Penataan Silir Jangan Lupakan Pelacur

SRIWEDARI- Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta yang akan melakukan penataan kawasan Silir, sebaiknya tidak melupakan nasib para pelacur yang puluhan tahun menjadi bagian kawasan itu. Menurut, Irawati Kusumoasri, pengamat sosial budaya, kemarin, ketika Pemkot mempunyai rencana itu banyak pendapat dari berbagai pihak muncul. Namun dari berbagai pendapat itu, ironisnya pelacur yang sudah menjadi bagian tempat itu justru luput dari perhatian beberapa kalangan itu.

Hampir tidak ada yang menyinggung keberadaan mereka. Karena itu, dia mengharapkan pemerintah tidak melupakan mereka.

''Menurut saya, jika pemerintah akan melakukan penataan kawasan tersebut, jangan sampai kemudian melupakan mereka (pelacur-Red),'' kata mantan putri Solo itu.

Seandainya para pelacur itu luput dari perhatian, bisa jadi akan berpindah ke kota. Selama ini tempat itu sudah menjadi lokalisasi bagi mereka, meskipun katanya sudah ditutup. Kalau kemudian lahannya akan digunakan untuk penataan pemerintah, bisa saja mereka mencari alternatif tempat lain.

''Bahkan mungkin berpindah ke (tengah) kota. Sebab, lokalisasi yang disediakan sudah tidak ada lagi ,'' ujar alumnus Fakultas Sastra Inggris UNS tersebut.

Sia-sia

Seandainya itu benar-benar terjadi, lanjut dia, pekerjaan yang dilakukan pemerintah akan sia-sia. ''Percuma dilakukan penataan, jika sampai penghuni lamanya justru tidak dipikirkan. Itu sama saja dengan satu sisi melakukan pembangunan, namun di sisi lain memberikan kesempatan yang sebaliknya,'' tutur wanita yang gemar menari itu.

Irawati menjelaskan, tujuan awal adanya lokalisasi itu salah satunya untuk mengantisipasi agar pelacur tidak menjamur di perkotaan.

Kemudian ditertibkan dengan jalan memberikan tempat resmi yang dikhususkan dan tempatnya pun dipilih yang berada di pinggiran kota.

''La kalau sekarang tempat lokalisasi mereka sudah tidak ada, apa tidak berpotensi pelacur menjamur di perkotaan. Itu yang mestinya menjadi pertimbangan sebelum dilakukan penataan,'' ujarnya.

Bahkan, sejak dulu Silir memang sudah terkenal sebagai tempat mangkal para pelacur. Namun, saat itu belum terang-terangan seperti sekarang ini.

''Dulu nama Silir dirahasiakan oleh para orang tua. Karena itu, ketika saya bertanya apa itu Silir, ibu sering menjawab anak kecil tidak boleh tahu. Saya tahunya setelah besar, itu pun dari mendengar cerita teman-teman,'' ungkapnya. (G19-51k)

Sumber : http://www.suaramerdeka.com