Gunungkidul - Ribuan wisatawan nusantara dalam tiga hari terakhir memadati objek wisata pantai di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Dalam tiha hari terakhir tercatat 8.000 wisatawan nusantara mengunjungi sejumlah objek wisata di Gunungkidul seperti Pantai Baron, Kukup dan Drini," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gunungkidul, Sudodo, di Wonosari, Senin (22/6).
Ia mengatakan, pantai menjadi objek wisata favorit untuk dikunjungi selama liburan, dan diharapkan dapat membantu pendapatan asli daerah.
"Pada 2008 realisasi pendapatan asli daerah dari retribusi wisata mencapai Rp1,3 miliar, melampaui target Rp1,25 miliar, sementara pada tahun 2007 mencapai Rp970,8 juta, juga lebih tinggi dari target Rp902 juta," katanya.
Menurut dia, perolehan pendapatan dari sektor pariwisata tahun ini ditargetkan mencapai Rp1,5 miliar, karena itu maka Disparbud Gunungkidul melakukan berbagai langkah untuk merealisasikannya, di antaranya dengan mengintensifkan promosi pariwisata ke luar daerah, penataan kawasan pantai, serta memperketat pengawasan petugas pemungut retribusi untuk menekan kebocoran.
Ia menjelaskan, retribusi yang harus dibayar pengunjung pantai, khusus hari Minggu dan libur Rp4.050, sedangkan pada hari biasa hanya Rp 2.050/orang.
"Dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan, nelayan di pantai khususnya Baron berharap meraih keuntungan karena konsumsi ikan semakin tinggi.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Nelayan Baron, Sunardi, mengatakan kunjungan wisatawan yang semakin banyak akan menguntungkan nelayan dan pedagang karena konsumsi ikan meningkat.
"Sayangnya saat ini tangkapan ikan relatif sedikit, ikan yang ada kecil-kecil, bahkan ikan bawal dan kakap sulit dicari dalam beberapa minggu terakhir, " katanya.
Ia mengatakan, sejak gelombang laut tinggi dalam beberpa hari terakhir, nelayan baru beraktivitas pada Sabtu, namun konsekuensinya tangkapan ikan sedikit, padahal stok ikan semakin menipis.
Menurutnya, karena stok ikan sedikit, sementara jumlah pengunjung bertambah, harga ikan menjadi naik, kenaikan harga tertinggi terjadi pada ikan baby tuna yang saat ini mencapai Rp14.000/kg, padahal dalam kondisi normal hanya Rp10.000/kg.
"Harga ikan kembung yang sebelumnya Rp14.000/kgkini naik menjadi Rp17.000/kg," katanya.
Ia mengatakan, ramainya pengunjung saat ini tidak bertepatan dengan musim tangkap ikan, sehingga stok ikan terbatas, dan nelayan tidak bisa mendapat keuntungan lebih. (Ant/OL-02)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com
"Dalam tiha hari terakhir tercatat 8.000 wisatawan nusantara mengunjungi sejumlah objek wisata di Gunungkidul seperti Pantai Baron, Kukup dan Drini," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gunungkidul, Sudodo, di Wonosari, Senin (22/6).
Ia mengatakan, pantai menjadi objek wisata favorit untuk dikunjungi selama liburan, dan diharapkan dapat membantu pendapatan asli daerah.
"Pada 2008 realisasi pendapatan asli daerah dari retribusi wisata mencapai Rp1,3 miliar, melampaui target Rp1,25 miliar, sementara pada tahun 2007 mencapai Rp970,8 juta, juga lebih tinggi dari target Rp902 juta," katanya.
Menurut dia, perolehan pendapatan dari sektor pariwisata tahun ini ditargetkan mencapai Rp1,5 miliar, karena itu maka Disparbud Gunungkidul melakukan berbagai langkah untuk merealisasikannya, di antaranya dengan mengintensifkan promosi pariwisata ke luar daerah, penataan kawasan pantai, serta memperketat pengawasan petugas pemungut retribusi untuk menekan kebocoran.
Ia menjelaskan, retribusi yang harus dibayar pengunjung pantai, khusus hari Minggu dan libur Rp4.050, sedangkan pada hari biasa hanya Rp 2.050/orang.
"Dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan, nelayan di pantai khususnya Baron berharap meraih keuntungan karena konsumsi ikan semakin tinggi.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Nelayan Baron, Sunardi, mengatakan kunjungan wisatawan yang semakin banyak akan menguntungkan nelayan dan pedagang karena konsumsi ikan meningkat.
"Sayangnya saat ini tangkapan ikan relatif sedikit, ikan yang ada kecil-kecil, bahkan ikan bawal dan kakap sulit dicari dalam beberapa minggu terakhir, " katanya.
Ia mengatakan, sejak gelombang laut tinggi dalam beberpa hari terakhir, nelayan baru beraktivitas pada Sabtu, namun konsekuensinya tangkapan ikan sedikit, padahal stok ikan semakin menipis.
Menurutnya, karena stok ikan sedikit, sementara jumlah pengunjung bertambah, harga ikan menjadi naik, kenaikan harga tertinggi terjadi pada ikan baby tuna yang saat ini mencapai Rp14.000/kg, padahal dalam kondisi normal hanya Rp10.000/kg.
"Harga ikan kembung yang sebelumnya Rp14.000/kgkini naik menjadi Rp17.000/kg," katanya.
Ia mengatakan, ramainya pengunjung saat ini tidak bertepatan dengan musim tangkap ikan, sehingga stok ikan terbatas, dan nelayan tidak bisa mendapat keuntungan lebih. (Ant/OL-02)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com