Keperawanan Ditukar Handphone

TERTANGKAPNYA pasangan germo dalam bisnis esek-esek di kalangan pelajar di Bogor yakni Buyung dan Fani, berawal dari adanya laporan seorang ibu. Ibu tersebut curiga dengan perubahan total penampilan anaknya.

Ibu berinisial Ra (40) tersebut mengaku curiga dengan perubahan penampilan anak kesayangannya, Ca (14). Beberapa bulan terakhir, kata Kepala Urusan Bina Operasi Polresta Bogor Iptu Pahyuni, anak perempuannya itu jadi tampil modis. Bocah itu selalu membawa uang banyak dan punya handphone baru.”Padahal ibu tersebut tak pernah memberinya. Barang-barang tersebut malah di luar kemampuan keluarga ibu tersebut,” kata Yuni menirukan laporan dari Ra.

Saat ditanya dari mana uang dan handphone tersebut diperoleh, Ca bilang dari seseorang. Setelah didesak Ra, bocah SMP tersebut akhirnya mengakui memperoleh dari seorang om yang sudah ia layani. Ibunya terkejut mendengar pengakuan tersebut. Lalu Ra juga menyebut pasangan Buyung-Fani yang telah menjerumuskan ke dunia esek-esek tersebut.

Fani sendiri bukan orang asing bagi Ra. Ia adalah keponakannya atau putri dari adik suaminya. Rupanya Fani tak mau mencari korban jauh-jauh. Ia menawari sepupunya sendiri dan ternyata berhasil.

Kepada polisi, Ca mengakui didatangi Buyung-Fani. Mereka menanyakan apakah ia mau punya uang banyak dan handphone baru yang paling mahal. Tentu saja Ca mengangguk. Begitu diberi tahu caranya, ternyata Ca juga tak menolak. Sudah lama bocah ABG itu merindukan sebuah handphone dan punya uang banyak.

Buyung dan Fani lalu menghubungi koleganya. Mereka bilang punya ABG perawan yang mau diajak kencan. Singkat kata, ada seorang lelaki hidung belang asal Jakarta yang berminat. Buyung dan lelaki itu lalu melakukan tawar menawar. Keperawanan Ca yang dihargai Buyung Rp 5 juta ditawar lagi jadi Rp 3 juta. Buyung pun setuju. Toh, berapa pun harganya ia tetap dapat bagian.

Ketiganya lalu meluncur ke sebuah mal yang berlokasi sekitar tiga kilometer dari Mapolresta Bogor. Di tempat itu mereka bertemu dengan seorang perempuan yang biasa dipanggil Mala (16). Menurut Iptu Yuni, Mala merupakan perempuan binaan pasangan Buyung-Fani. Mala pula selanjutnya yang menemani Ca mengantar ke lelaki hidung belang yang memesannya.

Mereka check in di salah satu hotel di kawasan Jakarta Selatan sesuai perjanjian.

Setelah Ca melayani lelaki hidung belang tersebut, Mala kembali mengantarnya ke Bogor. Di mal itu pula mereka bertemu lagi dan membagi uang Rp 3 juta hasil penjualan keperawanan Ca. Mala dapat Rp 800.000, Buyung Rp 300.000, Fani Rp 350.000 dan sisanya Rp 1,55 juta untuk Ca.

“Transaksi keperawanan itu terjadi Desember 2007 lalu. Hingga kini yang bersangkutan masih bertransaksi sehingga penampilannya pun pasti berbeda dari sebelumnya,” kata Iptu Yuni. Perubahan itu pastilah membuat tetangga dan kawan-kawan Ca kaget, apalagi ibunya. (07/04/08/http://www.kompas.com)

Sumber : http://beliti.wordpress.com