Pagi ini kami berencana sedikit mengelilingi Denpasar, Ibu kota Bali. Lalu lintas lumayan padat merayap, begitu mungkin Sonora menyiarkan. Bang Komang sendiri bilang di Bali ini penggalian tak kunjung putus. Gali lubang tutup lubang, bergantian mulai PLN, Telkom, PAM, dll. Jadi kemacetan biasanya terjadi karena penggalian.
Kami dimampirkan ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Monumen Bajra Sandhi. Monumen ini menempati areal yang sangat luas, ada beberapa lapangan bola di sekelilingnya. Tampak bersih dan dikelola dengan baik. Untuk masuk hanya membayar beberapa ribu, lupa tepatnya, gak sampai 5000 perorang.
Menurut informasi resmi, Bajra Sandhi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali untuk memberi hormat pada para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman yang dapat memberi inovasi dan inspirasi dalam mengisi dan menjaga keajegan negara Kesatuan RI. Lokasi monumen ini terletak di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Propinsi Bali yang juga di depan Gedung DPRD Propinsi Bali Niti Mandala Renon persisnya di Lapangan Puputan Renon.
Keseluruhan data daerah monumen berbentuk segi empat bujur sangkar dengan penerapan konsepsi Tri Mandala :
1. Sebagai Utama Mandala adalah pelataran/gedung yang paling ditengah
2. Sebagai Madya Mandala adalah pelataran yang mengitari Utama Mandala
3. Sebagai Nista Mandala adalah pelataran yang paling luar yang mengitari Madya Mandala
Bangunan gedung monumen pada Utama Mandala tersusun menjadi 3 lantai :
Utamaning Utama Mandala adalah lantai 3 yang berposisi paling atas berfungsi sebagai ruang ketenangan, tempat hening-hening menikmati suasana kejauhan disekeliling monumen. Kami bisa melihat panorama Denpasar dari tempat ini. Kebetulan cuaca cerah sehingga pemandangan Denpasar terlihat jelas. Untuk mencapai tempat ini harus melewati tangga melingkat yang lumayan tinggi, tidak disarankan bagi yang takut ketinggian.
Madyaning Utama Mandala adalah lantai 2 berfungsi sebagai tempat diaroma yang berjumlah 33 unit. Lantai 2 (dua) ini sebagai tempat pajangan miniatur perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa. Kalau senang mempelajari sejarah, maka tempat ini sangat layak dikunjungi. Dioramanya mirip dengan yang ada di Monas, Jakarta. Tapi yang di sini hanya menampilkan perjuangan rakyat Bali. Mulai jaman kerajaan, masuknya Hindu, Majapahit, penjajahan, perang kemerdekaan, hingga saat ini.
Di bagian luar sekeliling ruangan ini terdapat serambi atau teras terbuka untuk menikmati suasana sekeliling.
Sumber : http://www.pruwanto.com