Taman Adipura Jadi Sarang Penjaja Seks

Taman Adipura Kota Sumenep yang populer disebut dengan Taman Bunga (TB) ternyata menyimpan sejuta mesteri yang tersembunyi. Bagi para pengais rejeki, tak jarang pada malam hari lokasi yang berhadapan langsung dengan Masjid Agung Kota Sumenep itu menjadi pilihan yang pas untuk berjualan. Karena tempat ini setiap malam begitu ramai dengan pengunjung.
Meskipun ada yang hanya nyantai dengan duduk-duduk di bawah tanaman hias, atau berpacaran dengan kekasih tercintanya. Sehingga tak jarang setiap malam banyakterlihat pasangan muda-mudi yang asyik bercengkrama, menikmati pemandangan indahnya perkotaan Bumi Sumekar.

Namun di balik itu semua, ternyata Taman Bunga yang berada di depan Rumah Tuhan itu juga dijadikan transaksi hubungan gelap atau praktek esek-esek. Para PSK Taman Bunga setiap malam mangkal di stan-stan warung kopi dan melakukan transaksi dengan para lelaki hidung belang. Namun, kalau sudah larut malam, para penjaja seks itu berkeliaran ke tengah areal taman sehingga sangat mudah untuk melakukan
transaksi.

Salah satu malam, seoramg PSK yang sedang duduk di kursi beton sedang menunggu konsumen. Sebut saja namanya Ratu (30). Dia mengaku telah dua tahun mangkal di sana. Ia bercerita banyak sambil makansebungkus kacang dan rokok-an.

Dengan Bahasa Maduranya yang begitu kental, Ratu Taman Bunga ini tidak sungkan mengaku. Bahwa ia baru datang dari sebuah hotel melayani tamunya untuk yang kedua kalinya saat itu. Padahal jam tangan saat itu sudah menunjukkan pukul 02.00 wib dini hari.

"Aku baru saja datang dari sebuah hotel melayani laki-laki untuk yang kedua kalinya. Aku dapat bayaran seratusan dari tamuku," katanya.

Menurut perempuan yang memiliki tubuh montok dan kulit putih bersih ini, ia mengawali bekerja sebagai peramunikmat pada saat ditinggal suaminya akibatkecelakaan. Sedangkan ia harus membiayai pendidikan dua anaknya yang saat ini sekolah di Kota Pahlawan Surabaya.

"Aku tak bisa berbuat apa-apa selain melakukan ini untuk anak-anakku. Karena tiap bulan aku harus mengirim uang pada anak-anakku sebesar Rp 1,5 juta," jelasnya.

Meski penghasilan dia setiap malam tidak tentu, tapi wanita berambut ikal ini mengaku dengan jujur, dalam seminggu kadang mampu mengumpulkan uang satu hingga dua juta rupiah. Apalagi pada musim tembakau.

"Bagiku yang terpenting adalah uang. Jadi, siapapun dia yang penting memiliki uang, aku mau aja," paparnya.

Ia dengan gamblang menceritakan, masalah tempat berhubungan tidak terlalu dipersoalkan. Karena yang di utamakan adalah uang dan penggunanya bisa puas. Kadang oleh tamunya di bawa ke hotel, kadang menyewa rumah warga dan pernah di bawa ke sebuah kantoran. Dan tidak jarang juga dia main di alam bebas. Bahkan semalam pernah melayani 8 laki-laki karena dari saking larisnya.

"Asal jelas aku mau di bayar, kemanapun aku di bawa gak masalah. Yang penting aku tidak di bohongin," ungkapnya.

Menurutnya, kebanyakan transaksi awal dilakukan di Taman Bunga. Namun kadang juga melalui Hand Phone. "Jadi aku memang tidak memakai orang ketiga. Karena itu lebih mudah dan sekaligus tidak perlu menambah bayaran," tegasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Bunga (35). Ia juga mengaku, hampir setiap malam dirinya mangkal di Taman Bunga. Karena di taman itu, dia lebih cepat mendapat konsumen. "Setelah selesai transaksi kita tinggal menuju tempat bermain," paparnya.

Setelah selesai, lanjutnya, ia kembali lagi ke Taman Bunga dan mencari target lain. Sehingga tidak jarang, dalam semalam ia kadang mampu melayani 5 laki-laki dari hasil transaksi di Taman Bunga. "Hampir setiap malam aku selalu melayani tamu. Tapi kadang juga gak dapet, Mas!," katanya, sambil tertawa.(Tim).

Sumber : http://www.maduraexplore.com