Masyarakat adat Lampung berdasarkan lokasi kediamannya dibedakan menjadi 2 yakni : Masyarakat Lampung Peminggir/Sebatin dan Pedalaman/Pepadun.
Dalam adat masyarakat Lampung terdapat pemimpin adat yaitu :
Penyimbang Adat, adalah Penyimbang keturunan para pendiri marga, tiyuh, dan suku Perwatin adat atau mufakat ( carom ) pada masyarakat merupakan majelis tertinggi adat yang memutuskan segala macam masalah adat, yang diketuai oleh penyimbang.
Penyimbang Pangkat, yakni Penyimbang yang membentuk kepenyimbangan tersendiri dengan syarat tertentu.
Pada tahun 1928 pemerintah Hindia Belanda mengatur kembali Struktur persekutuan Hukum adat yang berbentuk Marga, melalui Marga Regering Voor de Lampungche Districten, sehingga di Lampung terdapat 83 marga. Sebanyak 78 marga yang disebutkan di atas merupakan ,marga mayoritas berpenduduk lampung asli
Seni Kerajinan
Suatu makna tertentu sering kali dijumpai pada corak busana suku-suku bangsa di indonesia. Corak dan motif pakaian di Sumatera bagian Selatan (termasuk Lampung) biasanya terbuat dari bahan katun yang tidak diwarnakan atau kadang-kadang berwarna terang dijalin dengan rajutan timbul warna-warna merah, biru, dan krim membentuk gambar-gambar kapal, rumah tradisional, kuda, manusia, bahkan kadang-kadang gajah. Akan tetapi motif yang lama adalah bentuk-bentuk kapal. Bentuk motif kain yang disebut Kain Kapal. Batik Lampung ( Kain Sebagi ) mulai dikembangkan sejak 6 s/d 7 tahun terakhir.
Kain Tapis biasanya dibuat oleh kaum wanita dipergunakan pada upacara-upacara adat, menyambut tamu agung, pesta perkawinan secara adat, dan upacara adat lainnya.
Bahasa Daerah
Dr. Van Royen membagi bahasa daerah Lampung dalam 2 dialek, yaitu dialek Nyo dan dialek Api. Kita dapat membedakan antara yang diucapkannya memakai a, o, atau ou. Dialek a digolongkan dalam dialek Belalau, dialek o dan ou digolongkan dalam dialek Abung. Sedangkan van der tuuk membagi bahasa Lampung dalam dialek Abung dan dialek Pubian.
Encylopaidie Van Nederlands Indie menyebutkan bahwa bahasa Lampung adalah bahasa yang dipakai oleh penduduk di Karesidenan Lampung termasuk daerah Komering ( dalam Karesidenan Palembang ) dan daerah Krui.
Masyarakat Lampung yang mempunyai tradisi asli warisan dari zaman Malayo Polinesia, juga mempunyai tulisan tersendiri yang disebut huruf / aksara Lampung ( Kaghanga ) mirip huruf Palawa Hindu.
Tradisi
Adat istiadat dan kehidupan tradisional menjadi ciri khas suku-suku bangsa Indonesia, yang sebagian besar menjadi penduduk daerah ini.
Namun demikian beberapa tradisi asli upacara cakak pepadun (upacara pelantikan untuk memegang suatu jabatan/kedudukan dalam adat) Pemberian gelar ( adok/adek ) dalam upacara perkawinan adat biasanya diikuti oleh seluruh masyarakat adat yang bersangkutan dan berlangsung cukup hikmad dan lama.
Minggu pertama diadakan acara rapat kampung ; pada minggu kedua mempersiapkan segala keperluan dan sampai kepada upacara pernikahan. Upacara tersebut di atas sering juga disertai dengan acara-acara kesenian, pesta khusus muda-mudi seperti muakhi/jaga damar, dan sebagainya.
Arsitektur Tradisional
Karakteristik rumah tradisional Lampung adalah rumah panggung yang memiliki pilar kayu. Kita dapat melihat karakteristik tersebut dio Jabung, Kenlai, Mulang Maya, Labuhan Meringgai dan lain-lain. Sementara di kota-kota besar, kita sudah tidak dapat lagi menyaksikan karakteristik seperti ini.
Dari semua karakteristik bangunan, dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan fungsi bangunan tersebut, yaitu :
* Sebuah rumah untuk keluarga kecil,disebut Nuwo Menyanak,
* Rumah besar atau rumah serbaguna untuk keluarga besar, disebut Balak/Nuwo Balak
* Sessat adalah bangunan tradisional, di mana pertemuan diadakan (balai adat)
* Rumah adat penyeimbang, dihormati oleh semua lapisan masyarakat adat dan secara fisik mempunyai spesifikasi pada ornamen.
Makanan Khas
Makanan khas Lampung adalah seruit yaitu masakan ikan digoreng atau dibakar dicampur sambel terasi, tempoyak (olahan durian) atau mangga. Jenis ikan adalah besarnya ikan sungai seperti belide, baung, layis dll, ditambah lalapan. Sedangkan minumannya adalah serbat, terbuat dari jus buah mangga kwini. Di toko-toko makanan dan oleh-oleh, juga terdapat makanan khas yaitu sambel Lampung, lempok (dodol), keripik pisang, kerupuk kemplang, manisan dll.
Sumber : http://sinariee.multiply.com
Dalam adat masyarakat Lampung terdapat pemimpin adat yaitu :
Penyimbang Adat, adalah Penyimbang keturunan para pendiri marga, tiyuh, dan suku Perwatin adat atau mufakat ( carom ) pada masyarakat merupakan majelis tertinggi adat yang memutuskan segala macam masalah adat, yang diketuai oleh penyimbang.
Penyimbang Pangkat, yakni Penyimbang yang membentuk kepenyimbangan tersendiri dengan syarat tertentu.
Pada tahun 1928 pemerintah Hindia Belanda mengatur kembali Struktur persekutuan Hukum adat yang berbentuk Marga, melalui Marga Regering Voor de Lampungche Districten, sehingga di Lampung terdapat 83 marga. Sebanyak 78 marga yang disebutkan di atas merupakan ,marga mayoritas berpenduduk lampung asli
Seni Kerajinan
Suatu makna tertentu sering kali dijumpai pada corak busana suku-suku bangsa di indonesia. Corak dan motif pakaian di Sumatera bagian Selatan (termasuk Lampung) biasanya terbuat dari bahan katun yang tidak diwarnakan atau kadang-kadang berwarna terang dijalin dengan rajutan timbul warna-warna merah, biru, dan krim membentuk gambar-gambar kapal, rumah tradisional, kuda, manusia, bahkan kadang-kadang gajah. Akan tetapi motif yang lama adalah bentuk-bentuk kapal. Bentuk motif kain yang disebut Kain Kapal. Batik Lampung ( Kain Sebagi ) mulai dikembangkan sejak 6 s/d 7 tahun terakhir.
Kain Tapis biasanya dibuat oleh kaum wanita dipergunakan pada upacara-upacara adat, menyambut tamu agung, pesta perkawinan secara adat, dan upacara adat lainnya.
Bahasa Daerah
Dr. Van Royen membagi bahasa daerah Lampung dalam 2 dialek, yaitu dialek Nyo dan dialek Api. Kita dapat membedakan antara yang diucapkannya memakai a, o, atau ou. Dialek a digolongkan dalam dialek Belalau, dialek o dan ou digolongkan dalam dialek Abung. Sedangkan van der tuuk membagi bahasa Lampung dalam dialek Abung dan dialek Pubian.
Encylopaidie Van Nederlands Indie menyebutkan bahwa bahasa Lampung adalah bahasa yang dipakai oleh penduduk di Karesidenan Lampung termasuk daerah Komering ( dalam Karesidenan Palembang ) dan daerah Krui.
Masyarakat Lampung yang mempunyai tradisi asli warisan dari zaman Malayo Polinesia, juga mempunyai tulisan tersendiri yang disebut huruf / aksara Lampung ( Kaghanga ) mirip huruf Palawa Hindu.
Tradisi
Adat istiadat dan kehidupan tradisional menjadi ciri khas suku-suku bangsa Indonesia, yang sebagian besar menjadi penduduk daerah ini.
Namun demikian beberapa tradisi asli upacara cakak pepadun (upacara pelantikan untuk memegang suatu jabatan/kedudukan dalam adat) Pemberian gelar ( adok/adek ) dalam upacara perkawinan adat biasanya diikuti oleh seluruh masyarakat adat yang bersangkutan dan berlangsung cukup hikmad dan lama.
Minggu pertama diadakan acara rapat kampung ; pada minggu kedua mempersiapkan segala keperluan dan sampai kepada upacara pernikahan. Upacara tersebut di atas sering juga disertai dengan acara-acara kesenian, pesta khusus muda-mudi seperti muakhi/jaga damar, dan sebagainya.
Arsitektur Tradisional
Karakteristik rumah tradisional Lampung adalah rumah panggung yang memiliki pilar kayu. Kita dapat melihat karakteristik tersebut dio Jabung, Kenlai, Mulang Maya, Labuhan Meringgai dan lain-lain. Sementara di kota-kota besar, kita sudah tidak dapat lagi menyaksikan karakteristik seperti ini.
Dari semua karakteristik bangunan, dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan fungsi bangunan tersebut, yaitu :
* Sebuah rumah untuk keluarga kecil,disebut Nuwo Menyanak,
* Rumah besar atau rumah serbaguna untuk keluarga besar, disebut Balak/Nuwo Balak
* Sessat adalah bangunan tradisional, di mana pertemuan diadakan (balai adat)
* Rumah adat penyeimbang, dihormati oleh semua lapisan masyarakat adat dan secara fisik mempunyai spesifikasi pada ornamen.
Makanan Khas
Makanan khas Lampung adalah seruit yaitu masakan ikan digoreng atau dibakar dicampur sambel terasi, tempoyak (olahan durian) atau mangga. Jenis ikan adalah besarnya ikan sungai seperti belide, baung, layis dll, ditambah lalapan. Sedangkan minumannya adalah serbat, terbuat dari jus buah mangga kwini. Di toko-toko makanan dan oleh-oleh, juga terdapat makanan khas yaitu sambel Lampung, lempok (dodol), keripik pisang, kerupuk kemplang, manisan dll.
Sumber : http://sinariee.multiply.com