Sejarah Museum Nasional
Museum ini dibuka secara resmi pada tahun 1868. Museum ini dikenal sebagai Gedung Gajah atau Gedung Arca, karena terdapat patung gajah yang terbuat dari perunggu di halaman depan yang merupakan pemberian dari Raja Siam (Thailand) pada bulan Maret 1871. Patung Gajah yang sama juga diberikan kepada negara Singapura dan hingga kini masih berada di Raffles Museum Singapura. Sedangkan disebut sebagai gedung arca karena di sini terdapat berbagai jenis dan bentuk patung/ arca dari berbagai babakan periode sejarah nusantara.
Pada tanggal 29 Februari 1950 lembaga ini menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia (Indonesia Culture Council) dan selanjutnya pada tanggal 17 September 1962 diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan menjadi Museum Pusat. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 092/0/1979 tanggal 28 Mei 1979 menjadi Museum Nasional.
Museum Nasional berfungsi tidak hanya sebagai lembaga studi dan penelitian warisan budaya bangsa tapi juga berfungsi sebagai pusat informasi yang bersifat edukatif, kultural dan rekreatif. Sejarah panjang Museum Nasional tersebut menjadikan museum ini museum terbesar dan tertua di Indonesia.
Koleksi Museum Nasional
Museum Nasional memiliki banyak koleksi benda-benda budaya dari seluruh Nusantara. Di antaranya termasuk koleksi arca-arca, prasasti yang berasal dari kerajaan-kerajaan di Nusantara dan benda-benda seni budaya serta beraneka ragam benda-benda yang digunakan pada upacara tradisi dan ritual dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia.
Hingga saat ini koleksi yang dikelola Museum Nasional berjumlah lebih dari 141.000. benda, terdiri atas tujuh jenis koleksi yaitu koleksi prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik dan heraldik, sejarah, etnografi dan geografi. Koleksi tersebut dapat disaksikan dalam 9 ruangan berbeda, yaitu: Ruang Etnografi, Ruang Perunggu, Pra-Sejarah, Ruang Keramik, Ruang Tekstil, Ruang Numismatik & Heraldik, Ruang Relik Sejarah, Ruang Patung Batu, dan Ruang Khazanah.
Dahulu Museum Nasional juga memiliki perpustakaan yang menyimpan koleksi berupa naskah-naskah manuskrip kuno, namun setelah gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba 27 Jakarta Pusat didirikan, naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Nasional kini disimpan di Perpustakaan Nasional.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan juga pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini terbanyak dan terlengkap di dunia. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Sejak tahun 1822 pemerintah kolonial Hindia Belanda memerintahkan agar semua benda-benda sejarah, seni, budaya atau sejenisnya dari seluruh kepulauan nusantara yang didapatkan melalui ekspedisi ilmiah, ekspedisi militer, atau dikumpulkan oleh pegawai pemerintah, misionaris dan penyebar agama diserahkan kepada Bataviaasch Genootschap di Batavia. Selanjutnya perkumpulan Batavia akan mengajukan pembagian antara Batavia dan Nederland (Kerajaan Belanda). Sebagian dari koleksi ditempatkan di Museum Bataviaasch Genootschap dan sebagian lainnya ditempatkan di Rijksmuseum voor Volkenkunde di Leiden.
Koleksi arca Buddha tertua di Museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat dari perunggu, disimpan dalam Ruang Perunggu dalam lemari kaca tersendiri, sementara arca Hindu tertua di Nusantara yaitu arca Wisnu Cibuaya berasal dari sekitar abad ke 4 Masehi berada di ruang arca batu terhalang oleh arca Ganesha dari Candi Banon.
Pengunjung Museum nasional dapat memilih koleksi mana yang akan dilihat di sini, sesuai dengan ketertarikan dan minat mereka. Bila ingin melihat koleksi benda-benda yang terbuat dari emas, logam mulia dan batu-batuan berharga yang berasal dari kerajaan-kerajaan di nusantara, maka saat masuk museum belok ke kiri dan naik tangga menuju Ruang Khazanah emas atau Treasure Room dan berjalan searah jarum jam. Sementara apabila ingin melihat koleksi etnografi maka belok ke kanan dan berjalan berlawanan arah jarum jam. Koleksi arca atau patung ada di bagian tengah dan di halaman tengah museum.
Salah satu ruangan yang menarik lainnya di Museum Nasional adalah Ruang Thailand atau Thai Room. Ruang ini menyajikan berbagai benda-benda sejarah dari Thailand. Salah satunya adalah patung dan topeng Thotsakan Vishnukarman yang berwarna hijau. Topeng ini tampak eksotis dan menarik, warnanya yang hijau terlihat unik dan ekspresif seakan-akan hidup.
Ruang Khazanah Emas> The Treasure Rooms
Ruang Khazanah emas dibagi dua bagian, Ruang Arkeologi dan Ruang Etnografi. Di ruangan ini terdapat lebih dari 200 item benda-benda koleksi yang terbuat dari emas dan perak, benda-benda tersebut lebih banyak yang ditemukan secara tidak disengaja dibandingkan yang ditemukan melalui penggalian arkeologis.
Pada tahun 1990 seorang petani di Wonoboyo Klaten Jawa Tengah menemukan harta karun terpendam yang berasal dari periode Jawa Klasik sekitar abad ke-5 hingga ke-15 masehi. Harta karun tersebut kebanyakan berupa benda-benda perhiasan yang terbuat dari emas dan perak, secara keseluruhan beratnya lebih dari 35 kilogram. Harta karun Wonoboyo kemungkinan terpendam lava dari letusan dahsyat Gunung Merapi pada sekitar awal abad ke-10. Benda-benda ini merupakan penemuan terbesar abad ini di Indonesia dan sekarang dapat disaksikan di ruang Khazanah Arkeologi.
Koleksi di ruang Khazanah Etnografi terdiri dari benda-benda yang berasal dari abad ke-18 hingga abad ke-20 Masehi. Kebanyakan benda-benda tersebut terbuat dari emas 14-24 karat dan banyak di antaranya yang dihiasi dengan batu-batu mulia. Selama berabad-abad Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan emas dan logam mulia lainnya. Benda-benda budaya dibuat dengan beberapa teknik pembuatan yang sesuai dengan babakan periode kebudayaan yang ada.
Koleksi yang ada di Museum Nasional merupakan warisan luhur bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya. Keberadaan benda-benda di ruang Khazanah ini merupakan bukti sejarah atas peradaban budaya yang tinggi dari kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Indonesia dan hal ini tidak hanya sekedar dinilai dari bahan baku pembuatan benda tersebut namun nilai sejarah yang dikandungnya yang membuatnya sangat tidak ternilai. Tidak mengherankan museum ini telah mengalami beberapa kali kasus pencurian. Pada tahun 1960-an, terjadi kasus pencurian koleksi emas yang dilakukan oleh kelompok Kusni Kasdut. Pada tahun 1979 terjadi pula kasus pencurian koleksi uang logam. Pada tahun 1987 beberapa koleksi keramik senilai Rp. 1,5 milyar. Terakhir pada tahun 1996 kasus pencurian lukisan yang akhirnya bisa ditemukan kembali di Singapura.
Gedung Baru Museum Nasional
Museum Nasional sekarang ini terdiri dari dua unit, yaitu Gedung Museum Nasional (Unit A) serta bangunan baru, Gedung Arca (Unit B) yang mulai dibangun sejak tahun 1996, dan diresmikan oleh Presiden SBY tanggal 20 Juni 2007. Konsep penataan pameran di Gedung Arca diberi tema “Keanekaragaman Budaya Dalam Kesatuan”. Tema yang mencerminkan keanekaragaman kebudayaan bangsa sebagai modal bangsa. Konsep penataan tiap lantai di Gedung Arca yang terdiri dari 4 lantai. Lantai 1 bertemakan Manusia dan Lingkungan, Lantai 2 IPTEK, Lantai 3 Organisasi Sosial dan Pola Pemukiman dan Lantai 4 Khasanah Emas dan Keramik.
Jam Buka Museum:
Museum Nasional buka mulai pukul 08.30 hingga 14.30 pada hari Selasa, Rabu, Kamis dan Minggu. Pukul 08.30 hingga 11.30 pada hari Jumat dan pukul 08.30 hingga 13.30 pada hari Sabtu. Museum Nasional tutup pada hari Senin dan hari libur nasional.
Tiket Masuk
Dewasa Rp. 750; Anak di bawah umur 17 tahun dan pelajar Rp. 250
Lokasi & Tempat Parkir:
Museum Nasional terletak di Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat, di seberang sisi sebelah barat Monumen Nasional dan sesudah Kantor Departemen Pertahanan RI ke arah utara/ Harmoni . Halaman depan dapat menampung mobil dan bis, dan selain itu terdapat tempat parkir yang luas di basement gedung Arca (gedung B)
Tata Tertib Museum
Pengunjung Museum Nasional diminta untuk tidak merokok, makan, dan minum di seluruh area museum dan dilarang untuk menyentuh benda-benda koleksi yang ada di museum. (2008 arie saksono)
Sumber:
-Leaflet Museum Nasional
-Heuken SJ, Adolf., Historical Sites of Jakarta, Jakarta: Cipta Loka Caraka, 1982
-museumnasional.org
-pelita.nl
-wikipedia.org
-presidensby.info
sumber lainnya ++
http://ariesaksono.wordpress.com