Taman Nasional Bukit Tiga Puluh

Taman Nasional Bukit Tigapuluh merupakan kawasan perbukitan di tengah-tengah hamparan dataran rendah bagian Timur Sumatera, dan mempunyai potensi keanekaragaman jenis tumbuhan/satwa endemik yang bernilai cukup tinggi.

Tipe ekosistem penyusun hutan Taman Nasional Bukit Tigapuluh adalah hutan dataran rendah, hutan pamah dan hutan dataran tinggi dengan jenis floranya seperti jelutung (Dyera costulata), getah merah (Palaquium spp.), pulai (Alstonia scholaris), kempas (Koompassia excelsa), rumbai (Shorea spp.), cendawan muka rimau/raflesia (Rafflesia hasseltii), jernang atau palem darah naga (Daemonorops draco), dan berbagai jenis rotan.

Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan salah satu rangkaian pegunungan yang mempunyai potensi keanekaragaman janis tumbuhan dan satwa yang cukup tinggi dan endemik. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh secara administratif pemerintahan terletak di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir Propinsi Riau dan Kabupaten Bungo Tebo dan Tanjung Jabung Propinsi Jambi.

Tipe ekosistem yang menyusun hutan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yaitu hutan dataran rendah, hutan pamah dan hutan dataran tinggi dengan jenis floranya antara lain: Jelutung (Dyera costulata), Getah merah (Palaquium spp.), Pulai (Alstonia scolaris), Kempas (Koompassia excelsa), Rumbai (Shorea spp), Cendawan Muka Rimau (Rafflesia hasseltii), Jernang atau Palem Darah Naga (Daemonorops draco), berbagai jenis Rotan. Cendawan Muka Rimau merupakan tumbuhan khas dan endemik Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.

Taman Nasional Bukit Tiga Puluh memiliki 59 jenis mamalia, 6 jenis primata, 151 jenis burung termasuk Elang Jawa, 16 jenis Kelelawar dan berbagai jenis Kupu-kupu.

Disamping merupakan habitat satwa langka di antaranya : Gajah Sumatera (Elephas maximus), Harimau Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatraensis), Rusa (Cervus unicolor), Siamang (Hylobates syndactylus), Lutung (Presbytis cristata) dan lain-lain, juga sebagai perlindungan hidro-orologis Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuantan Indragiri.

Disamping merupakan habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus) dan lain-lain; juga sebagai perlindungan hidro-orologis Daerah Aliran Sungai Kuantan Indragiri.

Semula kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Meskipun demikian, kondisi hutan taman nasional tersebut relatif masih alami..

Masyarakat di sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan suku dengan adat istiadat dan budaya yang relatif masih sangat tradisional yaitu Suku Anak Dalam, Suku Talang Mamak. Masyarakat sekitar (terutama Suku Talang Mamak) percaya, bahwa bukit dan tumbuhan yang ada di taman nasional mempunyai kekuatan magis dalam kehidupan mereka. Secara tidak langsung mereka ikut berpartispiasi aktif dalam menjaga dan melindungi bukit/tumbuhan di taman nasional.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:

Air Hitam Dalam. Menyelusuri sungai dan melihat menyaksikan kehidupan tumbuhan/satwa. Air Hitam Dalam merupakan habitat harimau Sumatera.
Tembelung Berasap. Melihat panorama air terjun, mandi dan pengamatan tumbuhan.
Batu Belipat dan Batu Gatal. Wisata budaya. Arung jeram. Kegiatan arung jeram dapat dilakukan di Sungai Gangsal, Sungai Menggatai, dan Sungai Sipang.

Kemantan. Wisata budaya, untuk melihat upacara keagamaan Suku Talang Mamak.

Atraksi budaya di luar taman nasional: Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Siak Bermandah pada bulan Juni dan Pacu Jalur pada bulan Agustus di Riau.

Musim kunjungan terbaik: bulan Maret s/d Juli setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi :
Pakanbaru – Siberida, 285 km (± 4 jam) menggunakan mobil dan selanjutnya ke lokasi melalui jalan bekas HPH.

Sumber :http://www.dephut.go.id