Oleh Sri Anggani Ariesita
Di kawasan keteduhan sejuk hijau Dago Bandung Utara, karya cantik Chinese Painting yang menggambarkan Dewi Kwan Im sebagai kesempurnaan sejati seolah menebar aura kehidupan, kesantunan, serta pesona wanita sejati. "Kesempurnaan" adalah judul lukisan cat minyak itu. Ada sapuan kuas yang teramat lembut yang menguraikan sentuhan seni dengan muatan makna mendalam dan menjunjung nilai sakral nan luhur. Seperti filsafat tempo dulu yang kaya dengan pesan-pesan bijak, inilah lukisan yang menampilkan kekayaan semesta dengan kecantikan warna-warna.
Chinese Painting adalah seni lukis yang membutuhkan ketelatenan tinggi dan pemikiran yang bijak mendalam. Dengan semarak warna lembut sekaligus juga tegas ternyata jadi semakin cantik ketika disapukan pada permukaan lembaran sutera. Dan jadilah seorang seorang wanita tampil begitu cantik fantastik, kala motif Chinese Painting membalut tubuhnya. Namun yang unik, baru, dan berbeda dari karya yang satu ini, adalah karya yang lahir dari paduan Chinese Painting dengan seni lukis tekstil dan batik.
Adalah Lili Melati yang menuangkan gagasan cemerlang ini dalam karya. Seorang wanita tengah baya yang memancarkan kecantikan pekertinya. Kecantikannya sendiri memancar indah dari dua matanya yang senantiasa jeli menangkap ide dan gagasan dari alam. Bunga, daun, angin, awan, laut, kupu-kupu dan lebah menjadi tema yang kental dalam karyanya. Sentuhan bentuk-bentuk ekspresif dan warna cerah ditegaskan oleh garis-garis perak dan keemasan. Kupu-kupu pun menjadi lebih manis dari wujud aslinya. Bentuk-bentuk lainnya juga dekoratif, termasuk motif lebah yang ikut menginspirasi karya-karya apiknya.
Seniwati cantik ini tampaknya ikut menuangkan suasana jiwanya pada lembaran kanvas dan lembaran tekstil. Ada irama warna dan sapuan yang dingin, namun diimbangi oleh warna hangat bahkan letupan ceria yang mengejutkan. Ada irama lincah dan keriaan yang membuat penatapnya terbawa semangat dan rasa gembira. Juga bentuk dan motif-motif abstrak yang lahir dari ide-ide Lili Melati. Sungguh sebuah penyegaran dalam konteks seni di kota kreatif Bandung.
Karya-karya tersebut tertuang pada kanvas, kalender, kertas sampai di atas lembaran tekstil yang akhirnya disulap menjadi gaun, selendang, scarf, dalam warna-warna cerah penuh kehidupan. Inilah kesan Chinese Painting yang dikawinkan dengan batik, sungguh mengagumkan. Ada tendensi ke arah motif batik Pekalongan.
Seniwati atau pelukis wanita yang pernah menjadi murid pelukis besar almarhum Barli Sasmitawinata ini selalu mencoba menjelajahi segala area. Belajar Chinese Painting dari Teng Mu Yen dan belajar batik dari maestro batik Bandung, Pries Ernalia. Bagi seorang Lili Melati yang lahir di Bandung 24 November 1947, seni lukis biasa dipadukan dengan Chinese Painting dan batik dapat melahirkan gagasan-gagasan yang menakjubkan, juga mampu mewakili gairah seni yang tak pernah padam dari kehidupannya serta yang menjadi bagian penting kesehariannya.
Lili yang sudah sering ikut pameran lukisan dan seni ini banyak terlibat dalam aktifitas sosial dan mendukung even-even seni di Bandung. Kepedulian sosialnya yang tinggi, keramahan dan kepribadiannya yang sangat bersahabat, serta kepeduliannya terhadap seni memang tidak setengah-setengah.
Di galeri miliknya (IWPIJ, ia kerap berkumpul dengan para seniman lukis wanita. Galeri yang menjadi tempat berdiskusi, sekaligus saling berbagi keahlian dan wawasan seni (batik, lukis, tekstil, Chinese Painting) ini juga menjadi workshop yang menampung kegiatan wanita yang menyukai seni lukis. Hasilnya juga ada yang menghiasi galerinya. Chinese Painting yang dipadukan dengan batik dan seni lukis tekstil, bagaimanapun merupakan gagasan segar cemerlang yang dapat memperkaya inspirasi dan kreatifitas karya seni di negeri ini.
Sumber : http://www.kabarindonesia.com
Di kawasan keteduhan sejuk hijau Dago Bandung Utara, karya cantik Chinese Painting yang menggambarkan Dewi Kwan Im sebagai kesempurnaan sejati seolah menebar aura kehidupan, kesantunan, serta pesona wanita sejati. "Kesempurnaan" adalah judul lukisan cat minyak itu. Ada sapuan kuas yang teramat lembut yang menguraikan sentuhan seni dengan muatan makna mendalam dan menjunjung nilai sakral nan luhur. Seperti filsafat tempo dulu yang kaya dengan pesan-pesan bijak, inilah lukisan yang menampilkan kekayaan semesta dengan kecantikan warna-warna.
Chinese Painting adalah seni lukis yang membutuhkan ketelatenan tinggi dan pemikiran yang bijak mendalam. Dengan semarak warna lembut sekaligus juga tegas ternyata jadi semakin cantik ketika disapukan pada permukaan lembaran sutera. Dan jadilah seorang seorang wanita tampil begitu cantik fantastik, kala motif Chinese Painting membalut tubuhnya. Namun yang unik, baru, dan berbeda dari karya yang satu ini, adalah karya yang lahir dari paduan Chinese Painting dengan seni lukis tekstil dan batik.
Adalah Lili Melati yang menuangkan gagasan cemerlang ini dalam karya. Seorang wanita tengah baya yang memancarkan kecantikan pekertinya. Kecantikannya sendiri memancar indah dari dua matanya yang senantiasa jeli menangkap ide dan gagasan dari alam. Bunga, daun, angin, awan, laut, kupu-kupu dan lebah menjadi tema yang kental dalam karyanya. Sentuhan bentuk-bentuk ekspresif dan warna cerah ditegaskan oleh garis-garis perak dan keemasan. Kupu-kupu pun menjadi lebih manis dari wujud aslinya. Bentuk-bentuk lainnya juga dekoratif, termasuk motif lebah yang ikut menginspirasi karya-karya apiknya.
Seniwati cantik ini tampaknya ikut menuangkan suasana jiwanya pada lembaran kanvas dan lembaran tekstil. Ada irama warna dan sapuan yang dingin, namun diimbangi oleh warna hangat bahkan letupan ceria yang mengejutkan. Ada irama lincah dan keriaan yang membuat penatapnya terbawa semangat dan rasa gembira. Juga bentuk dan motif-motif abstrak yang lahir dari ide-ide Lili Melati. Sungguh sebuah penyegaran dalam konteks seni di kota kreatif Bandung.
Karya-karya tersebut tertuang pada kanvas, kalender, kertas sampai di atas lembaran tekstil yang akhirnya disulap menjadi gaun, selendang, scarf, dalam warna-warna cerah penuh kehidupan. Inilah kesan Chinese Painting yang dikawinkan dengan batik, sungguh mengagumkan. Ada tendensi ke arah motif batik Pekalongan.
Seniwati atau pelukis wanita yang pernah menjadi murid pelukis besar almarhum Barli Sasmitawinata ini selalu mencoba menjelajahi segala area. Belajar Chinese Painting dari Teng Mu Yen dan belajar batik dari maestro batik Bandung, Pries Ernalia. Bagi seorang Lili Melati yang lahir di Bandung 24 November 1947, seni lukis biasa dipadukan dengan Chinese Painting dan batik dapat melahirkan gagasan-gagasan yang menakjubkan, juga mampu mewakili gairah seni yang tak pernah padam dari kehidupannya serta yang menjadi bagian penting kesehariannya.
Lili yang sudah sering ikut pameran lukisan dan seni ini banyak terlibat dalam aktifitas sosial dan mendukung even-even seni di Bandung. Kepedulian sosialnya yang tinggi, keramahan dan kepribadiannya yang sangat bersahabat, serta kepeduliannya terhadap seni memang tidak setengah-setengah.
Di galeri miliknya (IWPIJ, ia kerap berkumpul dengan para seniman lukis wanita. Galeri yang menjadi tempat berdiskusi, sekaligus saling berbagi keahlian dan wawasan seni (batik, lukis, tekstil, Chinese Painting) ini juga menjadi workshop yang menampung kegiatan wanita yang menyukai seni lukis. Hasilnya juga ada yang menghiasi galerinya. Chinese Painting yang dipadukan dengan batik dan seni lukis tekstil, bagaimanapun merupakan gagasan segar cemerlang yang dapat memperkaya inspirasi dan kreatifitas karya seni di negeri ini.
Sumber : http://www.kabarindonesia.com