Kemah Seni "Merajut Benang Merah" Meriahkan Waisak

Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Kemah seni bertajuk "Merajut Benang Merah" yang diikuti ratusan seniman dari berbagai kota turut memeriahkan perayaan Waisak tahun 2009 di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Dilaksanakan bertepatan dengan rangkaian Waisak di Borobudur, apalagi Waisak menjadi momentum yang menarik dunia internasional termasuk kalangan budayawan dan seniman," kata Anggota Panitia Kemah Seni "Merajut Benang Merah", Gepeng Nugroho, di Magelang, Kamis malam.

Kemah seni berlangsung di Galeri Seni Elo Progo, sekitar satu kilometer sebelah timur Candi Borobudur, hingga Senin (11/4) dengan peserta sekitar 450 seniman yang berasal dari berbagai kota di Pulau Jawa.

Pihak Galeri Seni Elo Progo yang terletak di kawasan pertemuan antara aliran Kali Progo dengan Elo, di Dusun Bejen, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur selama tiga tahun berturut-turut menggelar kemah seni bertepatan dengan Waisak di Candi Borobudur.

Ia menjelaskan, berbagai kegiatan para peserta antara lain melukis, "workshop" pentas teater, performa seni, pembacaan puisi, dialog budaya, pentas musik dan tari baik tradisional, moderen, maupun kontemporer, serta produksi film.

Pembukaan kemah seni di panggung terbuka galeri di tengah desa yang berlangsung hingga tengah malam itu ditandai dengan pentas musik kontemporer "truntung rock", pantomim, performa seni, pembacaan puisi, dan orasi budaya.

"Supaya bisa bersinergi, kawan-kawan yang tertarik dengan Waisak sekaligus bisa berapresiasi dan berkomunikasi, berinteraksi dalam kegiatan di sini," katanya.

Ia menjelaskan, tema "Merajut Benang Merah" sebagai pendorong kalangan seniman terutama yang masih berusia muda untuk menguatkan jalinan dan jaringan mereka dari berbagai kota.

Para seniman dari berbagai disiplin, katanya, bisa menjalin komunikasi dan berkarya bersama melalui kemah seni tersebut.

"Mereka meningkatkan motivasi untuk berproduksi di sini, harapannya bagaimana mereka memolakan diri sebagai seniman yang cerdas, terdidik, bekerja keras, dan membuka referensi berkesenian dengan cara berkomunikasi. Pola pikir seniman supaya tidak tersekat hanya sebatas idealis, internal, dan individu," kata Gepeng yang juga seniman teater dari Kota Magelang itu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang, Wibowo Setyo Utomo, menyatakan, pemkab setempat menyambut positif kemah seni yang mampu melibatkan ratusan seniman berasal dari berbagai kota, bertepatan dengan rangkaian perayaan Waisak di Candi Borobudur itu.

"Kegiatan ini patut mendapatkan apresiasi, apalagi digelar secara mandiri, pada saat di sana (Candi Borobudur,red) saudara-saudara umat Buddha merayakan Waisak, kalangan seniman dari berbagai kota turut memeriahkan melalui kegiatan ini," katanya.

Sumber : http://www.antara.co.id