan Jepang, kemudian pada tanggal 05 Januari 1965 diserahkan kepada Pemerinah Pusat dibawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan menjadi museum umum Propinsi dengan nama Museum Negeri Propinsi Bali.Sejak tahun 1969 pemerintah pusat memberikan perhatian lebih serius kepada museum-museum negeri propinsi termasuk Museum Bali. Pada masa proyek pembangunan lima tahun (PELITA). Museum Bali memperoleh perluasan areal dan gedung ke arah selatan, yang berfungsi sebagai ruang perpustakaan, auditorium, laboratorium konservasi, gedung koleksi, pameran temporer dan kantor sehingga luas areal museum keselurhan sampai saat ini 6000 m2 dengan 9 buah gedung.Museum Bali adalah salah satu diantara museum-museum di Bali yang mempunyai corak dan koleksi yang berbeda. Museum ini didirikan untuk mengantisipasi proses pemiskinan budaya Bali dan menyelamatkan benda-benda warisan budaya yang tak ternilai keagungannya sebagai hasil karya seni pembuktian kebesaran masyarakat Bali. Setelah Bali di kuasai oleh Belanda tahun 1910 warisan budaya tersebut mulai berpindah dan diboyong keluar Bali. Museum Bali adalah museum pemerintah dibawah teknis pengawasan Departemen Pariwisata dan Budaya

Bangunan Bangunan Museum
Gedung atau ruang pameraan museum terdiri dari Ruang Gedung Timur Atas dan Bawah, Ruang Gedung Buleleng, ruang Gedung Karangasem dan Ruang Gedung Tabanan. Ruang lain yang dimiliki oleh Museum Bali antara lain ruang Koperasi, Gedung Preparasi dan Konservasi dan tempat penyimpanan koleksi, ruang koleksi, auditorium dan ruang tata usaha, ruang bimbingan dan perpustakaan, kolam, padmasana, bale bengong dan ruang terbuka / taman. Koleksi museum disajikan dalam vitrin-vitrin yang ditata pada dinding ruangan. Luas areal Museum Bali : 6000 m2

Sejak Otonomi Daerah diberlakukan pada tahun 2000, Museum Negeri Propinsi Bali diserahkan kemblai ke Pemerintah Propinsi Bali sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan Propinsi Bali dengan nama UPTD Museum Bali.

Koleksi



Jenis Koleksi

Status Kepemilikan

Ganti Rugi

Hibah

Jumlah

01

Biologika

3

3

02

Etnografi

2.898

107

3.005

03

Arkeologika

852

26

878

04

Historika

27

3.305

3.332

05

Numismatika

854

2.930

3.784

06

Filologika

305

6

311

07

Keramika

118

388

506

08

Seni Rupa

2.369

54

2.423

Lokasi Museum
Lokasi Museum Propinsi Bali berada di kawasan budaya, karena lingkungan di sekitar Museum Bali terdapat suasana budaya Bali dengan keberadaan Pura Jagatnata yang terletak di sebelah utara museum tepatnya di Jalan Mayor Wisnu, Kelurahan Br. Abasan, Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar, Propinsi Bali.

Transportasi
Jarak tempuh untuk dapat ke Museum Propinsi Bali
- dari bandara Ngurah Rai ke museum 20 km
- dari pelabuhan Benoa ke museum 58 km
- dari terminal Ubung ke museum 5 km.

Jadwal Kunjungan
Buka dari hari Senin - Minggu mulai pukul 08.00 - 15.00 WITA.

Harga Karcis
a. dewasa Rp 2.000,-
b. Anak-anak Rp Rp 1.000,-
c. Rombongan Rp 1.000,- / orang
d. Anak-anak Rp 500,- / orang

Fasilitas
UPTD Museum Bali menempati tanah seluas 3.355,25 m2 dan luas bangunan 8.140 m2 yang dibangun dengan gaya tradisional Bali yang terbagi beberapa ruangan yaitu:
a. ruang pameran tetap
b. ruang auditorium
c. ruang perpustakaan
d. ruang laboratorium/konservasi
e. ruang penyimpanan koleksi
f. ruang bengkel/preparasi
g. ruang administrasi
h. ruang audio visual.

Adapun fasilitas pengaman yang dimiliki
a. alarm sistem
b. CCTV

Program Museum
Program yang dilaksanakan per tahun UPTD Museum Bali
a. Pameran khusus 1 kali/tahun
b. Pameran keliling 1 kali/tahun
c. Ceramah 1 kali/tahun
d. Penyuluhan 1 kali/tahun
e. Lomba 1 kali/tahun.

Tata pameran tetap dilakukan perubahan setiap lima tahun sekali

Sumber :
http://kevinabali.wordpress.com
http://www.museum-indonesia.net
Photo : http://holidayplannerbali.files.wordpress.com