Oleh : Ajisman, Iim Imaduddin, dan Ade Hapriwijaya
Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang, 2001.
Di Kota Bengkulu cukup banyak di temui obyek wisata budaya yang baik dan siap untuk dikunjungi. Seperti Benteng Marlborough, Rumah pengasigan Bung Karno, Mesjid Jamik, Tugu Thomas Parr, Makam Sentot Ali Basyah dll. Di Kota Bengkulu ini banyak hal-hal penting dan menarik yang akan di dapat. Keadaan alam, daya tarik dan nilai obyek.obyek wisata budaya di Kota Bengkulu tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia bahkan dengan macanegara. Akan tetapi potensi itu belum digarap sebagaimana mestinya dan belum memberikan hasil yang maksimal. Salah satu kelemahan pengelolaan pariwisata kita adalah relatif lemahnya informasi. Mungkin kita belum dapat menginformasikan obyek wisata yang ada secara maksimal. Pada kesempatan ini akan diperkenalkan beberapa bangunan bersejarah yang berfotensi untuk dikembangkan sebagai pariwisata daerah Bengkulu. Antara lain:
1. Benteng Marlborough
Benteng Marlborough adalah benteng Inggris yang terletak di Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Lokasi benteng sangat srategis diantara bukit-bukit kecil di pinggir pantai Tapak Paderi. Benteng ini dibangun tahun 1714. Pembangunan benteng dilakukan secara bertahap selama lima tahun. Pembangunanya dikerjakan oleh arsitek dan para pekerja yang sengaja di datangkan dari India. Pemberian nama Fort Marlborough adalah sebagai kenangan kepada seorang komondan militer Inggris yang terkenal “The First Duke of Malborough (1650-1722).
2. Rumah Kediaman Bung Karno
Salah satu yang tidak kalah pentingnya bangunan bersejarah yang baik untuk dikunjungi adalah Rumah kediaman Bung Karno. Rumah ini terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu. Tahun pendirian rumah ini tidak dapat diketahui dengan pasti, rumah tersebut semula adalah milik seorang pedagang Tionghua yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan Bung Karno selama diasingkan di Bengkulu. Hingga sekarang ciri-ciri sebagai rumah cina masih ada, yaitu lobang angin yang terdapat di atas jendela dan pintu bermotif huruf/ ungkapan dalam bahasa cina. Bung Karno yang memiliki nama kecil Kusno setelah diasingkan ke Endeh Flires sejak tahun 1934, kemudian dipindahkan ke Bengkulu pada tahun 1938.
3. Mesjid Jamik
Mesjid Jamik Bengkulu terletak di Pintu Batu, dipersimpangan jalan raya yang cukup ramai. Disekitar lokasi mejid terdapat bangunan pertokoan dan rumah-rumah makan bahkan hotel dan penginapan.
4. Tugu Thomas Parr
Tugu Thomas Parr ini terletak di Kelurahan Kampung Cina Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu, tepatnya di depan Kantor Pos Bengkulu. Thomas Parr adalah penguasa Inggris yang ke lima puluh satu yang diangkat oleh pemerintahan Inggris sebagai Residen. Thomas Parr tiba di Bengkulu tanggal 27 September 1805, sebagai Residen Fort Malborough (1805-1807) menggantikan Walter Ewer. Thomas Parr terkenal sikapnya yang angkuh dan ganas, dia terbiasa mencaci maki dan menyiksa rakyat untuk mencapai apa yang ia inginkan. Sikap dan tindak tanduk Parr ini ikut dirasakan secara merata oleh rakyat di daerah ini. Kekejaman Thomas Parr ini akhirnya dapat dibalas oleh rakyat Bengkulu. Tepatnya tanggal 26 Desember 1807 rakyat dibawah pimpinan Depati Sukarami datang menyerbu ke dalam peristirahatan Thomas Parr, ia diserang oleh sekitar 300 orang yang mengakibatkan ia mati terbunuh. Demikian pula istri Thomas Parr hanya terluka, ia disingkirkan.
5. Makam Sentot Alibasyah
Makam Sentot Alibasyah terletak di Kelurahan Bajak, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Makam tersebut terletak di komleks pemakaman umun. Luas keseluruhan lebih kurang 400 m. Makam Sentot Alibasyah adalah makam yang bernilai sejarah. Sentot Alibasyah adalah seorang Panglima perang Diponegoro dalam melawan kolonial Belanda di pulau Jawa. Setelah Pangeran Diponegoro dan Sentot Alibasyah ditangkap, kemudian Sentot Alibasyah dikirim ke Sumatera Barat. Karena Sentot memberikan dukungan kepada kaum Paderi, maka Sentot Alibasyah ditarik kembali ke Jawa dan disingkirkan ke Cianjur. Di Batavia ia diizinkan oleh Belanda untuk menunaikan ibadah haji. Sepulangnya dari Mekkah (1833), ia lansung menjalani putusan pengadilan yaitu, di buang ke Bengkulu. Pangeran Alibasyah Prawiradiraja, yang lebih dikenal dengan nama Sentot Alibasyah, dengan surat pengusulan dari Gubernur Jenderal dalam Dewan tertanggal 2 Desember 1843 La N, telah di buang ke Bengkulu.
6. Makam Inggris
Komplek makam Inggris terletak di Kelurahan Jitra. Komplek ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah Benteng Malborogh, karena menurut catatan Inggris di Bengkulu telah ribuan orang meninggal akibat perang, atau penyakit dan sebagian diantaranya dimakamkan di komplek pemakaman Jitra ini.
7. Makam Imam Senggolo
Makam Imam Senggolo terletak di Jalan Kinibalu, Desa Karbala, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu. Makam tersebut terletak di komplek pemakaman umum yang merupakan komplek makam orang-orang pembawa tabot ke Bengkulu dan masyarakat sekitarnya.
Lokasi makam ini menjadi tempat dilaksanakanya upacara tabot terbuang (tanggal 10 Muharram), yaitu upacara untuk memperingati wafatnya Hasan Husen, cucu Nabi Muhammad SAW yang mati secara mengenaskan di Padang Karbela. Upacara tabot di Bengkulu sudah berlansung sejak lama, yaitu sejak dari awal abad ke 18. Adapun yang pertama melaksanakannya adalah masyarakat muslim yang berasal dari India Menggala. Mereka datang dibawah oleh pemerintah kolonial Inggris dalam rangka pembangunan Benteng Malboroug.
Di antara mereka yang datang terdapat seorang ulama Syiah yang bernama Syech Burhanuddin yang kemudian di kenal dengan nama/ gelar Imam Senggolo yang wafat di Bengkulu dan dimakamkan di Kelurahan Padang Jati. Tempat ini kemudian dikenal sebagai tempat membuang tabot. Orang-orang muslim Syiah dari India banyak yang kawin dengan orang Bengkulu dan keturunan mereka itu dijuluki dengan keturunan Sipai. Sipai adalah bahasa Menggala yang berarti kembali ketempat asal. Keturunan inilah yang menjadi keturunan keluarga tabot di Bengkulu. Makam Imam Senggolo ini banyak dikunjungi oleh parawisatawan, lebih-lebih lagi pada saat upacara tabot berlansung.
Selain bangunan bersejarah yang telah disebutkan di atas, masih banyak bangunan bersejarah lainya yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata antara lain:Tugu Robert Hamilton. Tugu Robert Hamilton terletak di Kelurahan Pasar Melintang Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Robert Hamilton adalah seorang Kapten Angkatan Laut Inggris yang mati dibunuh oleh rakyat Bengkulu pada tanggal 15 Desember 1793 dalam usia 38 tahun. Sebagai tanda jasa dan memperingati peristiwa ini, maka penjajah Inggris membangun tugu tersebut yang sampai saat ini masih berdiri di tengah-tengah Kota Bengkulu. Bungker Jepang. Bungker Jepang ini terletak di Kelurahan Kampung Cina Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Pada masa pendudukan Inggris sampai masa kemerdekaan, Bungker dipergunakan sebagai pelabuhan. Karena air laut semakin lama semakin dangkal, maka pelabuhan dipindahkan ke Pulau Baai. Bungker ini memiliki bentuk segi empat dan mempunyai satu pintu masuk. Sedangkan tingginya 2,50 meter, panjang 4,70 meter. Lebar 3,40 meter dan tebal dinding 55 cm. Tugu Perjuangan Rakyat Bengkulu. Tugu ini terletak di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Tugu Perjuangan Rakyat Bengkulu dibangun tahun 1999. Pendirian tugu ini untuk mengenang perjuangan Pasukan Keamanan Rakyat (PKR) Bengkulu pada tanggal 5 Nopember 1945. Gedung Pengadilan. Bangunan ini belum diketahui secara pasti tahun pendirianya, tetapi disebutkan oleh L. Van Der Vinne pada tahun 1843. Perkampungan Cina. Di perkampungan cina ini banyak bangunan rumah /ruko-ruko cina yang sudah berumur puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Perkampungan cina berdiri bersamaan dengan berdirinya Benteng Malborough. Karena orang-orang cina kebanyakan pedagang yang diberi kebebasan untuk mendirikan perkampungan di Bengkulu. Dengan pedagang cina inilah Inggris dengan muda mendapat suplai kebutuhan pangan dan material lainya untuk kepeluan sehari-hari.
Sumber : http://www.bpsnt-padang.info
Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang, 2001.
Di Kota Bengkulu cukup banyak di temui obyek wisata budaya yang baik dan siap untuk dikunjungi. Seperti Benteng Marlborough, Rumah pengasigan Bung Karno, Mesjid Jamik, Tugu Thomas Parr, Makam Sentot Ali Basyah dll. Di Kota Bengkulu ini banyak hal-hal penting dan menarik yang akan di dapat. Keadaan alam, daya tarik dan nilai obyek.obyek wisata budaya di Kota Bengkulu tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia bahkan dengan macanegara. Akan tetapi potensi itu belum digarap sebagaimana mestinya dan belum memberikan hasil yang maksimal. Salah satu kelemahan pengelolaan pariwisata kita adalah relatif lemahnya informasi. Mungkin kita belum dapat menginformasikan obyek wisata yang ada secara maksimal. Pada kesempatan ini akan diperkenalkan beberapa bangunan bersejarah yang berfotensi untuk dikembangkan sebagai pariwisata daerah Bengkulu. Antara lain:
1. Benteng Marlborough
Benteng Marlborough adalah benteng Inggris yang terletak di Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Lokasi benteng sangat srategis diantara bukit-bukit kecil di pinggir pantai Tapak Paderi. Benteng ini dibangun tahun 1714. Pembangunan benteng dilakukan secara bertahap selama lima tahun. Pembangunanya dikerjakan oleh arsitek dan para pekerja yang sengaja di datangkan dari India. Pemberian nama Fort Marlborough adalah sebagai kenangan kepada seorang komondan militer Inggris yang terkenal “The First Duke of Malborough (1650-1722).
2. Rumah Kediaman Bung Karno
Salah satu yang tidak kalah pentingnya bangunan bersejarah yang baik untuk dikunjungi adalah Rumah kediaman Bung Karno. Rumah ini terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu. Tahun pendirian rumah ini tidak dapat diketahui dengan pasti, rumah tersebut semula adalah milik seorang pedagang Tionghua yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan Bung Karno selama diasingkan di Bengkulu. Hingga sekarang ciri-ciri sebagai rumah cina masih ada, yaitu lobang angin yang terdapat di atas jendela dan pintu bermotif huruf/ ungkapan dalam bahasa cina. Bung Karno yang memiliki nama kecil Kusno setelah diasingkan ke Endeh Flires sejak tahun 1934, kemudian dipindahkan ke Bengkulu pada tahun 1938.
3. Mesjid Jamik
Mesjid Jamik Bengkulu terletak di Pintu Batu, dipersimpangan jalan raya yang cukup ramai. Disekitar lokasi mejid terdapat bangunan pertokoan dan rumah-rumah makan bahkan hotel dan penginapan.
4. Tugu Thomas Parr
Tugu Thomas Parr ini terletak di Kelurahan Kampung Cina Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu, tepatnya di depan Kantor Pos Bengkulu. Thomas Parr adalah penguasa Inggris yang ke lima puluh satu yang diangkat oleh pemerintahan Inggris sebagai Residen. Thomas Parr tiba di Bengkulu tanggal 27 September 1805, sebagai Residen Fort Malborough (1805-1807) menggantikan Walter Ewer. Thomas Parr terkenal sikapnya yang angkuh dan ganas, dia terbiasa mencaci maki dan menyiksa rakyat untuk mencapai apa yang ia inginkan. Sikap dan tindak tanduk Parr ini ikut dirasakan secara merata oleh rakyat di daerah ini. Kekejaman Thomas Parr ini akhirnya dapat dibalas oleh rakyat Bengkulu. Tepatnya tanggal 26 Desember 1807 rakyat dibawah pimpinan Depati Sukarami datang menyerbu ke dalam peristirahatan Thomas Parr, ia diserang oleh sekitar 300 orang yang mengakibatkan ia mati terbunuh. Demikian pula istri Thomas Parr hanya terluka, ia disingkirkan.
5. Makam Sentot Alibasyah
Makam Sentot Alibasyah terletak di Kelurahan Bajak, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Makam tersebut terletak di komleks pemakaman umun. Luas keseluruhan lebih kurang 400 m. Makam Sentot Alibasyah adalah makam yang bernilai sejarah. Sentot Alibasyah adalah seorang Panglima perang Diponegoro dalam melawan kolonial Belanda di pulau Jawa. Setelah Pangeran Diponegoro dan Sentot Alibasyah ditangkap, kemudian Sentot Alibasyah dikirim ke Sumatera Barat. Karena Sentot memberikan dukungan kepada kaum Paderi, maka Sentot Alibasyah ditarik kembali ke Jawa dan disingkirkan ke Cianjur. Di Batavia ia diizinkan oleh Belanda untuk menunaikan ibadah haji. Sepulangnya dari Mekkah (1833), ia lansung menjalani putusan pengadilan yaitu, di buang ke Bengkulu. Pangeran Alibasyah Prawiradiraja, yang lebih dikenal dengan nama Sentot Alibasyah, dengan surat pengusulan dari Gubernur Jenderal dalam Dewan tertanggal 2 Desember 1843 La N, telah di buang ke Bengkulu.
6. Makam Inggris
Komplek makam Inggris terletak di Kelurahan Jitra. Komplek ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah Benteng Malborogh, karena menurut catatan Inggris di Bengkulu telah ribuan orang meninggal akibat perang, atau penyakit dan sebagian diantaranya dimakamkan di komplek pemakaman Jitra ini.
7. Makam Imam Senggolo
Makam Imam Senggolo terletak di Jalan Kinibalu, Desa Karbala, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu. Makam tersebut terletak di komplek pemakaman umum yang merupakan komplek makam orang-orang pembawa tabot ke Bengkulu dan masyarakat sekitarnya.
Lokasi makam ini menjadi tempat dilaksanakanya upacara tabot terbuang (tanggal 10 Muharram), yaitu upacara untuk memperingati wafatnya Hasan Husen, cucu Nabi Muhammad SAW yang mati secara mengenaskan di Padang Karbela. Upacara tabot di Bengkulu sudah berlansung sejak lama, yaitu sejak dari awal abad ke 18. Adapun yang pertama melaksanakannya adalah masyarakat muslim yang berasal dari India Menggala. Mereka datang dibawah oleh pemerintah kolonial Inggris dalam rangka pembangunan Benteng Malboroug.
Di antara mereka yang datang terdapat seorang ulama Syiah yang bernama Syech Burhanuddin yang kemudian di kenal dengan nama/ gelar Imam Senggolo yang wafat di Bengkulu dan dimakamkan di Kelurahan Padang Jati. Tempat ini kemudian dikenal sebagai tempat membuang tabot. Orang-orang muslim Syiah dari India banyak yang kawin dengan orang Bengkulu dan keturunan mereka itu dijuluki dengan keturunan Sipai. Sipai adalah bahasa Menggala yang berarti kembali ketempat asal. Keturunan inilah yang menjadi keturunan keluarga tabot di Bengkulu. Makam Imam Senggolo ini banyak dikunjungi oleh parawisatawan, lebih-lebih lagi pada saat upacara tabot berlansung.
Selain bangunan bersejarah yang telah disebutkan di atas, masih banyak bangunan bersejarah lainya yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata antara lain:Tugu Robert Hamilton. Tugu Robert Hamilton terletak di Kelurahan Pasar Melintang Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Robert Hamilton adalah seorang Kapten Angkatan Laut Inggris yang mati dibunuh oleh rakyat Bengkulu pada tanggal 15 Desember 1793 dalam usia 38 tahun. Sebagai tanda jasa dan memperingati peristiwa ini, maka penjajah Inggris membangun tugu tersebut yang sampai saat ini masih berdiri di tengah-tengah Kota Bengkulu. Bungker Jepang. Bungker Jepang ini terletak di Kelurahan Kampung Cina Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Pada masa pendudukan Inggris sampai masa kemerdekaan, Bungker dipergunakan sebagai pelabuhan. Karena air laut semakin lama semakin dangkal, maka pelabuhan dipindahkan ke Pulau Baai. Bungker ini memiliki bentuk segi empat dan mempunyai satu pintu masuk. Sedangkan tingginya 2,50 meter, panjang 4,70 meter. Lebar 3,40 meter dan tebal dinding 55 cm. Tugu Perjuangan Rakyat Bengkulu. Tugu ini terletak di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Tugu Perjuangan Rakyat Bengkulu dibangun tahun 1999. Pendirian tugu ini untuk mengenang perjuangan Pasukan Keamanan Rakyat (PKR) Bengkulu pada tanggal 5 Nopember 1945. Gedung Pengadilan. Bangunan ini belum diketahui secara pasti tahun pendirianya, tetapi disebutkan oleh L. Van Der Vinne pada tahun 1843. Perkampungan Cina. Di perkampungan cina ini banyak bangunan rumah /ruko-ruko cina yang sudah berumur puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Perkampungan cina berdiri bersamaan dengan berdirinya Benteng Malborough. Karena orang-orang cina kebanyakan pedagang yang diberi kebebasan untuk mendirikan perkampungan di Bengkulu. Dengan pedagang cina inilah Inggris dengan muda mendapat suplai kebutuhan pangan dan material lainya untuk kepeluan sehari-hari.
Sumber : http://www.bpsnt-padang.info