Ribuan Cewek Cungkok Bertebaran Di Jakarta

JAKARTA Selama bumi berputar, pelacuran konon tidak bisa diberantas sampai tuntas. Kata pepatah, mati satu tumbuh seribu. Di Jakarta, sejak sepuluh tahun terakhir, persaingan bisnis pelacuran diwarnai kehadiran wanita-wanita asing, terutama mereka yang datang dari negeri China daratan atau akrab disebut cewek Cungkok.

Saking banyaknya kehadiran mereka di Jakarta, belum lagi harus bersaing dengan pelacur asing seperti dari Uzbekistan, cewek Cungkok kini tak lagi identik dengan kencan kelas atas hotel berbintang. Lewat perantara ‘mami’ beberapa dari mereka mau dibooking ke motel yang menerapkan tarif jam-jaman.

Dari penelusuran Pos Kota, ditambah keterangan dari berbagai sumber yang layak dipercaya, diperkirakan jumlah pelacur Cungkok yang berseliweran di tempat hiburan malam Jakarta mencapai 2.000 orang. Mereka umumnya tinggal di apartemen dan di bawah pengawasan sindikat yang terorganisir apik. Sindikat yang dikenal dengan sebutan agen ini mengatur pengiriman dan daerah operasi para Cungkok. Jika sudah terlalu lama di Jakarta, mereka bisa dirotasi ke Surabaya, Medan, Bandung, Semarang, dan Bali.

Pelacur Cungkok itu rata-rata berwajah cantik, berbodi sintal, putih mulus, hidung mancung dan tentu saja bersih. Beberapa di antara mereka ada yang terlihat masih remaja. Hal ini menjadi daya tarik memikat gairah pria hidung belang berkantong tebal yang doyan berburu Cungkok.

Tarif kencan bidadari-bidadari impor dari China ini berkisar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta untuk short time (tiga jam). Begitu juga dengan pelacur Uzbekistan, biasa disebut Uzbek atau kuda putih, yang dipatok Rp 2 juta. Mereka beroperasi di sejumlah lokasi hiburan malam seperti karaoke, hotel, diskotek, dan tempat sauna, yang bertebaran di wilayah Jakarta Barat.

Tetapi tak semua pelacur Cungkok bertarif jutaan. Di lokasi singing hall, tempat pria hidung belang kelas menengah menghibur diri, juga ada pelacur Cungkok. Seperti di tempat hiburan M, kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat, tarif pelacur Cungkok berkisar Rp 750 ribu. Umumnya, keberadaan pelacur Cungkok di tempat hiburan ini tergolong ‘liar.’ Mereka sudah tidak terikat oleh agen karena sudah terlalu lama berada di Jakarta, visa mereka pun sudah habis. Selain itu, mereka tidak bisa lagi bersaing dengan Cungkok baru yang mencari mangsa di tempat hiburan papan atas dan diorganisir agen. Cungkok kelompok inilah yang siap melayani kencan di motel-motel.

Tempat mangkal para pelacur Cungkok boleh dibilang telah merata, antara lain, diskotek dan sauna S di Jalan Hayam Wuruk, M di Gajah Mada, dan S di Mangga Dua Square. Kemudian, Sauna S di Kelapa Gading, Diskotek H di kawasan Ancol, Hotel L di Jalan Lodan, Diskotek T, Penjaringan, Diskotek M, Lokasari, Hotel C, Sawah Besar, Diskotek C, Glodok, dan Hotel B, Grogol, dan Karaoke M, Tamansari.

Samarkan Pekerjaan
Untuk mengelabui aparat, para pemasok ‘bunga-bunga oriental’ ini sengaja menyamarkan pekerjaan mereka. Menggunakan visa kunjungan wisata dengan kode 211, pelacur Cungkok itu menyaru bekerja di tempat hiburan sebagai pemandu karaoke. Tetapi, bukan sekadar pemandu karaoke semata, mereka berprofesi ganda sebagai pelacur yang bisa dibooking setiap saat.

Bagi tamu karaoke yang tertarik dengan Cungkok, mereka bisa kencan di kamar-kamar, yang umumnya disediakan pemilik tempat hiburan tersebut. Kalau mau sedikit aman, Cungkok bisa dibawa ke hotel atau motel.

Baru-baru ini petugas Badan Narkotika Provinsi (BNP) DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya sempat mendapati seorang Cungkok tengah dibooking pria kaya di Motel Pondok Impian, Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara.

Ketika petugas menanyakan identitas Cungkok berwajah cantik ini, ia tidak bisa berbahasa Indonesia. Petugas pun akhirnya hanya mencatat identitas pria berkantong tebal yang membooking Cungkok tersebut.

Banting Harga
Banyaknya Cungkok yang bersaing dalam mencari mangsa di sejumlah tempat hiburan, membuat para germo maupun ‘mami’ membanting harga untuk kencan short time maupun long time. Menjelang dinihari, harga pelacur Cungkok bisa dibandrol menjadi Rp 1 juta, bahkan Rp 750.000 untuk kencan tiga jam.

Namun tidak semua Cungkok itu benar-benar asal China. Kalau pelanggan tak cukup jeli, wanita-wanita keturunan China asal Singkawang, Kalimantan Barat, juga bisa mengaku datang dari China daratan. Pelanggan yang belum berpengalaman kadang tertipu juga.

Maraknya pelacur Cungkok mencari mangsa di Jakarta selama lima tahun terakhir berimbas pada persaingan bisnis di antara pemasok. Dengan dalih belum menerima fee atau persenan dari germo, baru-baru ini dua agen asal China menculik seorang Cungkok yang bekerja di Karaoke M, di Tamansari, Jakarta Barat. Cungkok ini disekap dua hari di kamar 416 Apartemen Metro Sunter, Jakarta Utara.

Korbannya, Zheng Yue Lan, 23, berhasil dibebaskan petugas Polda Metro Jaya. Sedangkan seorang pelaku penculik, Wo Chun Hua, 30, terpaksa ditembak di paha karena mencoba kabur. Rekannya, Wu Giong Ming, 32, luka parah karena nekat meloncat dari lantai empat apartemen tersebut.

Cungkok Dipajang
Di Hotel L, Jalan Lodan, ada pemandangan yang menggoda naluri kelelakian pengunjung hotel. Pengamatan Pos Kota, hotel ini sangat ramai dikunjungi para lelaki hidung belang pada Sabtu malam dan Minggu malam atau hari libur lainnya. Pada saat itu, parkir hotel sangat penuh sehingga banyak mobil yang parkir di pinggir Jalan Lodan. Bahkan parkir ruko di sekitar lokasi juga telah penuh.

Melihat jenis kendaraan yang datang, umumnya mereka berasal dari golongan kelas ekonomi menengah ke atas. Memasuki lobi hotel, terkesan biasa-biasa saja. Bahkan letaknya yang berada di antara ruko-ruko tidak mengesankan hotel ini banyak dikunjungi kalangan berduit.

Yang agak terasa lain, para penjaga keamanan hotel ini berpakaian safari. Ada kesan, para pengunjung hotel mendapat pengamanan ekstra ketat. Dari lobi hotel, para pengunjung yang berniat mencari hiburan bisa memilih untuk berkaraoke di lantai 3 dan diskotek di lantai dasar. Atau pijat dan sauna di lantai 7, yang pada malam tertentu ada pertunjukan striptease.

Para pengunjung yang ingin ke lantai 7 biasanya bisa menggunakan lift hingga lantai 6. Di lantai 6 ini ada semacam konter dan kasir yang dijaga sejumlah lelaki tegap dan gadis-gadis cantik.

Jika pengunjung dari lantai 6 ingin naik ke lantai 7, kepada mereka akan diberikan gelang-gelang yang ada nomornya. Setelah mendapatkan gelang pengunjung dipersilakan naik ke lantai 7 melewati tangga.

Memasuki lantai 7, pengunjung akan terpesona dengan banyaknya pelacur Cungkok dipajang duduk di sofa. Yang menarik, tidak hanya Cungkok dipajang, tapi kabarnya ada juga pelacur berasal dari Taiwan, Thailand, Uzbekistan, dan tentu saja gadis lokal.

Di lantai 7 ini terdapat bar serta kolam air panas. Banyak pengunjung yang mendengarkan musik dengan berendam di kolam air panas, sambil dipijat pelacur Cungkok pilihannya. Namun ada pula yang berbaring di pinggir kolam sambil tiduran di kursi malas. Untuk yang tiduran di kursi malas, biasanya dihibur dengan tarian gadis cantik yang hanya mengenakan BH dan celana dalam. Tamu bisa juga memesan makanan kecil dan minuman sambil ngobrol di saung-saung atau bar.

Saung Tirai Putih
Pada malam liburan, pertunjukan lebih seru bisa disaksikan pengunjung. Di dalam saung bertirai kain putih tembus pandang, terdapat tarian yang lebih berani. Tarian ini bisa disaksikan sekitar pukul 22.00 ke atas.

Pertunjukan sendiri dimulai ketika lampu penerangan berubah menjadi redup. Sepasang gadis belia berpakaian lengkap mulai menari-nari erotis di dalam saung tersebut. Selanjutnya, satu persatu mereka menanggalkan pakaian, yang pada akhirnya, benar-benar terlihat bugil. Tarian yang mereka bawakan tidak lebih dari gambaran bagaimana dua anak manusia tengah melakukan aktivitas seksual. Bagi mereka yang ingin memenuhi hasratnya tinggal memanggil ‘Mami’. Biasanya, pelacur Cungkok diminta berbaris di hadapan lelaki yang berminat. Untuk Cungkok, ‘Mami’ mematok tarif Rp 1,5 juta. Sedangkan pelacur kulit putih Rp 2 juta.

Jika tercapai kesepatakatan tarif kencan, tamu bisa membawa Cungkok ke kamar hotel. Sebagai tempat hiburan kelas atas tentu saja kondisi kamar yang diberikan cukup mewah, hampir seperti kamar hotel bintang 5.

Kamar ditata artistik bergaya naturalis. Dinding kamar dihiasi dengan semacam batang kayu kering. Lantai kamar dibuat alami dengan batu-batu kali halus. Kamar dilengkapi tempat tidur dengan ukuran cukup besar. Dan di sampingnya terdapat semacam bale-bale kayu untuk ngobrol. Sumber Pos Kota menyebutkan, Hotel L bebas memajang pelacur Cungkok karena pemiliknya dekat aparat penegak hukum.


Kencan di Ruang Sauna
Indonesia tidak hanya dibanjiri produk asal China berupa barang elektronik yang terkenal murah meskipun kurang berkualitas. Negeri Tirai Bambu ini juga mengimpor wanita penghiburnya, yang akrab dikenal dengan sebutan Cungkok.

Pelacur Cungkok sangat diminati para petualang seks bebas. Ini terlihat dari kehadiran mereka yang cukup banyak di tempat hiburan di ibukota, seperti diskotek, karaoke, pijat atau sauna. Bukan rahasia lagi, di kalangan pelanggan tempat hiburan, Cungkok punya daya tarik tersendiri. Seperti terlihat di tempat sauna dan hiburan malam M di Kawasan Kota, Jakarta Barat. Pos Kota mencoba menelusuri sekaligus mengintip lika-liku kencan bersama Cungkok, yang rata-rata berwajah cantik.

Pelacur Cungkok umumnya jadi pilihan pengunjung, selain wanita asal daratan Eropa Timur, seperti Uzbekistan dan Rusia. Di mata para pelanggan, Cungkok punya daftar daya tarik: Kulit putih bersih, wajah imut serta pelayanan ‘luar dalam’ yang lembut dan sabar. Pengakuan itu dituturkan sejumlah pelanggan tetap Cungkok kepada Pos Kota ketika bersama-sama mandi sauna di sebuah

Alasan lainnya yang meski tak rasional namun cukup diyakini sebagian pria hidung belang, ada anggapan kencan dengan pelacur Cungkok bisa mendatangkan hoki, selain menaikkan gengsi tamu itu sendiri, Maklum, tarif kencan short time berkirsar antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta.

Daftar Dulu
Untuk bisa mengencani Cungkok di tempat hiburan, pertama tamu harus mendaftar di lantai bawah, selanjutnya memperoleh kunci kamar dan mendapatkan pelayanan plus mandi sauna di lantai dasar yang bersebelahan dengan tempat pendaftaran.

Saat kami dibawa dan memasuki ruang sauna, para pengunjung, pada hari-hari tertentu di tempat ini disuguhi tari sensual yang dibawakan wanita muda belia, di sela-sela sedang mandi sauna. Ini merupakan menu awal yang disuguhkan tempat sauna tersebut untuk memberikan kepuasan luar dalam kepada pengunjung.

Enam wanita muda belia meliuk-liuk memamerkan tubuhnya, dimana tali BH dibuka penuh dan hanya mengenakan CD (celana dalam) berbentuk segi tiga untuk menutupi sedikit alat kelaminnya. Mereka pun terjun turut mandi sauna bareng dengan para pengunjung, setelah menari dan meliuk-liukan kemolekan tubuhnya di atas panggung.

Saat membaur, satu persatu-satu cewek seksi tanpa busana ini menghampiri para tamu yang tengah mandi sauna. Bahkan beberapa pengunjung dapat giliran menyentuh tubuh gadis-gadis belia tadi, yang menempel-nempelkan seluruh tubuhnya ke pria yang sudah dirangkulnya.

Tampaknya, pengelola sauna tersebut sengaja memberikan sensasi tari sensual tersebut untuk menyulut birahi pengunjung. Ujung-ujungnya yang diharapkan adalah kencan short time dengan pelacur Cungkok, wanita Eropa Timur, atau cewek lokal yang tersedia di tempat tersebut. Resep ini cukup ampuh. Banyak dari pengunjung terpancing untuk meneruskan hasrat birahinya dengan melanjutkan untuk ngamar.

Untuk hasrat ini, kami harus pindah ke lantai lain, dimana ada bar karaoke serta restauran mini yang di dalamnya bertebaran cewek Cungkok dan lainnya yang siap dipilih untuk diajak kencan.

Meski uang yang dikeluarkan terbilang besar, tapi minat lelaki penikmat pelacur Cungkok pun tak kunjung surut atau boleh dibilang kian ramai, apalagi di akhir pekan. Para penikmat pelacur Cungkok rela mengantre mendapat giliran bisa ngamar dengan mereka. Maklumlah, kapasitas kamar di tempat sauna itu terbatas meski terdiri beberapa lantai.

“Kamar di tempat kami selalu penuh khususnya menjelang akhir minggu,” ujar manajer tempat hiburan malam tersebut. Ia membenarkan Cungkok adalah pekerja seks asing yang paling laris dibanding Rusia dan Uzbekistan.”

Parade Cungkok
Di tempat hiburan lainnya, S masih di Kawasan Kota, Jakarta Barat, tamu dikejutkan saat masuk ke salah satu tempat santai. Pada bagian kiri pintu berderet puluhan Cungkok yang duduk berbaris hanya mengenakan pakaian dalam (BH) serta celana dalam (CD), yang dibalut secuil kain hingga ke pangkal paha.

Di tempat ini, peran ‘mami’ sangat penting. Maklumlah, selain mayoritas wanita Cungkok tak dapat berbahasa Indonesia dengan baik, untuk gampang proses berkencan kita butuh bantuan ‘Mami.’ Lebih 20 Cungkok dipanggil ‘Mami’ untuk berparade lenggak-lenggok layaknya fashion show.

Imut Tapi Liar
Kami pun akhirnya menjatuhkan pilihan pada Aumi, pelacur Cungkok berusia 22 tahun, yang berpenampilan imut malam itu. Wanita belia ini pun menebarkan senyum seraya mengerlingkan mata. Ia pun mengajak menuju sebuah kamar setelah mendapatkan kunci dari sang ‘Mami’.

Di dalam kamar, ditempelkan keterangan bahwa tamu dilarang membawa kemera. Kami pun mencoba mengajak Aumi, hanya sedikit bisa berbahasa Inggris dan lebih dominan bahasa China, guna mengorek keterangan. Cukup sulit untuk sama-sama memahi bahasa masing-masing dan kami lebih banyak menggunakan bahasa isyarat.

Aumi yang datang dari Shenzen mengaku baru dua bulan berada di Jakarta. Lebih memprihatikan, ia tidak tahu berapa tamu harus membayar dirinya. Yang pasti, untuk sekali kencan, Aumi hanya mendapatkan uang Rp 500 ribu, sisanya diambil ‘Mami’ dan pemilik sauna.

Yang ia tahu hanya bagaimana memberikan servis yang baik kepada tamu agar mereka tidak kecewa dan mau kembali lagi ke pelukannya alias bisa menjadi pelanggan tetap.

Untuk memikat tamu, Aumi dan cewek-cewek Cungkok siap memberikan servis ‘liar’ dalam berkencan. Diawali dengan mandi bersama, pijat bila tamu menghendaki, lalu tehnik-tehnik kencan dengan mengeksplorasi seluruh anggota tubuh. Tak jarang mereka menawarkan untuk menggunakan berbagai peralatan untuk kencan, seperti vibrator, bahkan tali atau rantai kecil. Petualang seks bebas biasanya tertarik untuk mencoba-coba. Tetapi dari semuanya, kondom menjadi perangkat yang wajib digunakan ketika menuntaskan hasrat.

Sumber : http://www.korindo99.com