Pembangunan Bendungan Aswan Dimulai

9 Januari 1960, dimulailah proyek pembangunan bendungan rakasasa di sungai Nil, Mesir. Bendungan yang dinamakan “Bendungan Aswan” ini merupakan salah satu program ekonomi terpenting Presiden Mesir saat itu, Gamal Abdul Naser. Rencana pembangunan bendungan Aswan diumumkan tahun 1953 dan negara-negara Barat telah menyatakan kesiapan mereka untuk ikut serta dalam proyek ini. Namun, akibat nasionalisasi Terusan Suez oleh Gamal Abdul Naser pada tahun 1956 yang disusul dengan serangan dari Perancis, Inggris, dan Israel terhadap Mesir, pemerintah negara-negara Barat membatalkan bantuan mereka untuk menekan Mesir. Uni Soviet kemudian memanfaatkan kesempatan ini dengan memberikan bantuan dana dan teknologi kepada Mesir. Bendungan ini memiliki tinggi 114 meter, panjang 3600 meter, dan memproduksi listrik sebesar 2100 megawat. Selain itu, bendungan Aswan juga amat membantu dalam pengairan pertanaian Mesir.

Kerusuhan Anti AS di Panama

9 Januari 1964, menyusul dikibarkannya bendera Amerika Serikat di kawasan Terusan Panama, meletuslah kerusuhan besar menentang AS di negeri itu. Kerusuhan ini menewaskan dan melukai beberapa warga Panama akibat serangan dari tentara AS. Dalam Perang Dunia Kedua, AS mendirikan pangkalan militer di 134 daerah di Panama dan secara praktis negara ini telah diduduki oleh militer AS. Pada tahun 1947, akibat penentangan keras warga Panama, militer AS terpaksa angkat kaki dari negera ini. Namun, Panama dan AS masih terikat perjanjian pengelolaan bersama Terusan Panama. Akibat kerusuhan tahun 1964 itu, pada tahun 1967, Panama dan AS memberpaharui perjanjian mereka yang menyerahkan sepenuhnya pengurusan Terusan Panama kepada rakyat negeri ini.

Demonstrasi Besar di Kota Qom

9 Januari 1978, terjadi demostrasi menentang rezim Shah Pahlevi di kota Qom, Iran. Demonstrasi ini merupakan unjuk rasa besar-besaran pertama yang terjadi di Iran setelah 14 tahun berlalu sejak Kebangkitan 5 Januari 1964. Dengan demikian, jiwa perjuangan rakyat Iran untuk menentang rezim despotis yang berkuasa di negeri mereka, bangkit kembali. Demostrasi ini berlangsung akibat dimuatnya artikel yang menghina Imam Khomeini di sebuah surat kabar terbitan Teheran. Pada hari itu, para ulama dan rakyat kota Qom berkumpul di Masjid Besar dan menyerukan yel-yel anti rezim Shah. Tentara menghadapi demonstrasi ini dengan senjata sehingga banyak warga kota yang gugur syahid atau luka-luka. Kemudian, sebagian besar ulama kota inipun dibuang oleh pemerintah Shah ke kota-kota lain. Setahun kemudian, revolusi Islam meraih kemenangannya di Iran dan rezim Shah berhasil digulingkan.

Operasi Karbala Lima Dimulai

9 Januari 1987, dimulailah operasi militer Iran melawan agresor Irak yang diberi sandi Karbala Lima. Operasi Karbala Lima ini bertujuan untuk menaklukkan kota Basrah, kota terpenting kedua di Irak. Karena pentingnya kota ini, tentara Irak mendirikan barikade yang sangat kokoh sehingga hampir tidak mungkin ditembus. Namun, pejuang Iran yang berbekal semangat relijius yang amat besar, mampu menembus barikade kota ini. Dalam perang ini Irak kehilangan lebih dari 80 pesawat perang dan 700 tank militernya. Ribuan tentara Irak juga tewas atau luka-luka.

Operasi Karbala Lima ini merupakan serangan balik atas agresi Irak terhadap Iran yang dimulai tahun 1980. Saat itu, Rezim Saddam yang didukung oleh negara-negara Barat, Amerika, dan Uni Soviet berusaha menaklukkan Republik Islam yang baru saja berdiri. Namun, meskipun didukung oleh dua negara adidaya dunia, Irak tetap tidak berhasil mengalahkan Iran, bahkan tentara Iran berbalik masuk ke wilayah Irak, yaitu kota Basrah. Perang kedua negara ini berakhir setelah kedua pihak menerima rancangan gencatan sejata yang diajukan oleh PBB.

Ayatullah Mazandarani Meninggal

16 Dzulqa’dah 1309 Hijriah, Ayatullah Zainal Abidin Mazandarani, seorang ulama besar Iran, meninggal dunia. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, beliau pergi ke kota Najaf, Irak, untuk menuntut ilmu di hauzah ilmiah. Di Najaf, Ayatullah Mazandarani menimba ilmu dari ulama-ulama besar zaman itu, di antaranya Syaikh Murtadha Anshari. Selain berkecimpung di bidang ilmu, Ayatullah Zainal Abidin Mazandarani juga selalu memperhatikan kaum fakir miskin.

Sumber : http://www.al-hadj.com
Photo : http://chandrakantha.com