Penanggulangan Wisata Seks Anak Dibahas di Sanur

Denpasar - Upaya penanggulangan wisata seks anak-anak di kawasan Asia Tenggara dibahas di Sanur, Denpasar 18-20 Maret. Konferensi berusaha mencari terobosan untuk mengatasi merebaknya aksi kriminal itu.

Menurut Direktur Regional LSM Terre Des Homes Netherland Frans Van Dijk yang mensponsori acara itu, diperkirakan 50.000 hingga 60.000 anak-anak di Asia Tenggara dipekerjakan sebagai pekerja seksual. “Ini angka yang menakutkan dan makin berkembang sebagai bisnis internasional,” ujarnya dalam sambutannya kepada peserta konferensi, Rabu (18/3).

Selama lebih dari 15 tahun, lembaganya telah memerangi eksploitasi dan perdagangan anak dengan membangun jejaring bersama 145 organisasi di 7 negara Asia Tenggara. Sejumlah kemajuan telah dicapai seperti penandanganan konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengenai hak anak dan pembuataan sejumlah UU. Tetapi peningkatan jumlah korban tetap terjadi.

Dari pengalaman itu, menurutnya, pembuatan UU harus diikuti oleh penegakan hukum yang tegas. Bukan hanya di negara Asia Tenggara, menurutnya, tetapi di negara Eropa, Amerika Serikat dan Australia, para pelaku sering kali lolos dari proses pengadilan. “Forum ini bisa menjadi ajang pertukaran pengalaman,” ujarnya.

Selain itu dibutuhkan kepedulian masyarakat sampai level yang terbawah khususnya untuk memberdayakan keluarga agar mampu melindungi anak-anaknya. Selain itu dibutuhkan adanya kesempatan bagai anak-anak muda untuk memperbaiki kehidupannya dengan perlindungan dan dukungan yang tepat. Dijk juga menginga agar kewaspadaan tidak hanya ditujukan kepada orang asing tetapi juga kepada warga lokalyang terlibat dan wisata seks anak.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com