Di Pantai Tanjung Memban yang berlokasi di Nongsa, Dinas Pariwisata Batam membangun gazebo, cottage, panggung hiburan, toilet, pintu gerbang, kios, papan peta wisata, dan jalan pelesatan. Pengelolaannya diberikan kepada masyarakat di bawah binaan Pemko Batam.
Tidak hanya pantai Memban, Pemko Batam juga melakukan hal yang sama terhadap penataan menata Pantai Teluk Mata Ikan. Tujuannya menjadikan pantai tersebut sebagai tempat wisata publik. Sedangkan di Pantai Melur, yang sudah lama menjadi tempat wisata, Pemko membangun kios, tower pengawas pantai dan pendestarian.
Sementara pembenahan Rumah Tua di Batu Besar, Nongsa lebih kenuansa budaya dan nilai seni melayu. Didalamnya akan diisi oleh aneka ragam pakaian dan alat-alat budaya melayu berupa pelaminan, perkakas dapur. Juga akan diisi dengan sanggar budaya untuk menampilkan tari-tarian melayu.
Namun, tampaknya hingga kini, fasilitas-fasilitas yang tersedia di ketiga pantai tersebut belum dikelola dengan baik, sehingga fasilitas tersebut menjadi tak terawat dan rusak.
Menanggapi hal tersebut Kabag Humas Pemko, Yusfa Hendri menjelaskan fokus visit Batam 2010 untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Di tahun 2008-2009, Pemko dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Batam berupaya melakukan penataan dan membuat kalender iven. “Seperti diketahui setiap bulannya selalu kegiatan-kegiatan selalu full setiap bulan,” tegasnya.
Disamping itu, terangnya pemerintah berupaya melakukan pembenahan sarana dan prasarana di ketiga pantai tersebut yakni Tanjung Memban, Teluk Mata Ikan dan Pantai Melur. “Memang tempat tersebut belum berjalan optimal, tapi karena sarana dan prasarananya sudah ada, kita tinggal melakukan kerja sama ke berbagai pihak, agar mendatangkan wisatawan ke tempat tersebut,” ujar Yusfa.
Ke depannya lanjut Yusfa, pemerintah akan kerjasama dengan pelaku-pelaku usaha pariwisata dan institusi lainnya, seperti BTPB, PHRI Batam, ASITA Batam, Ajahib, HPI Batam, asosiasi pelayaran dan maskapai penerbangan, kepolisian dan lain-lain.
“Selain itu, untuk mengisi kios-kios yang tersedia, berbagai macam handricaft yang dihasilkan pengrajin di Batam akan dijajakan di lokasi tersebut. Bisa juga diisi dengan menjual makanan dan minuman,” jelasnya. (b)
Sumber :
http://batampos.co