Taman Nasional Betung Karihun, Wajah Rimba Sesungguhnya

Kawasan Taman Nasional Bentuang Karimun terletak di Kabupaten Kapuas Hulu Proppinsi Kalimantan Barat. Secara administratif berada di Kecamatan Putussibau dan Kecamatan Embaloh Hulu. Penetapan sebagai kawasan Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 467/Kpts-II/1995, dengan letak geografis antara 0° 33’ - 1° 33’ LU dan 112° 10’ - 114° 20’ BT.

Sebelah Utara kawasan berbatasan dengan Serawak (Malasyia), sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lanjak, sebelah Timur berbatasan dengan Cagar Alam Lanjak Entimau di Serawak (Malasyia) dan sebelah Barat berbatasan dengan Kalimantan Timur. Luas kawasan ± 800.000 Ha.

Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat pada tahun 1996/1997, mulai mengembangkan kawasan ini sebagai kawasan Taman Nasional melalui Proyek Pengembangan Kawasan Konservasi Kalimantan Barat.

Untuk mencapainya jantung Kalimantan ini, anda harus menempuh perjalanan yang cukup melelahkan sejauh 800 kilometer dari kota Pontianak. Namun, perjalanan sejauh ini tentu bukan halangan bagi pecinta maupun penikmat alam sejati.

Taman Nasional yang diresmikan pada 1992 ini meliputi wilayah seluas 800.000 Ha dan merupakan kawasan konservasi terluas di Kalimantan Barat. Puncak tertinggi di Betung Karihun adalah Gunung Kerihun (1,790 m) dan Lawit (1,770 m/5,810 ft). Meliputi areal yang sangat luas, wilayahnya yang berbukit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu Hutan Hujan Pegunungan, meliputi 2/3 wilayah dan Hutan Hujan Dataran Rendah.

Menurut catatan resmi, Taman Nasional Betung Karihun memiliki 652 spesies binatang. Diantara 54 spesies mamalia, terdapat 8 spesies primata termasuk Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus). Embaloh, sebuah wilayah di Betung Karihun yang berbatasan langsung dengan Malaysia merupakan area konsentrasi Orangutan Kalimantan. Selain itu, Betung Karimun juga rumah bagi 170 spesies serangga dan 25 spesies reptilia, termasuk buaya Senyulong.

Dua spesies tanaman berbeda mendominasi masing masing zona dengan 8 ekosistem yang ada di Betung Karihun. Di lahan gambut hutan tropis dataran rendah dipadati oleh beberapa spesies tumbuhan Keruing (Dipterocarpus), sementara dataran yang lebih tinggi ditumbuhi jenis-jenis pohon berkayu besar, seperti jelutung (Dyera costulata), Pulai (Alstonia sp) dan Belian (Eusideroxylon zwageri). Secara keseluruhan, terdapat 1.254 spesies tanaman yang tumbuh di Betung Karihun.

Berbagai kegiatan petualangan yang asik dan tak terlupakan bisa dilakukan di sini. Bagi pecinta tanaman, anda bisa melihat langsung berbagai spesies tanaman langka atau baru ditemukan bertebaran di kawasan ini Beberapa tanaman yang baru ditemukan antara lain Musa Lawitiensies dan Pinaga Bafidovariegata, sementara bunga langka yang bisa disaksikan yaitu Rafflesia dan Bunga Bangkai( Morpho-phallus).

Untuk pecinta satwa liar, anda bisa tinggal beberapa hari di hutan untuk memuaskan hasrat anda melihat polah tingkah jenis-jenis unggas, primata, bahkan ikan ataupun hewan lain di habitat aslinya. Sumber air mineral Sepan adalah tempat yang paling pas untuk pengamatan maupun pemotretan satwa liar, terutama saat musim kering. Berbagai jenis binatang hampir pasti datang dan minum dari sumber air ini untuk memenuhi kebutuhan mineral mereka.

Bagi yang gemar mengagumi ekowisata, segala sesuatu yang berkenaan dengan budaya setempat dengan berbagai kebijakan lokal tentang pelestarian hutan dan lingkungan tentu menarik untuk dipahami. Gawai Naik Dangi di Dayak Kayan Mendalam dan berbagai ritual dan upacara adat dari berbagai kelompok suku banyak diselenggarakan sebagai rasa terima kasih pada alam. Terdapat 7 kelompok suku Dayak yang hidup di wilayah Taman Nasional Betung Karihun.

Bagi pecinta alam, menyusuri hutan, sungai, gunung dan gua tentu menjadi godaan yang sulit ditolak. Jalan setapak menembus hutan perawan akan menuntun anda hingga Diang Kaung, sebuah gua kapur yang memiliki lukisan gua prasejarah berumur 5000 tahun. Selain itu, ada pula gua Diang Arong dan Tolo. Perjalanan mendaki akan sampai di puncak Kerihun atau Lawit setinggi lebih dari 1700 meter. Arung jeram mengarungi sungai-sungai yang menuruni perbukitan merupakan kegiatan yang pas untuk menyempurnakan petualangan anda. (Roberto J. Setyabudi/101008)

Sumber :
http://www.paketrupiah.com
http://www.dephut.go.id
Photo : http://www.kabarindonesia.com