Biografi Ir. H. Aburizal Bakrie


Nama : Ir. H. Aburizal Bakrie
Lahir : Jakarta, 15 November 1946
Agama: Islam
Profesi:Pengusaha, Politisi, Pejabat

Jabatan:
- Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat KIB 2005-2009
- Menteri Koordinator Perekonomian KIB 2004-2005

Isteri: Taty Murnitriati
Anak: Tiga orang
Ayah: Achmad Bakrie

Pendidikan:
- SD, SLTP, dan SMA di Jakarta (1958-1967)
- Fakultas Elektro, Institut Teknologi Bandung, lulus tahun 1973

Pekerjaan:
1992 - sekarang : Komisaris Utama/Chairman, Kelompok Usaha Bakrie
1989 – 1992 : Direktur Utama PT. Bakrie Nusantara Corporation
1988 – 1992 : Direktur Utama PT Bakrie & Brothers
1982 – 1988 : Wakil Direktur Utama PT. Bakrie & Brothers
1974 –1982 : Direktur PT. Bakrie & Brothers
1972 – 1974 : Asisten Dewan Direksi PT. Bakrie & Brothers

Alamat Rumah:
Jl. Ki Mangunsarkoro No.42, Menteng
Jakarta - 10310

Terkaya Se-Asia Tenggara
Pengusaha Aburizal Bakrie semakin kaya. Menko Kesra ini disebut sebagai orang terkaya se Asia Tenggara. Dia pengusaha yang terbilang paling gemilang pada sepuluh tahun reformasi di Indonesia. Selain bisa keluar dari krisis ekonomi yang mengancam perusahaannya Bakrie Grup, malah menduduki posisi penting di pemerintahan dan dalam tempo singkat semakin kaya.

Politisi Partai Golkar ini, sempat menjabat Menteri Koordinator Perekonomian sebelum menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Kabinet Indonesia Bersatu.

Mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (1999-2004) ini memang telah lama dikenal sebagai pengusaha yang cukup sukses, mewarisi kekayaan ayahnya. Tak heran, bila kini, Ical – demikian ia biasa disapa – disebut-sebut sebagai orang terkaya di Indonesia. Bahkan, Globe Asia, majalah ekonomi lokal berbahasa Inggris, menobatkan lelaki kelahiran Jakarta, 15 November 1946 itu sebagai orang terkaya se-Asia Tenggara. Kabarnya, kekayaan Ical mencapai 9,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 84,6 triliun.

Melimpah ruahnya kekayaan Ical, tentu tidak dikaitkan karena dirinya sebagai pejabat negara (Menko Kesra). Melainkan, karena ia adalah seorang pengusaha. Walaupun memang, semenjak menjadi menteri, penikmat lagu romantis ini tidak lagi terjun langsung dalam mengelola bisnis-bisnisnya. Tapi, Ical sudah mempersiapkan penggantinya.

“Itu semua sudah ada yang ngurus,” katanya sebagaimana dikutip Indo Pos (8/11/08). Namun, bukankah kapasitasnya sebagai pejabat tinggi negara bisa berpengaruh dalam memuluskan target-target bisnis-bisnisnya? “Saya akan bersikap profesional. Kepentingan negara tetap saya utamakan,” tambah Ical.

Menurut Globe Asia, dengan jumlah kekayaan sebanyak itu, berarti kekayaan mantan anggota MPR RI (1993-1998) ini lebih “wah” dibandingkan dengan harta kekayaan Robert Kuok (orang terkaya di Malaysia - memiliki 7,6 miliar dolar AS), Teng Fong (terkaya di Singapura - memiliki 6,7 miliar dolar AS), Chaleo Yoovidya (terkaya di Thailand - memiliki 3,5 miliar dolar AS), dan Jaime Zobel de Ayala (terkaya di Filipina – memiliki 2 miliar dolar AS).Dari manakah Ical memiliki kekayaan yang melimpah ruah?

Di bawah grup perusahaan Bakrie yang dipimpinnya, Ical mempunyai beragam bidang usaha: pertambangan batubara, perkebunan, minyak, properti, telekomunikasi, dan media massa. Di tahun 2008 ini saja, kabarnya, perusahaannya mendulang keuntungan yang tidak sedikit dari melonjaknya harga energi dan komoditas.

Mantan Presiden of Asean Chamber of Commerce & Industry ini, memang masih menghadapi masalah dengan salah satu perusahaannya (PT Lapindo Brantas) terkait meluapnya lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur. Namun, hal tersebut tidak membuat bisnis yang dijalankan keluarga Bakrie terhenti. Tampaknya, grup perusahaan Bakrie terlalu tangguh untuk bisa dilumpuhkan hanya dengan semburan lumpur panas. Dengan gagah, grup perusahaan Bakrie tetap melangkah, maju ke depan.

Menurut publisher Globe Asia Tanri Abeng, alumni ITB itu berhasil meraih kekayaan yang melimpah berkat strategi bisnis yang diterapkannya. Dengan kepiawaiannya mengelola aset yang dimiliki perusahaan, termasuk melalui modal pinjaman, Ical mampu membangun usaha demi usaha hingga bisnisnya menggurita.

"Jadi, kalau dia awalnya punya aset 100, dijadikan jaminan untuk meminjam 400. Tapi, hasil dari 400 itu untungnya sangat besar. Itu yang digunakan untuk membayar," ujarnya.


Tanri, mantan manejer satu milyar Bakrie Grup mengakui, dirinya sama sekali tidak merasa heran melihat keberhasilan Ical menjadi orang terkaya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Pasalnya, mantan Menko Perekonomian itu sangat lihai dalam melihat peluang investasi di Indonesia dan pandai dalam itung-itungan bisnis. "Dia itu pintar sekali itung-itungannya," puji Tanri.

Boleh Berbangga
Aburizal Bakrie boleh berbangga dengan penobatan dirinya sebagai orang terkaya di Indonesia dan se-Asia Tenggara. Tapi, yang menjadi kebanggaan itu sejatinya bukanlah semata-mata terletak dari besarnya kekayaan yang dimiliki. Melainkan, lebih kepada prestasi dalam membangun serta memajukan beragam bidang usaha.

Sebab, dengan begitu, berarti ia dan keluarganya telah menunjukan peran yang cukup besar dalam memajukan roda perekonomian nasional, khususnya menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Kalaulah kebanggaan itu hanya karena banyaknya kekayaan yang dimiliki, barangkali, seorang koruptorlah yang paling “pantas” merasakan kebanggaan tersebut. Pasalnya, ia memang hanya memikirkan dirinya. Dia, bagai benalu yang sama sekali tidak memberi manfaat. Malah, menimbulkan mudharat.

Sungguh, tidak ada yang salah menjadi orang terkaya selama ditempuh dengan cara-cara yang elegan. Apalagi, kedudukan menjadi orang terkaya itu tercapai melalui upaya yang profesional, serta berdampak pada manfaat yang bisa dirasakan orang banyak. Bukan malah sebaliknya. (Spn)

Trade Mark Kadin, Masih Melekat
Sebelum menjabat menteri, Aburizal Bakrie atau Ical, adalah trade mark-nya Kadin. Sebutan itu bukan tidak beralasan. Pasalnya, selama sepuluh tahun (1994-2004) ia dipercaya memimpin induk organisasi industri dan perdagangan itu. Seiring dengan itu pula namanya kian dikenal sebagai salah seorang pengusaha nasional terkemuka.

Selama menduduki Ketua Umum Kadin, Ical telah berhasil menjadikan Kadin sebagai organisasi yang sangat penting dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Lebih dari itu, Kadin pun telah menunjukan kontribusi dan partisifasi konkret dan langsung menyentuh masyakat ketika misalnya terkait berbagai kasus penyelundupan gula, kayu, beras yang saat itu marak terjadi. Kadin, “menggandeng” pemerintah guna mengatasi masalah tersebut.

Reputasi Ical sebagai bos besar Kadin dan pengusaha yang cukup sukses, kiranya menjadi pertimbangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengangkatnya sebagai Menko Perekonimian. Namun, saat terjadi perombakan kabinet, Ical kemudian ditempatkan menjadi menteri yang tidak kalah pentingnya: Menko Kesra (sampai sekarang).

Ketika pertama kali dipanggil SBY terkait rencana pengangkatannya sebagai menteri, Ical, telah mengungkapkan berbagai langkah ekonomi yang harus dilakukan pemerintah dengan cepat. Tujuannya, kata dia, agar dunia usaha sebagai penopang ekonomi bisa tumbuh dengan baik.

Pengangkatan Ical sebagai menteri waktu itu sempat menimbulkan pro dan kontra. Namun baginya, reaksi seperti itu adalah wajar dan demokratis. Penggiat olahraga ini sempat menegaskan, dirinya akan berjalan dan bertindak sesuai kapasitasnya sebagai seorang menteri.

Memang, kini Aburizal Bakrie atau Ical sudah tidak lagi menjadi Ketua Umum Kadin. Ia telah menjadi seorang menteri. Namun, rasa-rasanya, nama besarnya itu masih tidak terpisahkan dari sejarahnya di Kadin. Jadi, orang terkaya di Indonesia dan Asia Tenggara itu adalah Aburizal Bakrie, mantan Ketua Umum Kadin itu lho

Pengusaha Politisi Jadi Menko Kesra
Jabatan Aburizal Bakrie, pengusaha yang politisi Partai Golkar, ini dirotasi dari Menko Perekonomian menjadi Menko Kesra pada resuffle Kabinet Indonesia Bersatu yang diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung Agung Yogyakarta, Senin (5/12) pukul 21.00. Jabatan Menko Perekonomian dipercayakan kepada Boediono.

Kegagalan Kabinet Indonesia Bersatu yang dicoba diatasi dengan melakukan perombakan terbatas anggota kabinet itu, memasukkan tiga nama baru dalam kabinet, tiga menteri diberhentikan, dan tiga menteri dirotasi.

Mantan menteri keuangan pada kabinet Megawati Soekarnoputri, Boediono, dibujuk menjabat Menteri Koordinator Perekonomian, menggantikan Aburizal Bakrie yang digeser menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, yang sebelumnya dijabat Alwi Shihab.

Ketika serah terima jabatan dengan Dorodjatun Kuntjoro-Jakti (21/10/2004), Aburizal mengatakan, untuk menggerakkan sektor riil, pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan dana yang berasal dari fiskal. Pemerintah juga harus bisa memanfaatkan dana perbankan, Jamsostek, atau lainnya yang dapat digunakan sebagai dana jangka panjang.

Mengenai konsep untuk mengatasi penyelundupan, Aburizal mengatakan, saat masih di Kamar Dagang dan Industri (Kadin), ia sudah mencoba mengatasi penyelundupan dengan pemerintah, tetapi belum berhasil. Kali ini pemerintah akan fokus untuk memerangi penyelundupan.

"Penyelundupan sudah merusak produsen pertanian dan manufacturing, jadi harus ada gerakan untuk mengatasi hal itu. Saya sebenarnya mendapat pengarahan dari Bapak Presiden yang mengatakan beliau akan mengadakan inspeksi mendadak pada poin yang krusial dan berbahaya," ujar

Mantan Ketua Umum Kadin Indonesia ini sebelum diangkat menjadi Meko Prekonomian Kabinet Indonesia Bersatu, sempat menjadi salah satu kandidat calon presiden yang memenangi lima besar dalam Konvensi Partai Golkar. Putera sulung pengusaha H Achmad Bakrie kelahiran Jakarta 15 November 1946 ini pada awal pencalonan didukung tidak kurang dari ketiga ormas Trikarya Golkar (SOKSI, Kosgoro, dan MKGR).

Boss Bakrie Group ini tetap eksis dalam dunia usaha. Ia salah satu dari konglomerat yang mampu bertahan dari badai ekonomi yang melanda negeri ini.

Jabatan Ketua Umum Kadin Indonesia yang dipangkunya sejak 1994 hingga tahun depan, telah mengantarnya untuk berkutat pada persoalan-persoalan nasional yang lebih besar daripada persoalan-persoalan yang dialami perusahaannya sendiri.

Saat ini, perjalanan karier alumni jurusan elektro ITB tahun 1973 sedang dalam proses menuju posisi orang nomor satu di negeri ini. Dia kini sangat sibuk menyosialisasikan visi dan misi sebagai salah seorang bakal calon presiden dari Partai Golkar.

Namun sesibuk apa pun dia, ternyata masih sempat menikmati hobinya, yaitu menyanyi dan olahraga. Sementara menari atau dansa, kurang disukainya. "Saya bisa cha-cha dan waltz, tetapi tidak begitu menikmati. Saya berdansa hanya untuk menyenangkan orang yang mengajak. Lain kalau menyanyi, saya senang sekali. Apa pun lagunya saya senang, terutama lagu-lagu romantis," katanya kepada Kompas.

Tentang olahraga, Ical mengaku dirinya benar-benar disiplin melakukannya. Tiga jam setiap hari. Dia juga tidak merokok.
Makanya, Ical paling marah kalau melihat pegawainya merokok.

Tentang perekonomian nasional, menurutnya, bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan sekarang bila pemerintah lebih serius mengembangkan potensi pasar domestik sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

Ekonomi Indonesia sudah ada perbaikan dan kemajuan, tapi ekonomi kita bisa tumbuh lebih tinggi dari 3,5 persen dengan dukungan ekonomi domestik yang lebih kuat. Kebijakan memperkuat ekonomi domestik memiliki nilai sangat strategis bagi pemulihan ekonomi,` ujarnya di Jakarta, Minggu.

Dikemukakan, pasar domestik yang kuat akan membantu pelaku usaha di dalam negeri untuk bersaing dan meningkatkan kinerja mereka yang secara signifikan akan berdampak pada perluasan kesempatan kerja.

Ical lahir di Jakarta, 15 November 1946, berkibar dengan perusahaan yang dirintis keluarganya, PT Bakrie & Brothers Tbk, sejak 1942. Ical adalah lulusan Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung 1973. Jabatan di Bakrie & Brothers yang pernah dipegang, antara lain, direktur utama PT Bakrie Nusantara Corporation pada 1989-1992, Dirut PT Bakrie & Brothers 1988-1992, dan komisaris utama Kelompok Usaha Bakrie pada 1999-2004.

Ical juga aktif di organisasi. Periode 2000-2005, dia menjadi anggota Dewan Pakar ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia); 1999-2004, menjadi ketua umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) periode II; 1996-1998, menjabat presiden Asean Chamber of Commerce & Industry; dan 1993-1998, anggota Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR)-periode II.

Mencoba Keberuntungan
Mantan Ketua Umum Kadin Indonesia ini mencoba keberuntungan politik dengan ikut menjadi salah satu kandidat calon presiden dalam Konvensi Partai Golkar. Putera sulung pengusaha H Achmad Bakrie kelahiran Jakarta 15 November 1946 ini pada awal pencalonan didukung tidak kurang dari ketiga ormas Trikarya Golkar (SOKSI, Kosgoro, dan MKGR). Kemudian ia pun masuk dalam tujuh besar pemenang prakonvensi yang akan bertanding pada Konvensi Capres Partai Golkar selepas Pemilu Legislatif.

Bos Bakrie Group ini hingga kini tetap eksis dalam dunia usaha. Ia salah satu dari konglomerat yang mampu bertahan dari badai ekonomi yang melanda negeri ini.

Jabatan Ketua Umum Kadin Indonesia yang dipangkunya sejak 1994 yang berakhir tahun 2004 ini, telah mengantarnya untuk berkutat pada persoalan-persoalan nasional yang lebih besar daripada persoalan-persoalan yang dialami perusahaannya sendiri.

Saat ini, perjalanan karier alumni jurusan elektro ITB tahun 1973 sedang dalam proses menuju posisi orang nomor satu di negeri ini. Dia kini sangat sibuk menyosialisasikan visi dan misi sebagai salah seorang bakal calon presiden dari Partai Golkar.

Namun sesibuk apa pun dia, ternyata masih sempat menikmati hobinya, yaitu menyanyi dan olahraga. Sementara menari atau dansa, kurang disukainya. “Saya bisa cha-cha dan waltz, tetapi tidak begitu menikmati. Saya berdansa hanya untuk menyenangkan orang yang mengajak. Lain kalau menyanyi, saya senang sekali. Apa pun lagunya saya senang, terutama lagu-lagu romantis,” katanya kepada Kompas.

Tentang olahraga, Ical mengaku dirinya benar-benar disiplin melakukannya. Tiga jam setiap hari. Dia juga tidak merokok. Makanya, Ical paling marah kalau melihat pegawainya merokok.

Tentang perekonomian nasional, menurutnya, bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan sekarang bila pemerintah lebih serius mengembangkan potensi pasar domestik sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

Ekonomi Indonesia sudah ada perbaikan dan kemajuan, tapi ekonomi kita bisa tumbuh lebih tinggi dari 3,5 persen dengan dukungan ekonomi domestik yang lebih kuat. Kebijakan memperkuat ekonomi domestik memiliki nilai sangat strategis bagi pemulihan ekonomi,” katanya menjelaskan. Dikemukakan, pasar domestik yang kuat akan membantu pelaku usaha di dalam negeri untuk bersaing dan meningkatkan kinerja mereka yang secara signifikan akan berdampak pada perluasan kesempatan kerja.

Akan Memberantas Penyelundup
Sebelum menjabat menteri, tokoh yang satu ini adalah trade mark-nya Kadin (Kamar Dagang dan Industri). Sebutan itu bukan tidak beralasan. Selama sepuluh tahun (periode 1994-1999 dan 1999-2004) menukangi Kadin, Aburizal Bakrie berhasil membawa organisasi pengusaha itu sangat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan pemerintah.

Kini Ical -sapaan Aburizal- pindah "kamar". Bila sebelumnya hanya sebatas mempengaruhi kebijakan pemerintah, kini dia menjadi penentu kebijakan. Ical dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menko Perekonomian. Sebagai mantan pejabat Kadin, apakah Ical akan membekingi kepentingan pengusaha? Meneruskan kepentingan Kadin? Bagaimana pula prospek bisnis Grup Bakrie? Berikut petikan wawancaranya dalam sebuah kesempatan.

Pada saat ditawari SBY jadi menteri, apa poin penting yang dibicarakan?
Pembicaraan itu berlangsung rileks dan terbuka. Sebagai orang yang terjun di dunia bisnis, saya berbicara dan berdiskusi mengenai berbagai langkah ekonomi yang harus dilakukan pemerintah dengan cepat. Ini agar dunia usaha sebagai penopang ekonomi bisa tumbuh dengan baik.

Saya juga jelaskan mana yang harus menjadi prioritas pertama dan mana yang akan menjadi prioritas kedua dan seterusnya. Saya juga mengatakan kepada Pak Yudhoyono, semua konsep itu sudah saya siapkan dengan matang. Jika kemudian saya terpilih, saya sudah siap dan tinggal koordinasi saja antardepartemen. Oh ya, saya ketika dipanggil hari Sabtu 17 Oktober 2004, sore hari.

Awalnya, penunjukan Anda sempat menjadi pro-kontra publik. Bagaimana Anda menjawab keraguan itu saat ini?

Begini. Bagi saya, pro-kontra itu wajar. Itu demokratis. Tapi, yang perlu saya jelaskan adalah saya ini akan berjalan dan bertindak dalam kapasitas sebagai seorang menteri koordinator. Saya membuat prioritas-prioritas kebijakan ekonomi untuk mendorong kerja lima tahun ke depan. Itu sudah mencakup semua aspek perekonomian.

Ada lima prioritas yang saya susun untuk memperbaiki kondisi perekonomian. Pertama, saya tegaskan, pemerintah akan menggunakan seluruh sumber pendanaan yang ada di dalam negeri untuk membiayai kebutuhan pembangunan sarana penunjang yang saat ini masih kurang.

Misalkan industri makanan dengan pertanian. Jika industri pertanian diproteksi, maka pada saat yang sama, industri makanan akan terpukul karena akan sulit untuk diekspor. Contoh lainnya adalah industri baja dengan makanan. Jika industri baja diproteksi, maka harga kaleng akan menjadi mahal sehingga makanan dalam kemasan kaleng tidak bisa ekspor akibat harga kemasan yang terlalu tinggi.

Kedua, pemerintah akan segera menetapkan jenis strategi industri yang akan diambil oleh Indonesia, yang diharapkan akan berjalan dalam tiga hingga lima tahun kemudian. Keputusan mengenai strategi industri ini harus dilakukan lebih awal.

Prioritas ketiga dalah pembangunan ekonomi domestik. Ini menyangkut pembangunan pasar, pelaku usaha, produksi, hingga pembiayaannya.

Khusus untuk masalah pembiayaan, pemerintah mendatang harus melihat loan to deposit ratio (LDR/rasio kredit) yang saat ini 53 persen. Dari Rp 450 triliun tabungan masyarakat di perbankan nasional, hanya Rp 190 triliun yang dikembalikan kepada masyarakat. Artinya, pemerintah akan secara hati-hati dan transparan menggunakan sumber-sumber dana yang ada di dalam negeri tadi untuk membiayai pembangunan ekonomi domestik.

Prioritas keempat, pemerintahan akan fokus membangun infrastruktur yang saat ini sudah sangat hancur. Berdasar studi yang dilakukan di Kadin, paling tidak perlu USD 150 miliar untuk membangun infrastruktur selama 10 tahun.

Dari USD 150 miliar tadi, USD 98 miliar atau sekitar Rp 900 triliun per tahun di antaranya dapat dibiayai oleh pihak swasta. Pemerintah harus menyediakan dana paling sedikit USD 52 miliar selama sepuluh tahun atau Rp 450 triliun per tahun.

Prioritas terakhir adalah kebijakan di bidang energi. Dalam jangka waktu enam bulan hingga satu tahun, kebijakan energi tersebut akan disusun lebih serius oleh pemerintah. Menurut saya, seluruh energi yang ada dapat disalurkan ke pusat-pusat konsentrasi penduduk, terutama ke Pulau Jawa.

Ini bisa menggunakan sistem pipanisasi dari daerah kaya energi, seperti Kalimantan. Jumlah dana yang diperlukan untuk melakukan pipanisasi itu hanya USD 2,5 miliar sampai USD 3 miliar atau sekitar Rp 30 triliun.

Program prioritas 100 hari?
Yang menjadi fokus utama kita, yakni menggerakkan sektor riil, pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan dana yang berasal dari fiskal. Pemerintah harus bisa memanfaatkan dana perbankan, Jamsostek, atau lainnya yang dapat digunakan sebagai dana jangka panjang.

Dulu, Anda pernah bersuara keras soal penyelundupan. Bagaimana setelah Anda jadi pejabat?
Itu cita-cita saya yang belum kesampaian. Penyelundupan kini masih marak. Mulai gula, kayu, hingga beras. Saat saya masih aktif di Kadin, saya sudah mencoba mengatasi penyelundupan ini dengan pemerintah, tetapi masih belum berhasil. Kali ini saya tegaskan, pemerintah akan fokus untuk memerangi penyelundupan. Saya sudah duduk di pemerintahan.

Karena penyelundupan sudah merusak produsen pertanian dan manufacturing, jadi harus ada gerakan untuk mengatasi hal itu. Saya sebenarnya mendapat pengarahan dari Bapak Presiden yang mengatakan bahwa beliau akan mengadakan inspeksi mendadak pada poin yang krusial dan berbahaya. Jadi, cita-cita saya untuk memberantas penyelelundupan akan saya realisasikan sekarang.

Sekarang bagaimana kelangsungan bisnis Grup Bakrie?
Sejak saya memutuskan untuk mengikuti konvensi Partai Golkar, saya sudah melepaskan kegiatan bisnis saya. Itu semua sudah ada yang ngurus. Jadi, saya tetap akan berkonsentrasi untuk melaksanakan tugas yang diamanahkan kepada saya sebagai menteri koordinator bidang perekonomian. Artinya, saya akan bersikap profesional. Kepentingan negara tetap saya utamakan.

Setelah Anda menteri, ide dan usul Kadin akan terpakai terus?
Saya tegaskan, saya akan profesional. Saya ini menteri dari pos profesional. Jadi, setelah jadi menteri, saya tetap akan profesional. Tapi, ide-ide teman Kadin yang saya nilai baik dan bagus sebagai sebuah kontribusi ekonomi kepada negara tetap diakomodasi.

Sebagai menteri koordinator, bagaimana Anda mengendalikan para menteri teknis?
Insya Allah, dengan komitmen untuk memajukan bangsa dan negara ini, saya dan anggota kabinet lainnya akan bekerja sama seoptimal mungkin dan sebaik mungkin.

Kekayaan Meningkat Jadi Rp 1,329 T
Dibandingkan dengan tahun lalu (2004), kekayaan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie naik sebesar Rp 130 miliar, dari kekayaan pada tahun 2004 sebesar Rp 1,190 triliun menjadi Rp 1,329 triliun. Demikian pengumuman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (23/5/2006).

Harta Aburizal berupa tanah dan bangunan yang pada 29 Oktober 2004 sebesar Rp 22,257 miliar naik menjadi Rp 28,626 miliar pada 31 Desember 2005. Harta bergerak berupa alat transportasi dan mesin lainnya senilai Rp 4,458 miliar pada 2004 naik menjadi Rp 6,019 miliar pada 2005.

Sementara surat berharga pada tahun 2004 Rp 1,154 triliun naik menjadi Rp 1,286 triliun tahun 2005. Giro dan setara kas Rp 2,457 miliar tahun 2004 menjadi Rp 2,126 miliar dan 48.172 dollar AS tahun 2005. Harta bergerak lainnya dari Rp 6,2 miliar meningkat menjadi Rp 6,6 miliar.

Menurut Staf Khusus Menko Kesra Lalu Mara Satri Wangsa, kenaikan kekayaan Aburizal disebabkan harga nilai surat berharga yang dimilikinya naik RP 132 miliar, akibat membaiknya perekonomian Indonesia. Soal kerja sama Bakrie dan Bappenas, Lalu membenarkan PT Bakrie Swasta Utama bekerja sama dengan Bappenas, di mana Bappenas memiliki tanah dan Bakrie membangun gedung 20 tingkat senilai Rp 150 miliar. Pembangunan sempat terhenti karena krisis, tapi kini dilanjutkan dan diharapkan selesai Juni

Ketua Umum Partai Golkar 2009-2015
Aburizal Bakrie alias Ical terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar (2009-2015) dalam Munas VIII di Pekanbaru, Riau Kamis (8/10/2009) dini hari. Ical memenangkan secara aklamasi setelah dalam pemungutan suara penetapan calon telah meraih 296 suara (lebih 55 persen), sedangkan pesaingnya Surya Paloh memperoleh 240 suara, dan dua kandidat lainnya yakni Hutomo Mandala Putra (Tomy) dan Yuddy Chrisnandi tidak mendapat suara satupun.

Setelah itu dipilih Tim Formatur untuk menyusun komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar periode 2009-2015. Tim formatur terdiri dari ketua umum terpilih Aburizal Bakrie, tiga orang perwakilan DPD yakni Mahyuddin (DPD Kaltim), Ridwan (Sultra) dan Rusli Zainal (Riau) serta satu orang dari unsur ormas yakni Fachri Andi Laluasa (AMPI).

Komposisi dan Personalia DPP Partai Golkar 2009-2015 susunan tim formatur tersebut sebagai berikut:

Ketua Dewan Pertimbangan:
Akbar Tandjung

Ketua Umum: Aburizal Bakrie
Wakil Ketua Umum: HR Agung Laksono dan Theo L Sambuaga
Ketua Bidang Kaderisasi: Hafiz Zawawi
Ketua Bidang Organisasi dan Daerah: Mahyudin
Ketua Bidang Hub Eksekutif dan Yudikatif: HM Rusli Zainal
Ketua Bidang Hubungan Legislatif: Priyo Budi Santoso
Ketua Bidang Informasi dan Penggalangan Opini: Fuad Mansyur
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sumatera: Andi Achmad Dara
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa & Bali: Sharif Cicip Sutarjo
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Maluku Papua: Freddy Latumahina
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan: Ahmadi Nur Supit
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi: Fachri Andi Laluasa
Ketua Bidang Perempuan: Ratu Atut Chosyiah
Ketua Bidang Pemuda: Yorris Raweyay
Ketua Bidang Pekerja, Tani dan Nelayan: Yamin Tawari
Ketua Bidang Usaha dan Koperasi: Firman Subagyo
Ketua Bidang Keagamaan dan Kebudayaan: Hajriyanto Y Thohari
Ketua Bidang Kemahasiswaan dan LSM: Fadel Muhammad
Ketua Bidang Kerja Sama Internasional: Iris Indira Murti
Ketua Bidang Pemikiran dan Kajian Kebijakan: Rizal Mallarangeng
Ketua Bidang Pendidikan: Indra Bambang Utoyo
Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup: Ade Komaruddin
Ketua Bidang Bidang Penanganan Kerawanan Sosial: Pontjo Sutowo
Ketua Bidang Hukum dan HAM: Muladi
Ketua Bidang Umum: Rully Chairul Azwar
Ketua Bidang Khusus: Nurdin Halid

Sekjen: Idrus Marham
Wasekjen: Harry Azhar Azis, Musfihin Dahlan, Muhidin, Ahmad Dolly Kurnia, Titiek Soeharto, Mujib Rohmat, Nurul Arifin, Ricky Rachmadi, Happy Bone Zulkarnain, Hasanuddin Mochdar, I Made Sumarjaya Linggih, Immanuel Blegur, Oktaviano dan Leo Nababan.

Bendara Umum: Setya Novanto
Wakil Bendahara: Airlangga Hartarto,: Erwin Aksa, Hariara Tambunan, Agus G Kartasasmita, Azis Syamsuddin, Bobby Suhardiman, Melchias Mekeng, Tri Hanurita Sudwikatmono, Mustoko Weni, Bambang Atmanto Wiyogo, Watty Amir, Hamzah Sangaji dan Rahman Akil.

Empat Program
Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menjanjikan kemenangan Partai Golkar dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) gubernur dan bupati/wali kota di seluruh Indonesia. Aburizal juga berjanji akan memilih kader Partai Golkar terbaik dan paling populer untuk maju dalam setiap pilkada dan pemilu.

"Setiap tahun, ada 100 pilkada. Kita harus merebut satu per satu. Kita harus menguningkan Sabang sampai Merauke. Saya akan bekerja keras tujuh hari dalam seminggu, 24 jam sehari, membantu kader di provinsi dan kabupaten/kota. Perjuangan kader partai adalah perjuangan saya. Kekalahan kader Partai Golkar juga akan memukul saya," ujar

Aburizal Bakrie dalam pidato politiknya pada penutupan Munas VIII Partai Golkar di Pekanbaru, Riau, Kamis (8/10/2009) memaparkan empat hal yang akan dilakukannya untuk menjadikan Partai Golkar sebagai partai terbesar. "Pertama, akan melakukan konsolidasi. Konsolidasi ini harus bersifat vertikal dan horizontal. Kader serta pengurus di pusat dan daerah harus menyatu. Seluruh kader partai harus disiplin. Semuanya harus mengikuti garis partai dengan menghormati kesepakatan internal partai.

Kedua, akan melakukan kaderisasi. Saat ini, Golkar memang bukan partai terbesar. Tapi, kader terbaik Golkar masih banyak di seluruh Indonesia. Untuk merebut kejayaan itu, kader inilah yang menjadi andalan partai. Selain kader yang sudah ada, harus dicetak kader baru. Untuk itu perlu dijalankan kaderisasi.

Ketiga, melakukan kreativitas dan ketajaman ide serta gagasan. Golkar harus menjadi partai yang hidup dan dinamis. Begitu banyak isu strategis dan persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia. Untuk menghadapi hal itu, harus diciptakan solusi yang kreatif melalui ide-ide yang cemerlang.

Keempat, memenangi pemilu, pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah. "Kita harus menguningkan Indonesia. Setiap tahun banyak pilkada. Kita harus merebutnya satu per satu," katanya.

Sebagai Ketua Umum Golkar, Aburizal mengajak kadernya bekerja keras. Ia berjanji akan bekerja keras untuk membantu kader-kadernya, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga yang terbawah. "Saya akan membantu memenangkan kader kita dalam pilkada," ujarnya.

Dalam Pemilu 2014, Partai Golkar juga akan konsisten mencalonkan kader terbaik dan terpopuler. Bahkan, Aburizal siap apabila tidak menjadi calon presiden Partai Golkar di Pemilu 2014. "Capres Golkar tidak harus ketua umum," tuturnya.

Dalam pidato politiknya, Aburizal Bakrie juga mengajak tiga calon Ketua Umum Partai Golkar untuk bersatu. "Hari ini Golkar membuktikan biasa berdemokrasi, kita telah menunjukkan suatu pertarungan yang ketat. Kita tetap bersahabat," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Golkar (2004-2009) Jusuf Kalla dalam sambutannya berpesan agar ke depan Partai Golkar melayani masyarakat dengan baik. Karena dengan kecintaan rakyat itu, Golkar bisa bangkit. "Golkar harus mampu menjadi partai yang memperjuangkan kepentingan masyarakat," katanya.

Jusuf Kalla mengingatkan kader Partai Golkar yang ada di pemerintahan, baik legislatif maupun eksekutif, supaya menjaga nama baik Partai Golkar. "Jangan sampai ada yang berurusan dengan polisi, kejaksaan atau bahkan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kader kita yang di pemerintahan akan dinilai rakyat. Kalau berurusan ke KPK terus, tentu akan dinilai rakyat," katanya.

Sebelumnya Jusuf Kalla menyarankan agar Partai Golkar bukan hanya ikut menjalankan pemerintahan, tapi sekaligus mengontrol pemerintahan. "Memang dua kemungkinan pilihan Golkar. Pertama, menjalankan pemerintahan; kedua, mengontrol pemerintahan. Tapi, seyogianya kalau memilih menjalankan pemerintahan, sebaiknya sekaligus mengontrol pemerintah," katanya

Melapor ke Presiden SBY
Jakarta, 9/10/2009: Ketua Umum Partai Golkar yang baru terpilih Aburizal Bakrie melapor ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jumat (9/10/2009). Kedatangan Aburizal yang juga menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, itu menegaskan komitmen Aburizal membawa Partai Golkar bekerja sama dengan Partai Demokrat.

"Pak Ical melaporkan pada Presiden, bahwa ia telah terpilih sebagai Ketua Umum Golkar. Tentu saja Presiden menyampaikan selamat," kata Andi Mallarangeng, Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat yang juga juru bicara Presiden Yudhoyono, kepada pers Jumat malam (9/10).

Andi menambahkan, Golkar dan Partai Demokrat selama lima tahun ini sudah terbiasa bekerja sama di pemerintahan. Dia berharap dengan kepemimpinan yang baru ini mudah-mudahan kerja sama bisa dilanjutkan dengan baik.

Tidak diungkapkan bagaimana bentuk laporan Ketua Umum Golkar tersebut kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut. Walaupun, Andi mengatakan bahwa hal ini merupakan tradisi partai politik di Indonesia.

Namun, sumber TokohIndonesia.com memperkirakan Aburizal Bakrie kemungkinan menyampaikan kesediaan Partai Golkar di bawah pimpinannya bekerjasama dengan pemerintah dan Partai Demokrat.

Sumber TokohIndonesia.com di Slipi menyebut kemungkinan Partai Golkar akan mendapat jatah tiga kursi menteri dalam Kabinet SBY 2009-10014. Yakni Agung Laksono menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Theo Sambuaga menjadi Menteri Pertahanan dan Andi Mattalatta tetap menjabat Menteri Hukum dan HAM.

Sumber : http://www.tokohindonesia.com
Foto :http://202.146.5.33