Kampung Naga Ditutup

Tasikmalaya - Kunjungan wisata ke Kampung Adat Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, mulai Kamis (14/5) ditutup pihak adat. Pasalnya, permohonan warga adat agar tetap memperoleh subsidi minyak tanah hingga kini masih belum ada perhatian pemerintah.

Warga Kampung Naga tidak berani beralih ke gas karena selain dianggap sebagai barang modern juga khawatir dianggap melanggar norma adat. Praktis sejak kran minyak tanah subsidi ditutup 13 April lalu warga adat langsung kelimpungan mendapatkan minyak tanah. Biasanya harga satu liter paling mahal Rp 3.000 kini melonjak jadi Rp 7.500.

Pihak Kantor Kecamatan Salawu yang mendatangi lokasi parkir menuju lokasi Kampung Adat Naga, kemarin pagi, mendapati seluruh warung makanan di area parkir sudah tutup. Kecuali toko kerajinan yang tengah menjemur bahan mentah untuk diolah. "Sempat ada sebuah minibus datang. Tapi tak lama balik lagi," ungkap salah seorang staf Kantor Kecamatan Salawu.

Menurut staf itu, pihak adat telah menugaskan seseorang stand by di area parkir untuk memberi penjelasan kepada pengunjung bahwa lokasi kampung adat ditutup. "Pemberitahuan itu dianggap penting oleh petinggi Kampung Naga karena secara rutin suka ada kunjungan turis asing," jelasnya.

Asda II Bidang Pembangunan Pemkab Tasikmalaya Drs H Jeje Suhendi mengaku sangat prihatin. Pihaknya, kemarin pagi telah melakukan pertemuan dengan jajaran Pertamina Depot Priangan Timur di Jalan Garuda, Kota Tasikmalaya.

"Dari hasil pertemuan itu, kami disarankan untuk melayangkan surat permohonan kepada Menteri ESDM dan Sosial agar khusus untuk Kampung Adat Naga ada kebijaksanaan subsidi khusus. Dasar hukumnya adalah Keppres nomor 111 tahun 1999 tentang penanganan khusus kampung adat," kata Jeje. Di samping itu pihak Pertamina juga akan melakukan pembahasan dengan Hiswana Migas untuk melakukan penanggulangan sementara.

Sebelumnya, Kuncen Kampung Naga Ade Suherlin sempat memohon bantuan subsidi minyak tanah kepada Gubernur Jabar saat meresmikan monumen Kujang di area parkir kampung adat bulan lalu. Tapi karena hingga kini belum ada realisasi, pihak adat lantas mengambil kebijakan menutup kunjungan wisata.

Menurut catatan Tribun aksi penutupan kunjungan wisata Kampung Naga itu merupakan yang kedua kali. Tahun lalu, penutupan terkait keinginan Pemkab memunguti retribusi di area parkir. Para tetua Kampung Naga tersinggung karena hal itu dianggap sebagai upaya komersialisasi kampung adat. (stf)

Mohon Subsidi Minyak Tanah
* Pemerintah belum memperhatikan permohonan warga adat agar tetap memperoleh subsidi minyak tanah.
* Warga Kampung Naga tidak berani beralih ke gas karena khawatir dianggap melanggar norma adat.
* Penutupan ini yang kedua. Tahun lalu, penutupan terkait keinginan Pemkab memunguti retribusi di area parkir menuju kampung adat.

Sumber: http://www.tribunjabar.co.id