Perpustakaan Bung Karno


UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Kota Blitar dibangun oleh Pemerintah, dengan Pemerintah Kota Blitar bertindak sebagai pelaksana pembangunan di lapangan. Setelah selesai dibangun sampai tahap tertentu, sebagai objek, perpustakaan ini dipersembahkan kepada Bangsa Indonesia karena alasan sederhana, yaitu kenyataan bahwa Soekarno adalah milik seluruh Bangsa Indonesia.

Letaknya yang sangat strategis yaitu berada satu lingkup wilayah kawasan makam BUNG KARNO sebagai salah satu Putra Terbaik Bangsa yang berjasa mempersatukan nusantara dari penjajah, maka dengan didirikannya Perpustakaan BUNG KARNO Penyambung Lidah Rakyat Indonesia pada lokasi yang sama keberadaannya akan mampu memberikan fakta histories yang mampu memberikan dan mendukung bukti otentik yang secara terbuka dan obyektif dapat diteliti dan dipelajari kebenarannya demi kepentingan generasi sekarang dan mendatang agar dapat menghargai dan mampu melanjutkan apa yang telah dicapai oleh para pejuang dalam mewujudkan kemerdekaannya yang menjadi cita-cita bangsa.

Aspek Historis
Kota Blitar secara historis telah akrab dengan semangat kepahlawanan. Hal tersebut mengedepan melalui keberadaan Aryo Blitar, Sudanco Supriyadi dan BUNG KARNO sendiri. Kota Blitar adalah salah satu tempat penggodokan dan pemantapan gelora semangat juang BUNG KARNO dari sejak beliau masih menekuni jenjang pendidikan sampai dengan wafat disemayamkan.

Perpustakaan adalah salah satu bidang kegiatan yang sangat akrab dengan BUNG KARNO karena selama hidupnya beliau sangat terkenal sebagai insan pecinta buku dan sekaligus sebagai seorang penulis yang sangat produktif dengan ide dan pemikiran yang briliant.

Aspek Ideologis
Ide, gagasan, konsep, dan pemikiran-pemikiran BUNG KARNO adalah kekayaan intelektual yang menjadi aset bangsa. Ide, gagasan, konsep, dan pemikiran-pemikiran tersebut secara konseptual sangat layak disejajarkan dengan konsep pemikiran para ahli dan ideologi yang berkembang di dunia.

Runtutan peristiwa dalam proses pemunculan ide, gagasan, konsep dan pemikiran-pemikiran BUNG KARNO adalah rangkaian panjang "Pelajaran" yang dapat dijadikan kaca benggala bagi generasi penerus bangsa untuk menghadapi setiap momentum kehidupan masyarakat, bangsa dan negara pada saat ini dan masa yang akan datang.

Aspek Empiris
Pembangunan Perpustakaan Bung Karno akan melengkapi keberadaan Makam BUNG KARNO yang telah berkembang menjadi salah satu objek wisata yang religi dan sejarah di tingkat regional, nasional dan internasional.

Keberadaan perpustakaan BUNG KARNO dapat memenuhi kebutuhan intelektual segenap kalangan dan lapisan masyarakat yang pada gilirannya akan memberikan wacana comparative dan empiris bagi proses perjuangan bangsa dalam mewujudkan cita-citanya di masa mendatang.

Perpustakaan
Perpustakaan Bung Karno yang menambah megah kompleks makam diresmikan oleh Presiden Megawati pada tanggal 3 Juli 2004. Bangunannya cukup megah, terdiri atas empat gedung bertingkat yang berjajar dua secara berhadap-hadapan, dipisahkan oleh pelataran dan kolam yang tertata secara memanjang. Keberadaan perpustakaan dimaksudkan sebagai sarana melestarikan sosok serta pemikiran sang proklamator, terutama bagi generasi mendatang.


Setiap pengunjung bisa memasuki perpustakaan ini secara gratis, dan tentu saja akan merasa nyaman. Sebab, bangunan ini didesain secara indah dan full AC.

Kalaupun di ruangan itu kita tidak sempat membaca-baca buku, paling tidak bisa melihat gambar-gambar dan barang - barang bersejarah peninggalan Bung Karno semasa perjuangan. Tak cuma yang realistis, hal - hal yang berbau magis dan mistis terdapat pula di sini. Antara lain kopor bersejarah, dan lukisan gambar Bung Karno yang bisa bergetar sendiri. Lewat pengeras suara ruangan, terkadang operator juga memutar pidato Sang Proklamator yang terkenal sebagai orator.

Gedung Perpustakaan Proklamator ini terdiri atas beberapa bagian. Koleksi khusus berada di Gedung A lantai 1 timur, mengoleksi otobiografi Bung Karno, buku-buku karya Bung Karno, serta buku-buku tentang Bung Karno. Masih di gedung yang sama, terdapat juga kamus, ensiklopedi, indeks, peta, dan lain-lain. Gedung A lantai 1 barat digunakan untuk tempat koleksi foto, lukisan, dan peninggalan Bung Karno. Lantai 2 untuk mengoleksi buku-buku yang berkaitan dengan karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, ilmu terapan/teknologi, kesenian/olahraga, kesusasteraan, sejarah, dan geografi. Di ruangan itu juga terdapat beberapa terbitan secara berkala, seperti surat kabar, majalah, dan buletin. Sedangkan koleksi buku-buku karangan orang luar negeri tentang Indonesia terbitan berbagai negara bisa dijumpai di Gedung B. Ruang audio visual di Gedung C, digunakan untuk menikmati koleksi audio dan visual dalam bentuk CD dengan kapasitas 100 orang. Ruang seminar di Gedung C, untuk seminar talk show, pelatihan singkat, presentasi, dan sebagainya berkapasitas 50 orang.

Satu tempat yang hingga kini belum terbangun, namun sudah masuk dalam rancangan adalah Amphi Theatre. Panggung terbuka di samping perustakaan ini diproyeksikan sebagai tempat penampilan karya budaya dan kesenian anak bangsa.

Perpustakaan tersebut secara kelembagaan di bawah Perpustakaan Nasional, sedangkan personel pengelolanya di bawah Dinas Inkomparda Kodya Blitar yang terdiri atas 31 tenaga perpus, 16 keamanan, dan 7 kebersihan.

Sumber :
http://perpusbungkarno.pnri.go.id
http://blitarian.com
Photo : http://3.bp.blogspot.com