Kalau berbagai daerah kini berlomba-lomba mengembangkan tempat wisata alam, ternyata bukan demikian Pemda Kota Pekalongan. Sesuai dengan identitasnya sebagai Kota Batik, kini daerah di pantura itu mengembangkan wisata belanja, khususnya produk batik dan tekstil produksi alat tenun bukan mesin (ATBM).
Di daerah ini, ada tiga pasar grosir yang menjadi tempat wisata belanja, yakni Pasar Grosir Setono, Pusat Grosir Gamer, dan Mega Grosir MM, semuanya berada dalam satu lokasi di Jl Dr Soetomo, Pekalongan.
Bentuknya memang seperti pasar, namun pengunjung pasti menikmati datang ke sana. Hal ini terjadi karena lokasinya dibuat sedemikian rupa, sehingga berkesan bersih dan enak dipandang. Karena itu, tidak aneh banyak wisatawan yang menyempatkan diri berbelanja batik. Biasanya, wisatawan domestik yang sengaja datang di grosir untuk belanja batik, betah berjam-jam ada di pasar.
Apa yang menarik? Sebagaimana Tanggulangin (Sidoharjo) yang dikenal produk kerajinan kulitnya dan Bandung dengan produk sepatunya dari Cibaduyut, Pasar Grosir Pekalongan menyediakan berbagai produk batik dan tekstil hasil ATBM.
''Yang jelas dari sekitar 650 kios yang ada, semua menjual tekstil, baik untuk kebutuhan anak-anak maupun dewasa. Harganya pun bervariasi, dari terendah Rp 15.000 hingga jutaan per potongnya. Motifnya pun berbeda-beda, sehingga pengunjung yang akan berbelanja dapat memilih sesuai dengan selera,'' papar Drs Sony Hikmalul, Dirut Yayasan Nagari, yang kini mengelola pasar Grosir Setono dan Pusat Grosir Gamer.
Khusus kemeja batik pun bervarasi harganya. Ada yang hanya Rp 15.000 berupa kaus batik printing dan ada juga yang Rp 2 juta, seperti kain sutra. Jadi di pasar itu, semua kalangan akan senang berbelanja. Kalaupun tidak berbelanja, sekadar menghilangkan rasa kejenuhan setelah lama menghabiskan waktunya untuk bekerja pun sangat cocok di sini.
Kini Pasar Grosir Pekalongan sudah dikenal di Indonesia, sehingga tidak aneh jika pada hari libur, puluhan bus wisata setiap harinya berhenti di sana. ''Setiap hari libur, rata-rata 15-20 bus yang mampir di pasar grosir,'' kata Sony.
Dibandingkan dengan Cibaduyut dan Tanggulangin, menurut Sony, grosir batik justru lebih menarik. Sebab, lokasi penjualannya mengelompok di tiga tempat, namun masih dalam satu jalur di pantura di Jl Dr Soetomo. Di pasar grosir itu, semua pengunjung disediakan fasilitas seperti wartel, tolilet dan kamar mandi. Juga tempat peristirahatan yang nyaman serta tempat ibadah yang memadai. Kalau lelah jalan-jalan di pasar, bisa istirahat dengan enak. (Trias Purwadi-17k)
Sumber : http://www.suaramerdeka.com