Dalam ekskavasi yang dilakukan di dua titik, tim penelitian menemukan bekas pondasi, sekitar 500 artefak perkakas rumah tangga, dan bekas tatanan batu bata. Hasil temuan itu mengindikasikan bahwa benteng dengan lima sisi tersebut pernah berdiri mengelilingi kawasan Kota Lama pada rentang waktu 1756-1824.
Meskipun masih terdapat pro-kontra terhadap dugaan waktu berdirinya, banyak pihak menyambut positif terhadap asumsi keberadaan benteng itu sendiri.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL) Surahman, Jumat (29/5), menyatakan, keberadaan Benteng Kota Lama dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata Kota Semarang. Nilai kesejarahan dapat digunakan sebagai alat promosi untuk pengembangan kawasan Kota Lama secara komprehensif.
"Keberadaan benteng tersebut menjadi nilai tambah yang dapat ditawarkan kepada pihak swasta untuk berinvestasi di Kota Lama. Selain itu, juga menjadi daya tarik wisata bagi turis yang berkunjung," katanya.
Perancang dan perencana bangunan Widya Wijayanti menuturkan, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan III Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang M Farchan mengatakan, penemuan arkeologis Benteng Kota Lama dapat memperkaya data kesejarahan. Hasilnya dapat untuk mengetahui morfologi perkembangan kota dari masa ke masa.
Ketua tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta Sugeng Riyanto mengakui, masih terdapat kemungkinan lain dari hasil penggalian yang dilakukan timnya. Namun, asumsi terkuat berdasarkan hasil temuan itu merujuk pada keberadaan Benteng Kota Lama.
Penggalian tersebut didasarkan pada garis imajiner (deliniasi) Benteng Kota Lama yang terdapat pada peta tahun 1800. Temuan itu mempertegas keberadaan benteng yang sudah pernah diterbitkan di peta, katanya.
Sugeng menambahkan, hasil penemuan tersebut diharapkan dapat bermanfaat untuk kepentingan riset lebih lanjut, pendidikan formal dan non formal, serta untuk pengembangan kepariwisataan. Pemkot Semarang dapat menayangkan papan informasi mengenai Benteng Kota Lama yang dapat menarik pengunjung, ucapnya.
Ahli sejarah dari Universitas Diponegoro Dewi Yuliati mengungkapkan, penemuan pondasi dan artefak tersebut belum sepenuhnya membuktikan sebagai peninggalan Benteng Kota Lama.
Sumber:
http://travel.kompas.com