Batu - Kepala bidang Promosi dan Marketing Dinas Pariwisata Kota Batu, Soewignjo mengatakan saat ini wisata di Kota Batu mengalami pergeseran.
Hal ini dikarenakan pemanasan global sehingga Kota Batu tak lagi sejuk seperti sebelumnya yang mengandalkan kesegaran udara dan perbukitan eksotis.
"Wisata di Kota Batu dulu mengandalkan kesejukan hawa, namun karena diseluruh dunia terjadi pemanasan global, maka hawa dingin yang menjadi keistimewaan Batu mulai bergeser. Meski kesegaraan itu masih ada dibanding dengan dareah lain," terangnya, Kamis (23/10/2008).
Tak ayal, untuk menyiasati hal ini, pihaknya membuat terobosan dengan wisata minat khusus yakni obyek wisata olahraga seperti Paralayang, Rafting, motor advanture motor lintas alam, sepeda wisata dengan tantangan jalan yang menurun dan tanjakan, route off road.
"Wisata minat khusus ini sekarang sedang dicari oleh masyarakat, mereka melakukan wisata selain untuk berefreshing mereka juga mencari tantangan untuk ditaklukan oleh dirinya sendiri," terang Soewignjo.
Pengembangan yang sedang berjalan adalah Paralayang dan Rafting. "Didua cabang wisata minat khusus ini pengambangan terus dilaksanakan. Seperti rafting yang dahulu satu lintasannya di Desa Klerek, sekarang juga ada yang mengembangkan di Desa Kekep sampai Jembatan Metro," terangnya.
Oleh sebab itu, Wignjo tetap optimis Kota Batu akan masih menjadi tujuan wisata. "Selain itu tempat-tempat wisata sudah ada tinggal mengembangkan. Beda dengan kota lain yang baru membuat," ungkap Wignjo.
Kuatnya citra Kota Batu sebagai Kota Wisata tersebut bisa dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan pada tahun 2007 yang mencapai 2 juta. Sedangkan tahun itu jumlah tersebut akan dioptimalkan lagi.
"Peningkatan jumlah kunjungan masih memungkinkan, namun kita belum bisa menargetkan berapa. Tapi untuk tahun 2009 kita akan mengeluarkan angka yang harus peroleh," terangnya.[mad/kun]
Sumber : http://www.beritajatim.com
Hal ini dikarenakan pemanasan global sehingga Kota Batu tak lagi sejuk seperti sebelumnya yang mengandalkan kesegaran udara dan perbukitan eksotis.
"Wisata di Kota Batu dulu mengandalkan kesejukan hawa, namun karena diseluruh dunia terjadi pemanasan global, maka hawa dingin yang menjadi keistimewaan Batu mulai bergeser. Meski kesegaraan itu masih ada dibanding dengan dareah lain," terangnya, Kamis (23/10/2008).
Tak ayal, untuk menyiasati hal ini, pihaknya membuat terobosan dengan wisata minat khusus yakni obyek wisata olahraga seperti Paralayang, Rafting, motor advanture motor lintas alam, sepeda wisata dengan tantangan jalan yang menurun dan tanjakan, route off road.
"Wisata minat khusus ini sekarang sedang dicari oleh masyarakat, mereka melakukan wisata selain untuk berefreshing mereka juga mencari tantangan untuk ditaklukan oleh dirinya sendiri," terang Soewignjo.
Pengembangan yang sedang berjalan adalah Paralayang dan Rafting. "Didua cabang wisata minat khusus ini pengambangan terus dilaksanakan. Seperti rafting yang dahulu satu lintasannya di Desa Klerek, sekarang juga ada yang mengembangkan di Desa Kekep sampai Jembatan Metro," terangnya.
Oleh sebab itu, Wignjo tetap optimis Kota Batu akan masih menjadi tujuan wisata. "Selain itu tempat-tempat wisata sudah ada tinggal mengembangkan. Beda dengan kota lain yang baru membuat," ungkap Wignjo.
Kuatnya citra Kota Batu sebagai Kota Wisata tersebut bisa dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan pada tahun 2007 yang mencapai 2 juta. Sedangkan tahun itu jumlah tersebut akan dioptimalkan lagi.
"Peningkatan jumlah kunjungan masih memungkinkan, namun kita belum bisa menargetkan berapa. Tapi untuk tahun 2009 kita akan mengeluarkan angka yang harus peroleh," terangnya.[mad/kun]
Sumber : http://www.beritajatim.com