Taman Nasional Meru Betiri

Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki potensi flora, fauna dan ekosistem serta gejala dan keunikan alam yang dapat dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA).

Kawasan Taman Nasional Meru Betiri merupakan hutan hujan tropis dengan formasi hutan bervariasi yang terbagi ke dalam 5 tipe vegetasi yaitu vegetasi hutan pantai, vegetasi hutan mangrove, vegetasi hutan rawa, vegetasi hutan rheophyte dan vegetasi hutan hujan dataran rendah. Keadaan hutannya selalu hijau dan terdiri dari jenis pohon yang beraneka ragam serta bercampur jenis bambu yang tersebar di seluruh kawasan ini. Kondisi setiap tipe vegetasi di kawasan Taman Nasional Meru Betiri dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tipe Vegetasi Hutan Pantai
Formasi vegetasi hutan pantai terdiri dari 2 tipe utama yaitu formasi ubi pantai (Ipomea escaprae), dan formasi Barringtonia (25 - 50 m) pada daerah pantai yang landai dan akan berkurang luasnya jika pantainya terjal dan berbatu. Jenis yang paling banyak adalah ubi pantai (Ipomoea pescaprae) dan rumput lari (Spinifex squarosus). Formasi Baringtonia terdiri dari keben (Baringtonia asiatica), nyamplung (Calophyllum inophyllum), waru (Hibiscus tiliaceus), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus tectorius) dan lain-lain

Tipe Vegetasi Hutan Mangrove
Vegetasi ini dapat dijumpai di bagian timur Teluk Rajegwesi yang merupakan muara Sungai Lembu dan Karang Tambak, Teluk Meru dan Sukamade merupakan vegetasi hutan yang tumbuh di garis pasang surut. Jenis-jenis yang mendominasi adalah Pedada (Sonneratia caseolaris), Tancang (Bruguiera gymnorhiza) dan Nipah (Nypa fructicans).

Tipe Vegetasi Hutan Rawa
Vegetasi ini dapat dijumpai di belakang hutan payau Sukamade. Jenis-jenis yang banyak dijumpai diantaranya mangga hutan (Mangifera sp), sawo kecik (Manilkara kauki), ingas/rengas (Gluta renghas), pulai (Alstonia scholaris), kepuh (Sterculia foetida), dan Barringtonia spicota.

Tipe Vegetasi Hutan Rheophyt
Tipe vegetasi ini terdapat pada daerah-daerah yang dibanjiri oleh aliran sungai dan jenis vegetasi yang tumbuh diduga dipengaruhi oleh derasnya arus sungai, seperti lembah Sungai Sukamade, Sungai Sanen, dan Sungai Bandealit. Jenis yang tumbuh antara lain glagah (Saccharum spontanum), rumput gajah (Panisetum curcurium) dan beberapa jenis herba berumur pendek serta rumput-rumputan.

Tipe Vegetasi Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah
Sebagian besar kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri merupakan tipe vegetasi hutan hujan tropika dataran rendah. Pada tipe vegetasi ini juga tumbuh banyak jenis epifit, seperti anggrek dan paku-pakuan serta liana. Jenis tumbuhan yang banyak dijumpai diantaranya jenis walangan (Pterospermum diversifolium), winong (Tetrameles

nudiflora), gondang (Ficus variegata), budengan (Diospyros cauliflora), pancal kidang (Aglaia variegata), rau (Dracontomelon mangiferum), glintungan (Bischoffia javanica), ledoyo (Dysoxylum amoroides), randu agung (Gossampinus heptaphylla), nyampuh (Litsea sp), bayur (Pterospermum javanicum), bungur (Lagerstromia speciosa), segawe (Adenanthera microsperma), aren (Arenga pinnata), langsat (Langsium domesticum), bendo (Artocarpus elasticus), suren (Toona sureni), dan durian (Durio sibethinus). Terdapat pula vegetasi bambu seperti : bambu bubat (Bambusa sp), bambu wuluh (Schizastychyum blumei), dan bambu lamper (Schizastychyum branchyladium). Di dalam kawasan juga terdapat beberapa jenis rotan, diantaranya : rotan manis (Daemonorops melanocaetes), rotan slatung (Plectomocomia longistigma), rotan warak (Plectomocomia elongata) dan lain-lain.

Hingga saat ini di kawasan Taman Nasional Meru Betiri telah teridentifikasi flora sebanyak 518 jenis, terdiri 15 jenis yang dilindungi dan 503 jenis yang tidak dilindungi. contoh jenis yang dilindungi yaitu Balanopora (Balanophora fungosa) yaitu tumbuhan parasit yang hidup pada jenis pohon Ficus spp. Dan Padmosari/Rafflesia (Rafflesia zollingeriana) yang hidupnya tergantung pada tumbuhan inang Tetrastigma sp. Selain itu terdapat pula jenis flora sebagai bahan baku obat/jamu tradisional, dimana berdasarkan hasil uji petik di lapangan telah teridentifikasi sebanyak 239 jenis yang dapat dikelompokkan dalam 7 habitus, yaitu bambu, memanjat, herba, liana, perdu, semak dan pohon.

Hingga saat ini di kawasan Taman Nasional Meru Betiri telah teridentifikasi fauna sebanyak 217 jenis, terdiri dari 92 jenis yang dilindungi dan 115 jenis yang tidak dilindungi. Jumlah sebanyak itu meliputi 25 jenis mamalia (18 diantaranya dilindungi), 8 reptilia (6 jenis diantaranya dilindungi), dan 184 jenis burung (68 jenis diantaranya dilindungi).

Kawasan hutan Meru Betiri merupakan habitat terakhir harimau jawa (Panthera tigris sondaica). Pada tahun 1976 oleh WWF dilaporkan bahwa harimau jawa yang ada di Meru Betiri tinggal 5 ekor atau paling banyak 6 ekor (John Seidensticker dan Suyono, 1976).

Perjumpaan secara langsung terhadap satwa ini tidak pernah ada, namun beberapa inventarisasi yang dilakukan menunjukkan adanya tanda-tanda harimau jawa di kawasan ini yaitu berupa cakaran dan kotoran. Jenis satwa lain yang potensial dan perlu mendapatkan perhatian khusus adalah populasi penyu yang sering bertelur di Pantai Sukamade. Pantai ini merupakan habitat bertelur bagi penyu hijau (Chelonia mydas) dan

penyu sisik (Eretmochelys imbricata), serta jenis penyu lainnya seperti penyu slengkrah (Lepidochelys olivacea) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).

Upaya pelestarian penyu yang dilakukan ditempuh melalui kegiatan pengamanan pantai, pengumpulan telur, pembuatan tempat penetasan semi permanen, pemeliharaan telur yang ditetaskan, pemeliharaan tukik yang baru menetas, pemeliharaan tukik di tempat penampungan, tagging, sexing, pencatatan data jumlah penyu, pencatatan data jumlah telur, penyuluhan, pelayanan penelitian, pelepasan tukik ke laut, pendidikan dan pelatihan untuk pelajar dan mahasiswa.

Beberapa jenis satwa yang terdapat di dalam kawasan Meru Betiri antara lain kijang (Muntiacus muntjak), banteng (Bos javanicus), macan tutul (Panthera pardus), babi hutan (Sus sp), rusa (Cervus timorensis), kancil (Tragulus javanicus), musang luwak (Phardoxorus hermaprodytus), kukang (Nycticebus caoncang), landak (Hystrix brachiura), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kera hitam/lutung budeng (Trachypithecus auratus), kera (Macaca irus), trenggiling (Manis javanicus). Beberapa jenis burung seperti burung elang Jawa (Spizateus bartelsi), burung ular bodo (Spilormis

cheela), burung laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), burung elang hitam (Ictinaetus malayensis), burung elang bondol (Haliastur indus), burung elang brontok (Spizaetus cirrhatus), burung elang kelabu (Butastur indicus), burung sikep madu asia (Pernis ptilorynchus), burung kukuk beluk (Strix leptogrammica), burung alap-alap capung (Microhierax fringillarius), burung merak (Pavo muticus), burung rangkong (Buceros rhinoceros), serta beberapa jenis burung lainnya.

Berdasarkan penelitian H. Bartels dkk di kawasan Meru Betiri terdapat ± 180 jenis burung.

Obyek wisata di Taman Nasional Meru Betiri yang menarik untuk dikunjungi :

Bandealit
Wisata berkano dan berenang, penangkaran rusa (Cervus timorensis), Goa Jepang dan habitat Rafflesia zollingeriana dapat dinikmati di blok Krecek, dalam kawasan TNMB juga terdapat areal perkebunan Bandealit yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 131/Kpts-II/1998 dan Nomor : 132/Kpts-II/1998 tanggal 23 Pebruari 1998, areal ini dapat dijadikan sebagai tujuan agrowisata. Sukamade Habitat penyu bertelur, wisatawan dapat menyaksikan secara langsung aktifitas penyu naik ke pantai, bertelur maupun hanya sekadar memeti, di tempat ini juga terdapat penetasan semi alami untuk menetaskan telur-telur penyu kemudian tukik yang menetas dilepasliarkan kembali ke laut.

Rajegwesi
Akan dikembangkan menjadi Dusun Konservasi dan Wisata Bahari, aktifitas yang dapat dilakukan adalah berenang, wisata budaya (nelayan tradisional). Terdapat juga teluk Hijau dan teluk Damai yang terletak tidak jauh dari pantai Rajegwesi.

Jungle Tracking
Bagi pecinta alam ditawarkan juga wisata yang membutuhkan fisik yang kuat yaitu tracking/hiking, wisata ini menitikberatkan pada wisata petualangan yaitu :

Trans Bandealit
Teluk Meru (menginap) - Teluk Permisan (menginap) - Sukamade dengan waktu tempuh 2 - 3 hari.

Musim kunjungan terbaik : bulan Mei s/d September setiap tahunnya

Aksesibiltas
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dapat dicapai melalui dua jalur :

1. Jalur melalui Jember
Jember - Ambulu - Curahnongko - Bandealit sepanjang 64 Km dari arah Jember, dapat ditempuh selama 1,5 jam.

2. Jalur melalui Banyuwangi
a. Jember - Genteng - Jajag - Pesanggaran - Sarongan - Sukamade sepanjang 103 Km, dapat ditempuh selama 3,5 - 4 jam.

b. Denpasar - Banyuwangi - Genteng - Jajag - Pesanggaran - Sarongan - Sukamade sepanjang 127 Km, dapat ditempuh selama 4 - 4,5 jam.

Dinyatakan Menteri Pertanian tahun 1982
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No.277/Kpts-IV/1997 dengan luas 58.000 Ha

Ditetapkan - - -
Letak Administrasi Kab. Jember dan Kab. Banyuwangi – Jawa Timur
Letak Geografis 113º38’38” - 113º58’30” BT dan 8º20’48” - 8º33’48” LS
Iklim Tipe B dan sebagian C berdasarkan Schmidt dan Ferguson
Curah hujan di kawasan ini bervariasi antara 2.544 - 3.478 mm per tahun
Topografi berbukit-bukit dengan kisaran elevasi dari tepi laut hingga ketinggian 1.223 mdpl
Jenis tanah umumnya merupakan asosiasi dari jenis aluvial, regosol dan latosol

Sumber : http://www.dephut.go.id