Agar kenangan terhadap Nike terpelihara, keluarga membuatkan sebuah museum. Museum itu dinamakan museum Nike Ardilla. Semua memorabillia yang berbau Nike Ardilla ada di situ. Setiap harinya, museum itu dikunjungi satu atau dua orang. �Mungkin karena publikasi yang sangat sedikit, orang tak terlalu tahu soal museum ini,� paparnya. Museum ini terletak di atas lahan seluas 250 meter di Jalan By Pass Soekarno-Hatta. Tepatnya di Komplek Aria Graha, Jalan Aria Utama No 1, Desa Cipamokolan, Kecamatan Rancas-Bandung Jawa Barat. Luas bangunannya 500 M2 (dua lantai). Museum ini diresmikan sendiri oleh ayah Nike. Menurut Alan, berdirinya museum Nike Ardila tak lepas dari permintaan fans Nike.� Banyak lho yang minta didirikan rumah kenangan buat Nike. Mereka meminta itu lewat surat, telepon, atau pun datang langsung,� lontarnya.
Menurut Alan, konsep dasar RNA perpaduan desain a la Planet Hollywood, Hard Rock Cafe, dan museum pada umumnya. �Dengan demikian interior tidak berkesan formal atau kelihatan seram, tapi lebih ngepop,� ungkap Alan. Museum ini terletak di lantai dua. Di sini selain ada koleksi baju show, aksesori, foto, sepatu, dan pernak-pernik yang berkaitan atau dimiliki Nike, bahkan pintu mobil Nike yang rusak karena kecelakaan puin ikut dipajang. Siapa yang merawat museum ini? �Saya yang merawat. Biaya perawatannya dari hasil royalti lagu Nike, juga dari sumbagan pengunjung,� sebut Alan lagi.
Soal museum, Alan bercita-cita punya museum yang isinya memorabillia artis yang sudah meninggal. �Tak cuma Nike saja. Tapi artis-artis lainnya yang sudah meninggal. Dengan mendirikan museum, saya berharap mereka bakal selalu diingat,� sahutnya lagi. Alan sudah menghubungi beberapa keluarga artis yang sudah meninggal. Ada yang menyambutnya dengan tangan terbuka, ada pula yang menolak idenya. �Doakan saja supaya niatan saya ini bisa terwujud,� pinta Alan. Ada yang berminat membantu?
Sumber : http://almhnikeardilla.blogspot.com
Photo : http://img161.imageshack.us
Menurut Alan, konsep dasar RNA perpaduan desain a la Planet Hollywood, Hard Rock Cafe, dan museum pada umumnya. �Dengan demikian interior tidak berkesan formal atau kelihatan seram, tapi lebih ngepop,� ungkap Alan. Museum ini terletak di lantai dua. Di sini selain ada koleksi baju show, aksesori, foto, sepatu, dan pernak-pernik yang berkaitan atau dimiliki Nike, bahkan pintu mobil Nike yang rusak karena kecelakaan puin ikut dipajang. Siapa yang merawat museum ini? �Saya yang merawat. Biaya perawatannya dari hasil royalti lagu Nike, juga dari sumbagan pengunjung,� sebut Alan lagi.
Soal museum, Alan bercita-cita punya museum yang isinya memorabillia artis yang sudah meninggal. �Tak cuma Nike saja. Tapi artis-artis lainnya yang sudah meninggal. Dengan mendirikan museum, saya berharap mereka bakal selalu diingat,� sahutnya lagi. Alan sudah menghubungi beberapa keluarga artis yang sudah meninggal. Ada yang menyambutnya dengan tangan terbuka, ada pula yang menolak idenya. �Doakan saja supaya niatan saya ini bisa terwujud,� pinta Alan. Ada yang berminat membantu?
Sumber : http://almhnikeardilla.blogspot.com
Photo : http://img161.imageshack.us