Desa yang memiliki banyak pengrajin batik traditional Cirebon adalah di Trusmi Kulon dan Trusmi Wetan. Meskipun ada beberapa desa di sekitar Trusmi yang juga menghasilkan produk atau pengrajin batik yaitu Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Kalitengah dan Panembahan. Rata-rata mata pencaharian penduduk asli desa-desa tersebut adalah membatik dan kebanyakan keluarga memiliki industri batik meskipun skalanya masih rumahan.
Sedikit mengutip dari wikipedia, kisah membatik desa Trusmi tidak lepas dari peranan Ki Gede Trusmi. Beliau adalah salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati. Beliau ini yang mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan pengaruh agama Islam saat itu. Untuk menghormati jasa-jasanya, sampai sekarang makam Ki Gede masih terawat baik, bahkan setiap tahun dilakukan upacara cukup khidmat, upacara Ganti Welit (atap rumput) dan Ganti Sirap setiap empat tahun.
Disepanjang jalan utama yang berjarak 1,5 km dari desa Trusmi sampai Panembahan, saat ini banyak kita jumpai puluhan showroom batik. Berbagai papan nama showroom nampak berjejer menghiasi setiap bangunan yang ada di tepi jalan. Munculnya berbagai showroom ini tak lepas dari tingginya minat masyarakat terutama dari luar kota terhadap batik Cirebon. Setiap hari Sabtu dan Minggu atau weekend, banyak sekali kendaraan luar kota (kebanyakan dari berplat nomor B dan D) yang berjubel parkir dihalaman showroom. Sesekali juga terlihat rombongan bis wisata yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu, berada di dareah ini.
Namun sayang karena sempitnya jalan (hanya sekitar 3 meteran), dan banyaknya kendaraan, seringkali menimbulkan kemacetan. Sehingga terpaksa untuk bis yang berukuran besar dan mengangkut 50 orang hanya parkir diluar kawasan. Dampaknya showroom yang berada di daerah pintu masuk lebih banyak memiliki keuntungan.
Menurut penduduk daerah tersebut, sering kali terlihat artis ibu kota yang berbelanja di beberapa showroom tersebut. Terakhir minggu lalu, kabarnya Luna Maya berbelanja batik disana meskipun saya tidak melihatnya langsung.
Berbagai motif dan bahan bisa kita jumpai disini, bahkan motif batik Pekalongan, Solo dan Jogja juga bisa kita temukan disini. Harga yang ditawarkan juga beragam, sesuai dengan bahan, apakah katun, sutra, serat nanas dan juga proses pengerjaannya, cap, sablon atau tulis. Harga batik tulis biasanya lebih mahal dua lainnya.
Jika ingin mendapatkan kualitas batik tulis yang bagus dengan harga yang lebih murah dari harga di showroom bisa langsung mendatangi pengrajinnya. Lokasi pengrajin batik, berada dibelakang showroom-showroom tersebut. Salah satu pengrajin batik tulis adalah Bapak Mustakim atau biasa dipanggil pak Ta’im, pemilik industri batik rumahan Batik Gemilang Sembilan Saudara. Bisa dijumpai dibelakang showroom Salma, dan disini kita bisa melihat langsung proses membatik yang memang membutuhkan kesabaran, kecermatan dan ketelitian tinggi..
Sumber : http://noem3d.wordpress.com